Investor Inggris Kepincut Pesona Maratua dan Derawan, Sekda Kaltim Ungkap Strategi Pengembangan Ala Papua

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    13 April 2025 11:32 WIB

    Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Sri Wahyuni saat mengisi materi tentang pariwisata di Dispar Kaltim. (Foto: HO-Disparkaltim)

    Samarinda - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Sri Wahyuni, mengungkapkan ketertarikan investor asal Inggris untuk berinvestasi dalam pengembangan pariwisata Pulau Maratua dan Pulau Derawan di Kabupaten Berau. 

    Hal ini menjadi angin segar bagi upaya Kaltim untuk menjadikan kedua pulau tersebut sebagai destinasi wisata berkelas internasional.

    Sri Wahyuni menjelaskan, ketertarikan investor Inggris ini bermula dari kunjungan Duta Besar Inggris ke Kaltim tahun lalu. 

    Dalam pertemuan tersebut, Pemprov Kaltim menyampaikan kebutuhan dukungan untuk pengembangan pariwisata di Pulau Maratua. Gayung bersambut, investor Inggris menunjukkan minatnya melalui Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

    "Waktu Dubes Inggris berkunjung tahun lalu, mereka menanyakan apa yang diperlukan oleh Kaltim, kita jawab perlu dukungan untuk blow action yang ada di Pulau Maratua. Setelah kita jelaskan, mereka tertarik lewat YKAN, akhirnya mereka memberikan bantuan untuk pengembangan pariwisata Maratua dan sekitarnya," ungkap Sri Wahyuni saat ditemui beberapa waktu lalu.

    Lebih lanjut, Sri Wahyuni menegaskan bahwa Pulau Maratua dan Derawan sebenarnya sudah dikenal di kancah internasional. Hal ini terbukti dari banyaknya wisatawan mancanegara yang secara rutin mengunjungi resor-resor di kedua pulau tersebut.

    "Jadi sebenarnya dari skala internasional sudah mulai didengar, sudah ada wisatawan yang setiap tahun itu secara tetap berkunjung ke sana," terangnya.

    Namun, Sri Wahyuni mengakui bahwa tantangan utama saat ini adalah tingginya biaya transportasi menuju Maratua, yang merupakan pulau terluar. 

    Keterbatasan akses penerbangan menjadi salah satu faktor penyebabnya. Meskipun sempat ada permintaan untuk membuka bandara internasional di Maratua, hal tersebut terkendala masalah keamanan penerbangan dan regulasi keimigrasian.

    Untuk mengatasi tantangan ini dan sekaligus mengembangkan pariwisata Maratua dan Derawan secara terstruktur, Pemprov Kaltim tengah memproses Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di Derawan dan sekitarnya, yang berada di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan, menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

    "Kenapa harus berproses BLUD, karena prospek kedepan lewat Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), berhasil mendapatkan donatur dari Inggris," jelasnya.

    Sri Wahyuni menuturkan, model pengembangan pariwisata di Papua menjadi inspirasi bagi Kaltim. Ia berharap, dengan status BLUD, UPTD Derawan dapat menjadi operator tunggal yang mengelola pariwisata Maratua dan sekitarnya secara profesional dan berstandar internasional.

    "Jadi satu operator. Kenapa perlu satu operator, ini kan yang punya nilai tinggi, nilai konservasinya tinggi. Jadi wisatawannya terjaga kenyamanannya. Juga jangan sampai mengganggu konservasi. Makanya perlu operator," tuturnya.

    Sebagai langkah konkret, Pemprov Kaltim berencana menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Berau pada bulan ini. 

    FGD tersebut akan melibatkan berbagai stakeholder terkait untuk membahas bagaimana semua pihak dan masyarakat dapat terlibat dalam mendukung pengelolaan destinasi wisata Maratua dan sekitarnya dengan layanan berstandar internasional di bawah BLUD UPTD Derawan.

