Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Ilustrasi jalur kereta dalam kota. (Freepik.com)
Samarinda - Dalam waktu kurang dari 10 tahun ke depan, warga Kota Samarinda bakal memiliki moda transportasi berbasis rel, yakni kereta api. Kalimantan, boleh dibilang ketinggalan soal moda transportasi ini, dibanding pulau-pulau besar lain di Indonesia, seperti Jawa dan Sumatra. Namun, penantian panjang warga Kota Tepian sebentar lagi bakal berakhir. Ya, kita bakal punya jalur kereta api.
Saat ini, Pemerintah Kota Samarinda tengah memacu pembangunan sistem transportasi massal modern dan ramah lingkungan, yakni kereta api (KA) Bandara APT Pranoto, yang merupakan salah satu program unggulan daerah ini.
Bahkan, dalam pra studi kelayakan atau pra Feasibility Study (FS) yang telah dibuat, KA Bandara APT Pranoto ditarget bisa operasional pada tahun 2031.
Berikut, Seputar Fakta merangkum Fakta-fakta Seputar Pembangunan Jalur Kereta Api di Kota Samarinda.
1. Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Dikerjakan Tahun Depan
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda, Hotmarulitua Manalu, menyebut pembuatan dokumen Feasibility Study alias studi kelayakan masuk dalam tahap kedua, dan bakal diselesaikan tahun 2024 mendatang.
"Anggaran Rp1,5 miliar sudah disiapkan," kata Kadishub, di Hotel Fugo, Samarinda, Senin (18/12/2023).
2. Rancangan Dasar Dikerjakan Tahun 2025
Menurut Manalu, setelah FS selesai, tahap ketiga Pemkot Samarinda bersama konsultan PT Andalan Mitra Nusantara akan menyiapkan dokumen survei, investigasi dan rancangan dasar pada tahun 2025. Kemudian tahap keempat, pada tahun 2026, akan dilakukan penyusunan dokumen lingkungan dan analisis dampak lalu lintas (Andalalin).
3. Pekerjaan Pembangunan Dimulai Tahun 2028
Tahap kelima adalah penyusunan dokumen Detail Engineering Design (DED), yang dijadwalkan selesai pada tahun 2027. Tahap keenam adalah pengadaan lahan dan pelaksanaan kerja, yang dimulai pada tahun 2028 dan berakhir pada tahun 2030. Tahap ketujuh adalah uji coba dan operasional, yang ditargetkan pada tahun 2031.
4. Jalur Kereta Dalam Kota Samarinda Masuk dalam Cakupan Kereta Api Trans Kalimantan
Pembangunan KA Bandara APT Pranoto sejalan dengan dokumen Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) dan Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL), yang mencakup rencana pengembangan jalur kereta api trans Kalimantan yang melintasi Kota Samarinda. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot Samarinda untuk mengembangkan transportasi publik yang efisien dan berkelanjutan.
5. Total Panjang Jalur Kereta Api 29,16 Kilometer dengan Anggaran Rp2,3 Triliun
Manalu menyebut pembangunan KA Bandara APT Pranoto sangat dibutuhkan mengingat pertumbuhan lalu lintas di Kota Samarinda mencapai 4,57 persen per tahun. "Dengan adanya KA Bandara APT Pranoto, diharapkan volume lalu lintas di beberapa ruas jalan menuju bandara bisa berkurang," kata Manalu.
Ia membeberkan biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperkirakan sebesar Rp2,3 triliun dalam menempuh jalur kereta kurang lebih 29,16 kilometer dengan jenis konstruksi berupa rel kereta elevated dan at grade.
6. Dibangun di Jalur Alternatif Terbaik Menuju Bandara APT Pranoto
Jalur itu disebut dengan alternatif 5 merupakan alternatif yang terbaik berdasarkan penelitian multi kriteria dengan mengacu pada pasal 11 peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No 11 Tahun 2012 Tentang Tata Cara penetapan Trase Jalur Kereta Api.
Jadi, rute jalur alternatif 5 adalah Loa Buah (Sekitar Jl KH Hasim Ashari), Jalan Mas Mansur, Terminal Sei Kunjang, Jalan Slamet Riyadi, Islamic center, Jalan Gajah Mada, Jalan KH Abdul Hasan, Agus Salim, Bandara Temindung, Terminal Lempake hingga Bandara APT Pranoto.
7. Biaya Operasional Kereta Api Tergolong Tinggi
Dalam kajian ini, perlu adanya pengembangan dari hasil kelayakan finansial lagi dari pihak konsultan, karena seluruh perhitungannya masih tidak layak. "Kita sudah melihat dari konsultan secara finansial tidak layak, tetapi secara ekonomi layak, jika hasil studi kelayakan nantinya masih tidak menunjukkan kelayakan finansial, kami akan mencari solusi," tuturnya.
Hal itu dinilai dari biaya operasi kereta per lintas sebesar biaya operasional Kereta Bandara APT Pranoto sebesar Rp3,6 juta atau dalam sehari dibutuhkan biaya Rp86 juta. Sehingga daripada itu, terdapat rekomendasi lainnya agar terciptanya ruang finansial dan ekonomi.
