Hingga Desember 2024, Ada 78 kasus DBD di 3 Kampung di Berau, 1 Orang Meninggal Dunia 

    Seputarfakta.com - Baiq Eliana -

    Seputar Kaltim

    15 Desember 2024 07:35 WIB

    Puskesmas Kampung Bugis. (Foto: Baiq Eliana/seputarfakta.com)

    Tanjung Redeb - Jelang tutup tahun 2024, Puskesmas Kampung Bugis, Kabupaten Berau telah menangani total 78 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Kasus itu, berasal dari 3  wilayah, yakni Kelurahan Karang Ambun, Kelurahan Gayam dan Kelurahan Bugis.

    Surveilans dan pemegang program DBD di Puskesmas Kampung Bugis, Wartini mengatakan DBD dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik. Kematian sering kali terjadi pada kasus yang terlambat penanganannya.

    Secara rinci, dari 78 kasus yang ditangani pihaknya, kasus terbanyak terjadi di Kelurahan Karang Ambun, dengan total 32 kasus dan satu kematian.

    "Kebanyakan yang terkena anak-anak, anak balita adapun sekarang marak orang dewasa biasanya di tempat dia bekerja," ungkap Wartini. 

    Gejala awal DBD termasuk demam tinggi yang turun naik 2-7 hari. Masyarakat harus waspada jika demam berlangsung lebih dari 2-3 hari sebaiknya segera diperiksa di puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

    "Sebenarnya dari 2-3 hari memang tidak ada perubahan langsung aja bawa. Jangan sampai tunggu 7 hari. Karna kalau dia sampai lebih dari tiga hari itu kita takutnya lambat penanganan," pesannya. 

    Ia menegaskan penanganan cepat sangat penting jika pasien menunjukkan gejala DBD dan dalam 2-3 hari tidak ada perbaikan, ia menyarankan agar segera diperiksa di puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
    Upaya yang dilakukan dalam mencegah temuan penyakit demam berdarah antara lain gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk. Menurutnya masyarakat harus menjaga kebersihan baik di dalam maupun luar rumah. Sehingga ia mengimbau agar buang sampah dengan benar agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk. 

    "Karena memang dia bersarang pun di luar rumah DBD ini apabila disekitar lingkungannya itu terdapat banyak sampah," katanya. 

    Selain itu, ia mengimbau untuk melakukan Kegiatan 3M+ yaitu Menguras, Menutup dan Memanfaatkan/Mendaur Ulang seperti menggunakan kembali barang-barang yang bisa dimanfaatkan.

    "Plusnya itu ya kaya memelihara ikan terus dia menanam yang nda disukai nyamuk yaitu serai, lavender disekitar rumahnya terus dia bisa juga menggunakan obat anti nyamuk dirumah, ntah dia bentuk bakaran, listrik atau liquid cairan," ungkapnya.

    Warti juga mengajak masyarakat lebih aktif dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan selalu memantau tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan ini, diharapkan angka kasus DBD dapat berkurang dan masyarakat dapat terlindungi dari penyakit ini.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Hingga Desember 2024, Ada 78 kasus DBD di 3 Kampung di Berau, 1 Orang Meninggal Dunia 

    Seputarfakta.com - Baiq Eliana -

    Seputar Kaltim

    15 Desember 2024 07:35 WIB

    Puskesmas Kampung Bugis. (Foto: Baiq Eliana/seputarfakta.com)

    Tanjung Redeb - Jelang tutup tahun 2024, Puskesmas Kampung Bugis, Kabupaten Berau telah menangani total 78 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Kasus itu, berasal dari 3  wilayah, yakni Kelurahan Karang Ambun, Kelurahan Gayam dan Kelurahan Bugis.

    Surveilans dan pemegang program DBD di Puskesmas Kampung Bugis, Wartini mengatakan DBD dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik. Kematian sering kali terjadi pada kasus yang terlambat penanganannya.

    Secara rinci, dari 78 kasus yang ditangani pihaknya, kasus terbanyak terjadi di Kelurahan Karang Ambun, dengan total 32 kasus dan satu kematian.

    "Kebanyakan yang terkena anak-anak, anak balita adapun sekarang marak orang dewasa biasanya di tempat dia bekerja," ungkap Wartini. 

    Gejala awal DBD termasuk demam tinggi yang turun naik 2-7 hari. Masyarakat harus waspada jika demam berlangsung lebih dari 2-3 hari sebaiknya segera diperiksa di puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

    "Sebenarnya dari 2-3 hari memang tidak ada perubahan langsung aja bawa. Jangan sampai tunggu 7 hari. Karna kalau dia sampai lebih dari tiga hari itu kita takutnya lambat penanganan," pesannya. 

    Ia menegaskan penanganan cepat sangat penting jika pasien menunjukkan gejala DBD dan dalam 2-3 hari tidak ada perbaikan, ia menyarankan agar segera diperiksa di puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
    Upaya yang dilakukan dalam mencegah temuan penyakit demam berdarah antara lain gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk. Menurutnya masyarakat harus menjaga kebersihan baik di dalam maupun luar rumah. Sehingga ia mengimbau agar buang sampah dengan benar agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk. 

    "Karena memang dia bersarang pun di luar rumah DBD ini apabila disekitar lingkungannya itu terdapat banyak sampah," katanya. 

    Selain itu, ia mengimbau untuk melakukan Kegiatan 3M+ yaitu Menguras, Menutup dan Memanfaatkan/Mendaur Ulang seperti menggunakan kembali barang-barang yang bisa dimanfaatkan.

    "Plusnya itu ya kaya memelihara ikan terus dia menanam yang nda disukai nyamuk yaitu serai, lavender disekitar rumahnya terus dia bisa juga menggunakan obat anti nyamuk dirumah, ntah dia bentuk bakaran, listrik atau liquid cairan," ungkapnya.

    Warti juga mengajak masyarakat lebih aktif dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan selalu memantau tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan ini, diharapkan angka kasus DBD dapat berkurang dan masyarakat dapat terlindungi dari penyakit ini.

    (Sf/Rs)