Harga Kakao di Berau Naik Dratis, Tembus Rp100 Ribu Per Kg

    Seputarfakta.com - Baiq Eliana -

    Seputar Kaltim

    04 Januari 2025 06:42 WIB

    Ilustrasi buah kakao. (Freepik)

    Tanjung Redeb - Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Berau menyoroti harga kakao yang meningkat hingga Rp100 ribu per Kilogram (Kg).

    Kenaikan ini dapat menjadi peluang bagi para petani kakao untuk mempertahankan dan meningkatkan produksinya.

    Kepala Disbun Berau, Lita Handini mengatakan kenaikan harga ini diprediksi akan bertahan dan menguntungkan hingga tahun ini. Kenaikan ini berkat tingginya permintaan dan terbatasnya pasokan dari negara-negara penghasil utama kakao.

    Ia menyampaikan, lonjakan harga kakao ini berdampak positif bagi petani kakao di Indonesia, khususnya di Berau.

    "Sejak enam bulan lalu, harga biji kakao kering fermentasi di Berau sudah mencapai Rp100 ribu per Kg. Sedangkan biji kakao basah sekitar Rp30 ribu per kg," kata Lita.

    Kata dia, sebelum harga melonjak, harga kakao grade AA hanya sekitar Rp70 ribu per Kg, sementara kakao basah biasanya dihargai antara Rp10 ribu sampai Rp12 ribu per Kg.

    Menurutnya, harga dapat meningkat tersebut dikarenakan kelangkaan kakao akibat gangguan produksi di negara-negara penghasil utama dan faktor lainya yang dapat mempengaruhi, yakni serangan hama yang sangat merugikan negara penghasil kakao, seperti beberapa negara di Afrika.

    Ia juga menjelaskan, untuk memulihkan kerugian akibat serangan hama membutuhkan waktu yang cukup panjang. "Ini membuka peluang bagi negara penghasil kakao lainnya, termasuk di Berau," ungkapnya

    Untuk itu, Lita mengajak para petani untuk menanam kakao di lahan-lahan yang ada di sekitar rumah mereka. Sebab potensi besar yang dimiliki oleh komoditas kakao menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Berau.

    "Kami rekomendasikan menanam kakao tidak perlu jauh-jauh, tapi di samping rumah kalau ada lahan kosong bisa dilakukan. Bertanam kakao memang lebih sulit dan membutuhkan ketelatenan, tetapi hasilnya sangat menjanjikan," bebernya.

    Lita berharap dengan harga yang terus meningkat dapat memotivasi petani untuk menanam kakao, sehingga dengan semangat yang tinggi dari para petani, produksi kakao di Berau dapat lebih meningkat.

    Apalagi kini permintaan yang cukup banyak dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan para petani di Kabupaten Berau.

    (Sf/By)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Harga Kakao di Berau Naik Dratis, Tembus Rp100 Ribu Per Kg

    Seputarfakta.com - Baiq Eliana -

    Seputar Kaltim

    04 Januari 2025 06:42 WIB

    Ilustrasi buah kakao. (Freepik)

    Tanjung Redeb - Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Berau menyoroti harga kakao yang meningkat hingga Rp100 ribu per Kilogram (Kg).

    Kenaikan ini dapat menjadi peluang bagi para petani kakao untuk mempertahankan dan meningkatkan produksinya.

    Kepala Disbun Berau, Lita Handini mengatakan kenaikan harga ini diprediksi akan bertahan dan menguntungkan hingga tahun ini. Kenaikan ini berkat tingginya permintaan dan terbatasnya pasokan dari negara-negara penghasil utama kakao.

    Ia menyampaikan, lonjakan harga kakao ini berdampak positif bagi petani kakao di Indonesia, khususnya di Berau.

    "Sejak enam bulan lalu, harga biji kakao kering fermentasi di Berau sudah mencapai Rp100 ribu per Kg. Sedangkan biji kakao basah sekitar Rp30 ribu per kg," kata Lita.

    Kata dia, sebelum harga melonjak, harga kakao grade AA hanya sekitar Rp70 ribu per Kg, sementara kakao basah biasanya dihargai antara Rp10 ribu sampai Rp12 ribu per Kg.

    Menurutnya, harga dapat meningkat tersebut dikarenakan kelangkaan kakao akibat gangguan produksi di negara-negara penghasil utama dan faktor lainya yang dapat mempengaruhi, yakni serangan hama yang sangat merugikan negara penghasil kakao, seperti beberapa negara di Afrika.

    Ia juga menjelaskan, untuk memulihkan kerugian akibat serangan hama membutuhkan waktu yang cukup panjang. "Ini membuka peluang bagi negara penghasil kakao lainnya, termasuk di Berau," ungkapnya

    Untuk itu, Lita mengajak para petani untuk menanam kakao di lahan-lahan yang ada di sekitar rumah mereka. Sebab potensi besar yang dimiliki oleh komoditas kakao menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Berau.

    "Kami rekomendasikan menanam kakao tidak perlu jauh-jauh, tapi di samping rumah kalau ada lahan kosong bisa dilakukan. Bertanam kakao memang lebih sulit dan membutuhkan ketelatenan, tetapi hasilnya sangat menjanjikan," bebernya.

    Lita berharap dengan harga yang terus meningkat dapat memotivasi petani untuk menanam kakao, sehingga dengan semangat yang tinggi dari para petani, produksi kakao di Berau dapat lebih meningkat.

    Apalagi kini permintaan yang cukup banyak dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan para petani di Kabupaten Berau.

    (Sf/By)