"Dari hasil rekomendasi yang dipaparkan, kami akan memulai koordinasi dengan pihak maskapai untuk menambah penerbangan. Selain itu, kami akan membuat daya tarik perjalanan dengan meningkatkan obyek wisata disekitar yang menarik, dan masih banyak lagi," pungkasnya.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Ilustrasi jalur kereta dalam kota. (Freepik.com)
Samarinda - Dalam waktu kurang dari 10 tahun ke depan, warga Kota Samarinda bakal memiliki moda transportasi berbasis rel, yakni kereta api. Kalimantan, boleh dibilang ketinggalan soal moda transportasi ini, dibanding pulau-pulau besar lain di Indonesia, seperti Jawa dan Sumatra. Namun, penantian panjang warga Kota Tepian sebentar lagi bakal berakhir. Ya, kita bakal punya jalur kereta api.
Saat ini, Pemerintah Kota Samarinda tengah memacu pembangunan sistem transportasi massal modern dan ramah lingkungan, yakni kereta api (KA) Bandara APT Pranoto, yang merupakan salah satu program unggulan daerah ini.
Bahkan, dalam pra studi kelayakan atau pra Feasibility Study (FS) yang telah dibuat, KA Bandara APT Pranoto ditarget bisa operasional pada tahun 2031.
Berikut, Seputar Fakta merangkum Fakta-fakta Seputar Pembangunan Jalur Kereta Api di Kota Samarinda.
1. Penyusunan Dokumen Studi Kelayakan Dikerjakan Tahun Depan
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda, Hotmarulitua Manalu, menyebut pembuatan dokumen Feasibility Study alias studi kelayakan masuk dalam tahap kedua, dan bakal diselesaikan tahun 2024 mendatang.
"Anggaran Rp1,5 miliar sudah disiapkan," kata Kadishub, di Hotel Fugo, Samarinda, Senin (18/12/2023).
2. Rancangan Dasar Dikerjakan Tahun 2025
Menurut Manalu, setelah FS selesai, tahap ketiga Pemkot Samarinda bersama konsultan PT Andalan Mitra Nusantara akan menyiapkan dokumen survei, investigasi dan rancangan dasar pada tahun 2025. Kemudian tahap keempat, pada tahun 2026, akan dilakukan penyusunan dokumen lingkungan dan analisis dampak lalu lintas (Andalalin).
3. Pekerjaan Pembangunan Dimulai Tahun 2028
Tahap kelima adalah penyusunan dokumen Detail Engineering Design (DED), yang dijadwalkan selesai pada tahun 2027. Tahap keenam adalah pengadaan lahan dan pelaksanaan kerja, yang dimulai pada tahun 2028 dan berakhir pada tahun 2030. Tahap ketujuh adalah uji coba dan operasional, yang ditargetkan pada tahun 2031.
4. Jalur Kereta Dalam Kota Samarinda Masuk dalam Cakupan Kereta Api Trans Kalimantan
Pembangunan KA Bandara APT Pranoto sejalan dengan dokumen Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) dan Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL), yang mencakup rencana pengembangan jalur kereta api trans Kalimantan yang melintasi Kota Samarinda. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot Samarinda untuk mengembangkan transportasi publik yang efisien dan berkelanjutan.
5. Total Panjang Jalur Kereta Api 29,16 Kilometer dengan Anggaran Rp2,3 Triliun
Manalu menyebut pembangunan KA Bandara APT Pranoto sangat dibutuhkan mengingat pertumbuhan lalu lintas di Kota Samarinda mencapai 4,57 persen per tahun. "Dengan adanya KA Bandara APT Pranoto, diharapkan volume lalu lintas di beberapa ruas jalan menuju bandara bisa berkurang," kata Manalu.
Ia membeberkan biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperkirakan sebesar Rp2,3 triliun dalam menempuh jalur kereta kurang lebih 29,16 kilometer dengan jenis konstruksi berupa rel kereta elevated dan at grade.
6. Dibangun di Jalur Alternatif Terbaik Menuju Bandara APT Pranoto
Jalur itu disebut dengan alternatif 5 merupakan alternatif yang terbaik berdasarkan penelitian multi kriteria dengan mengacu pada pasal 11 peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No 11 Tahun 2012 Tentang Tata Cara penetapan Trase Jalur Kereta Api.
Jadi, rute jalur alternatif 5 adalah Loa Buah (Sekitar Jl KH Hasim Ashari), Jalan Mas Mansur, Terminal Sei Kunjang, Jalan Slamet Riyadi, Islamic center, Jalan Gajah Mada, Jalan KH Abdul Hasan, Agus Salim, Bandara Temindung, Terminal Lempake hingga Bandara APT Pranoto.
7. Biaya Operasional Kereta Api Tergolong Tinggi
Dalam kajian ini, perlu adanya pengembangan dari hasil kelayakan finansial lagi dari pihak konsultan, karena seluruh perhitungannya masih tidak layak. "Kita sudah melihat dari konsultan secara finansial tidak layak, tetapi secara ekonomi layak, jika hasil studi kelayakan nantinya masih tidak menunjukkan kelayakan finansial, kami akan mencari solusi," tuturnya.
Hal itu dinilai dari biaya operasi kereta per lintas sebesar biaya operasional Kereta Bandara APT Pranoto sebesar Rp3,6 juta atau dalam sehari dibutuhkan biaya Rp86 juta. Sehingga daripada itu, terdapat rekomendasi lainnya agar terciptanya ruang finansial dan ekonomi.
"Dari hasil rekomendasi yang dipaparkan, kami akan memulai koordinasi dengan pihak maskapai untuk menambah penerbangan. Selain itu, kami akan membuat daya tarik perjalanan dengan meningkatkan obyek wisata disekitar yang menarik, dan masih banyak lagi," pungkasnya.
(Sf/Rs)