Imbas Minimnya Anggaran, PPU Hanya Pertandingkan 16 Cabor saat Popda 2025

    Seputarfakta.com - Agus Saputra -

    Seputar Kaltim

    09 Juli 2025 09:21 WIB

    Kepala Disdikpora PPU, Andi Singkerru (Foto: Agus Saputra/Seputarfakta.com)

    Penajam - Penajam Paser Utara (PPU) ditunjuk menjadi tuan rumah pada ajang Pekan Olahraga Pelajar (Popda) yang dijadwalkan digelar pada Oktober 2025 mendatang.

    Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) PPU, Andi Singkerru mengatakan hanya mempertandingkan 14 cabang olahraga (cabor) utama dan dua cabor ekshibisi atau pertandingan non-medali. 

    “Masih kita pertimbangkan karena ke depan akan direkapitulasi kembali,” ucap Andi, Rabu (9/7/2025).

    Adapun 16 cabor yang dipertandingkan adalah karate, gulat, pencak silat, atletik, kempo, judo, taekwondo, basket, bulu tangkis, tinju, menembak bola, pickleball dan lainnya.

    Sebelumnya Disdikpora PPU berencana mempertandingkan 21 cabor dalam ajang Popda 2025 atas permintaan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) yang menganjurkan jumlah cabor mengikuti pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas).

    Tapi jumlah itu akhirnya dikurangi karena menyesuaikan kemampuan keuangan daerah. Lima cabor yang diduga tidak jadi dipertandingkan pada ajang Popda 2025, yaitu dayung, catur, voli pantai, sepak takraw dan tenis meja.

    Andi Singkerru mengaku pemerintah daerah telah mengalokasikan anggaran senilai Rp7 miliar. Dana yang dinilai tidak sedikit itu dianggap kurang untuk menyukseskan pelaksanaan Popda secara maksimal.

    Menurutnya pelaksanaan popda memerlukan anggaran yang sangat besar, setidaknya membutuhkan tambahan dana sebesar Rp15 miliar dari Pemprov Kaltim.

    Tapi Pemprov Kaltim hanya mengalokasikan anggaran sekitar Rp3 miliar saja, sehingga pemerintah daerah cukup kesulitan untuk menyesuaikan dana yang tersedia.

    “Kami berharap provinsi banyak menanggung (anggaran), sedangkan kita hanya menanggung yang kecil-kecil saja yang sifatnya tidak terlalu besar,” bebernya.

    Andi menilai jika pelaksanaan popda berjalan sukses, maka Pemprov Kaltim akan menerima banyak pujian dan mendapat apresiasi. Tapi sebaliknya, jika pelaksanaannya mengalami kendala dan tidak berjalan baik, maka PPU yang merupakan tuan rumah akan memperoleh citra yang buruk dari para peserta.

    “Kalau pelaksanaan popda itu gagal, maka nama daerah PPU yang jelek karena tuan rumah. Jika sukses maka nama provinsi yang naik, sehingga kami mengharapkan adanya penambahan anggaran agar pelaksanaan ini sukses sesuai harapan,” tandasnya.

    (Sf/Lo)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Imbas Minimnya Anggaran, PPU Hanya Pertandingkan 16 Cabor saat Popda 2025

    Seputarfakta.com - Agus Saputra -

    Seputar Kaltim

    09 Juli 2025 09:21 WIB

    Kepala Disdikpora PPU, Andi Singkerru (Foto: Agus Saputra/Seputarfakta.com)

    Penajam - Penajam Paser Utara (PPU) ditunjuk menjadi tuan rumah pada ajang Pekan Olahraga Pelajar (Popda) yang dijadwalkan digelar pada Oktober 2025 mendatang.

    Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) PPU, Andi Singkerru mengatakan hanya mempertandingkan 14 cabang olahraga (cabor) utama dan dua cabor ekshibisi atau pertandingan non-medali. 

    “Masih kita pertimbangkan karena ke depan akan direkapitulasi kembali,” ucap Andi, Rabu (9/7/2025).

    Adapun 16 cabor yang dipertandingkan adalah karate, gulat, pencak silat, atletik, kempo, judo, taekwondo, basket, bulu tangkis, tinju, menembak bola, pickleball dan lainnya.

    Sebelumnya Disdikpora PPU berencana mempertandingkan 21 cabor dalam ajang Popda 2025 atas permintaan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) yang menganjurkan jumlah cabor mengikuti pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas).

    Tapi jumlah itu akhirnya dikurangi karena menyesuaikan kemampuan keuangan daerah. Lima cabor yang diduga tidak jadi dipertandingkan pada ajang Popda 2025, yaitu dayung, catur, voli pantai, sepak takraw dan tenis meja.

    Andi Singkerru mengaku pemerintah daerah telah mengalokasikan anggaran senilai Rp7 miliar. Dana yang dinilai tidak sedikit itu dianggap kurang untuk menyukseskan pelaksanaan Popda secara maksimal.

    Menurutnya pelaksanaan popda memerlukan anggaran yang sangat besar, setidaknya membutuhkan tambahan dana sebesar Rp15 miliar dari Pemprov Kaltim.

    Tapi Pemprov Kaltim hanya mengalokasikan anggaran sekitar Rp3 miliar saja, sehingga pemerintah daerah cukup kesulitan untuk menyesuaikan dana yang tersedia.

    “Kami berharap provinsi banyak menanggung (anggaran), sedangkan kita hanya menanggung yang kecil-kecil saja yang sifatnya tidak terlalu besar,” bebernya.

    Andi menilai jika pelaksanaan popda berjalan sukses, maka Pemprov Kaltim akan menerima banyak pujian dan mendapat apresiasi. Tapi sebaliknya, jika pelaksanaannya mengalami kendala dan tidak berjalan baik, maka PPU yang merupakan tuan rumah akan memperoleh citra yang buruk dari para peserta.

    “Kalau pelaksanaan popda itu gagal, maka nama daerah PPU yang jelek karena tuan rumah. Jika sukses maka nama provinsi yang naik, sehingga kami mengharapkan adanya penambahan anggaran agar pelaksanaan ini sukses sesuai harapan,” tandasnya.

    (Sf/Lo)