Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Gereja Oikumene di Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda pernah menjadi kasus pengeboman oleh teroris. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Umat Kristiani di Gereja Oikumene Samarinda merayakan Natal 2023 dengan damai dan khidmat. Kesibukan dalam suasana haru raya sudah terlihat sejak Minggu (24/12/2023) kemarin. Bahkan, tepat di Hari Natal Senin 25 Desember 2023, suasana Natal sudah terasa sejak pagi, sebab umat Kristiani yang berasal dari 3 jemaat berbeda, sudah menjejali gereja yang menjadi lokasi insiden penyerangan bom molotov 7 tahun silam tersebut.
Keamanan di sekitar gereja yang berlokasi di Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, diperketat oleh aparat kepolisian. Polresta Samarinda menurunkan 1.045 personel gabungan untuk mengawal 109 gereja di Kota Samarinda.
Pendeta dari Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI), Samion Peranginangin, mengapresiasi kesiapsiagaan aparat kepolisian dalam menjaga situasi kondusif. Ia mengatakan bahwa jemaat gereja Oikumene merasa aman dan nyaman beribadah.
"Puji Tuhan, aparat kita sangat sigap dan profesional. Memang dulu gereja Oikumene ini mengalami tragedi bom pada November 2016, tapi sejak itu aparat kita selalu tanggap dan responsif," ujar Samion ditemui usai melakukan ibadah Natal.
Gereja Oikumene yang didirikan pada 1981 ini, kini digunakan oleh tiga jemaat yang berbeda, yaitu Gereja Jemaat Kristus Indonesia (GJKI), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), dan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI).
"Sebelumnya ada empat jemaat, tapi sekarang Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) sudah pindah ke gereja baru di kilometer 5 arah Balikpapan. Ini adalah berkat yang Tuhan berikan kepada kami," tuturnya.
Samion menambahkan bahwa jadwal ibadah di gereja Oikumene dimulai dari pukul 06.00 - 07.30 Wita oleh GJKI, dilanjutkan oleh HKBP dari pukul 08.00 - 09.30 WITA, dan diakhiri oleh GPDI dari pukul 10.00 - 12 Wita. Ia juga berharap agar bisa mendapatkan gereja tambahan, agar tidak perlu bergantian dengan jemaat lain.
"Rencana kami juga ingin punya gereja sendiri, karena kalau satu gereja untuk tiga jemaat, pembinaan umat kurang maksimal. Oleh karena itu, kami terus berdoa dan meminta bantuan dari semua pihak, termasuk media, agar bisa mewujudkan gereja baru," jelasnya.
Ia juga mengucapkan harapan agar suasana damai dan harmonis ini bisa terus terjaga. "Harapan kami ke depan, keadaan baik ini bisa terus dipertahankan. Apalagi di sekitar kita, umat beragama hidup rukun dan toleran, saling menjaga dan menghormati," ungkapnya.
Sementara itu, Erwin, Babinkabtimnas Kelurahan Sengkotek, melaporkan bahwa keadaan di sekitar gereja Oikumene sangat kondusif. "Di sini kami bertugas untuk menjaga, dari kemarin sampai sekarang, terus berganti sesi, semuanya aman terkendali," terangnya.
(SF/RS)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Gereja Oikumene di Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda pernah menjadi kasus pengeboman oleh teroris. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Umat Kristiani di Gereja Oikumene Samarinda merayakan Natal 2023 dengan damai dan khidmat. Kesibukan dalam suasana haru raya sudah terlihat sejak Minggu (24/12/2023) kemarin. Bahkan, tepat di Hari Natal Senin 25 Desember 2023, suasana Natal sudah terasa sejak pagi, sebab umat Kristiani yang berasal dari 3 jemaat berbeda, sudah menjejali gereja yang menjadi lokasi insiden penyerangan bom molotov 7 tahun silam tersebut.
Keamanan di sekitar gereja yang berlokasi di Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, diperketat oleh aparat kepolisian. Polresta Samarinda menurunkan 1.045 personel gabungan untuk mengawal 109 gereja di Kota Samarinda.
Pendeta dari Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI), Samion Peranginangin, mengapresiasi kesiapsiagaan aparat kepolisian dalam menjaga situasi kondusif. Ia mengatakan bahwa jemaat gereja Oikumene merasa aman dan nyaman beribadah.
"Puji Tuhan, aparat kita sangat sigap dan profesional. Memang dulu gereja Oikumene ini mengalami tragedi bom pada November 2016, tapi sejak itu aparat kita selalu tanggap dan responsif," ujar Samion ditemui usai melakukan ibadah Natal.
Gereja Oikumene yang didirikan pada 1981 ini, kini digunakan oleh tiga jemaat yang berbeda, yaitu Gereja Jemaat Kristus Indonesia (GJKI), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), dan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPDI).
"Sebelumnya ada empat jemaat, tapi sekarang Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) sudah pindah ke gereja baru di kilometer 5 arah Balikpapan. Ini adalah berkat yang Tuhan berikan kepada kami," tuturnya.
Samion menambahkan bahwa jadwal ibadah di gereja Oikumene dimulai dari pukul 06.00 - 07.30 Wita oleh GJKI, dilanjutkan oleh HKBP dari pukul 08.00 - 09.30 WITA, dan diakhiri oleh GPDI dari pukul 10.00 - 12 Wita. Ia juga berharap agar bisa mendapatkan gereja tambahan, agar tidak perlu bergantian dengan jemaat lain.
"Rencana kami juga ingin punya gereja sendiri, karena kalau satu gereja untuk tiga jemaat, pembinaan umat kurang maksimal. Oleh karena itu, kami terus berdoa dan meminta bantuan dari semua pihak, termasuk media, agar bisa mewujudkan gereja baru," jelasnya.
Ia juga mengucapkan harapan agar suasana damai dan harmonis ini bisa terus terjaga. "Harapan kami ke depan, keadaan baik ini bisa terus dipertahankan. Apalagi di sekitar kita, umat beragama hidup rukun dan toleran, saling menjaga dan menghormati," ungkapnya.
Sementara itu, Erwin, Babinkabtimnas Kelurahan Sengkotek, melaporkan bahwa keadaan di sekitar gereja Oikumene sangat kondusif. "Di sini kami bertugas untuk menjaga, dari kemarin sampai sekarang, terus berganti sesi, semuanya aman terkendali," terangnya.
(SF/RS)