Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Seputar Kaltim
Nelayan saat melakukan aksi damai di depan kantor PT PHSS, Kecamatan Sangasanga, Kukar. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)
Tenggarong - Ratusan petani kerang dara di Kecamatan Muara Badak kembali menggelar demo di kantor Pertamina Hulu Sangsanga (PHSS), Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar), Selasa (4/2/2025).
Demo ini buntut matinya 3.871.080 ton Kerang Dara yang dipelihara petani Muara Badak karena diduga tercemar limbah PHSS pada Januari 2025 lalu.
Akibatnya, ratusan petani ini mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. "Hari ini kembali kita lakukan aksi dengan menghamburkan ratusan kerang yang sudah mati di depan kantor PHSS," kata seorang peserta aksi, Muhammad Yusuf.
Ia mengungkapkan, ini merupakan aksi yang keempat kalinya setelah petani melakukan mediasi di tingkat kecamatan maupun Kabupaten pada Januari 2025 lalu.
"Ini keresahan kita sebagai nelayan, beberapa kali sudah di mediasi tapi tak ada titik temu, makanya hari ini kita lakukan gerakan," kata Yusuf Selasa (4/2/2025).
Ia mengaku ada ratusan nelayan di enam desa yang terdampak oleh pencemaran limbah tersebut. Aksi ini akan terus dilakukan sampai PT PHSS menanggapi serius permasalahan yang telah terjadi.
"Kami rasa PHSS tidak serius menanggapi permasalahan ini. Ada ratusan nelayan dan jutaan kerang yang mati, kami hanya ingin meminta tanggung jawab sosial," ujarnya.
Dalam aksi tersebut, kata dia, para nelayan bersepakat untuk menutup pintu akses utama PT PHSS. "Ini bentuk kekecewaan, kami juga sudah berhenti mengekspor kerang dara sejak 18 Desember 2024 kemarin," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, pengambilan sempel telah dilakukan sebanyak dua kali dibantu Universitas Mulawarman (UNMUL) Samarinda. Tapi para nelayan tak kunjung mendapat hasilnya.
Akibat kejadian ini, kerugian mencapai miliaran rupiah. "Kami tegaskan kepada perusahaan, aksi ini akan berlanjut sampai ada kesepakatan yang serius ke nelayan," tegasnya.
(Sf/By)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Seputar Kaltim
Nelayan saat melakukan aksi damai di depan kantor PT PHSS, Kecamatan Sangasanga, Kukar. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)
Tenggarong - Ratusan petani kerang dara di Kecamatan Muara Badak kembali menggelar demo di kantor Pertamina Hulu Sangsanga (PHSS), Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar), Selasa (4/2/2025).
Demo ini buntut matinya 3.871.080 ton Kerang Dara yang dipelihara petani Muara Badak karena diduga tercemar limbah PHSS pada Januari 2025 lalu.
Akibatnya, ratusan petani ini mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. "Hari ini kembali kita lakukan aksi dengan menghamburkan ratusan kerang yang sudah mati di depan kantor PHSS," kata seorang peserta aksi, Muhammad Yusuf.
Ia mengungkapkan, ini merupakan aksi yang keempat kalinya setelah petani melakukan mediasi di tingkat kecamatan maupun Kabupaten pada Januari 2025 lalu.
"Ini keresahan kita sebagai nelayan, beberapa kali sudah di mediasi tapi tak ada titik temu, makanya hari ini kita lakukan gerakan," kata Yusuf Selasa (4/2/2025).
Ia mengaku ada ratusan nelayan di enam desa yang terdampak oleh pencemaran limbah tersebut. Aksi ini akan terus dilakukan sampai PT PHSS menanggapi serius permasalahan yang telah terjadi.
"Kami rasa PHSS tidak serius menanggapi permasalahan ini. Ada ratusan nelayan dan jutaan kerang yang mati, kami hanya ingin meminta tanggung jawab sosial," ujarnya.
Dalam aksi tersebut, kata dia, para nelayan bersepakat untuk menutup pintu akses utama PT PHSS. "Ini bentuk kekecewaan, kami juga sudah berhenti mengekspor kerang dara sejak 18 Desember 2024 kemarin," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, pengambilan sempel telah dilakukan sebanyak dua kali dibantu Universitas Mulawarman (UNMUL) Samarinda. Tapi para nelayan tak kunjung mendapat hasilnya.
Akibat kejadian ini, kerugian mencapai miliaran rupiah. "Kami tegaskan kepada perusahaan, aksi ini akan berlanjut sampai ada kesepakatan yang serius ke nelayan," tegasnya.
(Sf/By)