    "Bagaimana semua pihak dan masyarakat bisa terlibat untuk mendukung pengelolaan destinasi wisata Maratua dan sekitarnya secara standar internasional dengan layanan di bawah BLUD UPTD di Derawan dan sekitar," pungkasnya.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Investor Inggris Kepincut Pesona Maratua dan Derawan, Sekda Kaltim Ungkap Strategi Pengembangan Ala Papua

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    13 April 2025 11:32 WIB

    Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Sri Wahyuni saat mengisi materi tentang pariwisata di Dispar Kaltim. (Foto: HO-Disparkaltim)

    Samarinda - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Sri Wahyuni, mengungkapkan ketertarikan investor asal Inggris untuk berinvestasi dalam pengembangan pariwisata Pulau Maratua dan Pulau Derawan di Kabupaten Berau. 

    Hal ini menjadi angin segar bagi upaya Kaltim untuk menjadikan kedua pulau tersebut sebagai destinasi wisata berkelas internasional.

    Sri Wahyuni menjelaskan, ketertarikan investor Inggris ini bermula dari kunjungan Duta Besar Inggris ke Kaltim tahun lalu. 

    Dalam pertemuan tersebut, Pemprov Kaltim menyampaikan kebutuhan dukungan untuk pengembangan pariwisata di Pulau Maratua. Gayung bersambut, investor Inggris menunjukkan minatnya melalui Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).

    "Waktu Dubes Inggris berkunjung tahun lalu, mereka menanyakan apa yang diperlukan oleh Kaltim, kita jawab perlu dukungan untuk blow action yang ada di Pulau Maratua. Setelah kita jelaskan, mereka tertarik lewat YKAN, akhirnya mereka memberikan bantuan untuk pengembangan pariwisata Maratua dan sekitarnya," ungkap Sri Wahyuni saat ditemui beberapa waktu lalu.

    Lebih lanjut, Sri Wahyuni menegaskan bahwa Pulau Maratua dan Derawan sebenarnya sudah dikenal di kancah internasional. Hal ini terbukti dari banyaknya wisatawan mancanegara yang secara rutin mengunjungi resor-resor di kedua pulau tersebut.

    "Jadi sebenarnya dari skala internasional sudah mulai didengar, sudah ada wisatawan yang setiap tahun itu secara tetap berkunjung ke sana," terangnya.

    Namun, Sri Wahyuni mengakui bahwa tantangan utama saat ini adalah tingginya biaya transportasi menuju Maratua, yang merupakan pulau terluar. 

    Keterbatasan akses penerbangan menjadi salah satu faktor penyebabnya. Meskipun sempat ada permintaan untuk membuka bandara internasional di Maratua, hal tersebut terkendala masalah keamanan penerbangan dan regulasi keimigrasian.

    Untuk mengatasi tantangan ini dan sekaligus mengembangkan pariwisata Maratua dan Derawan secara terstruktur, Pemprov Kaltim tengah memproses Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di Derawan dan sekitarnya, yang berada di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan, menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

    "Kenapa harus berproses BLUD, karena prospek kedepan lewat Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), berhasil mendapatkan donatur dari Inggris," jelasnya.

    Sri Wahyuni menuturkan, model pengembangan pariwisata di Papua menjadi inspirasi bagi Kaltim. Ia berharap, dengan status BLUD, UPTD Derawan dapat menjadi operator tunggal yang mengelola pariwisata Maratua dan sekitarnya secara profesional dan berstandar internasional.

    "Jadi satu operator. Kenapa perlu satu operator, ini kan yang punya nilai tinggi, nilai konservasinya tinggi. Jadi wisatawannya terjaga kenyamanannya. Juga jangan sampai mengganggu konservasi. Makanya perlu operator," tuturnya.

    Sebagai langkah konkret, Pemprov Kaltim berencana menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Berau pada bulan ini. 

    FGD tersebut akan melibatkan berbagai stakeholder terkait untuk membahas bagaimana semua pihak dan masyarakat dapat terlibat dalam mendukung pengelolaan destinasi wisata Maratua dan sekitarnya dengan layanan berstandar internasional di bawah BLUD UPTD Derawan.

    "Bagaimana semua pihak dan masyarakat bisa terlibat untuk mendukung pengelolaan destinasi wisata Maratua dan sekitarnya secara standar internasional dengan layanan di bawah BLUD UPTD di Derawan dan sekitar," pungkasnya.

    (Sf/Rs)