Cari disini...
seputarfakta.com-Lisda -
Seputar Kaltim
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kutai Timur (Kutim), Siti Robiah. (foto:lisda/seputarfakta.com)
Sangatta - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kutai Timur (Kutim) terus berperan aktif mendukung perencanaan pembangunan berbasis keluarga bersama pemerintah daerah (pemda).
Ketua TP PKK Kutim, Siti Robiah menyampaikan pihaknya bersinergi dengan 19 OPD dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh.
“Sinergi kami dengan OPD seperti DPPKB, DPPPA dan Dinas Kesehatan berjalan sangat baik. Pembinaan keluarga yang kami jalankan mencakup berbagai aspek, mulai dari administrasi kependudukan hingga kesehatan keluarga,” jelas Siti Robiah.
Ia menjelaskan program pemberdayaan keluarga dijalankan melalui empat kelompok kerja (pokja) dengan fokus masing-masing.
Pokja I menangani administrasi kependudukan, termasuk pentingnya akta kelahiran, identitas anak dan kelengkapan surat-menyurat lainnya. Pokja ini juga berperan dalam upaya pemberantasan narkoba, pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan penanggulangan perdagangan orang (trafficking).
Pokja II berfokus pada peningkatan pendidikan dan keterampilan anggota keluarga. Pokja III mengelola program ketahanan pangan dan tata laksana rumah tangga. Salah satu inisiatif utamanya adalah mendorong masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sayur, memelihara unggas, serta membudidayakan ikan dalam kolam kecil.
Pokja IV bertugas dalam bidang kesehatan keluarga, termasuk upaya pencegahan dan penanganan stunting. “Salah satu prioritas utama kami saat ini adalah penanganan stunting. Ini tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus dikerjakan secara kolaboratif antara PKK, OPD dan masyarakat,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan tantangan utama dalam pembinaan keluarga adalah masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat dalam mengelola keluarga dan lingkungan sekitar.
“Masyarakat masih ada yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan dan program Keluarga Berencana (KB), padahal hal ini sangat penting untuk mencegah stunting,” ungkapnya.
Dengan program yang terencana dan kerja sama semua pihak, TP PKK Kutim bertekad mewujudkan keluarga yang sehat, mandiri dan sejahtera untuk masa depan yang lebih baik.
(Sf/Lo)
Tim Editorial
Cari disini...
seputarfakta.com-Lisda -
Seputar Kaltim
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kutai Timur (Kutim), Siti Robiah. (foto:lisda/seputarfakta.com)
Sangatta - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kutai Timur (Kutim) terus berperan aktif mendukung perencanaan pembangunan berbasis keluarga bersama pemerintah daerah (pemda).
Ketua TP PKK Kutim, Siti Robiah menyampaikan pihaknya bersinergi dengan 19 OPD dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh.
“Sinergi kami dengan OPD seperti DPPKB, DPPPA dan Dinas Kesehatan berjalan sangat baik. Pembinaan keluarga yang kami jalankan mencakup berbagai aspek, mulai dari administrasi kependudukan hingga kesehatan keluarga,” jelas Siti Robiah.
Ia menjelaskan program pemberdayaan keluarga dijalankan melalui empat kelompok kerja (pokja) dengan fokus masing-masing.
Pokja I menangani administrasi kependudukan, termasuk pentingnya akta kelahiran, identitas anak dan kelengkapan surat-menyurat lainnya. Pokja ini juga berperan dalam upaya pemberantasan narkoba, pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan penanggulangan perdagangan orang (trafficking).
Pokja II berfokus pada peningkatan pendidikan dan keterampilan anggota keluarga. Pokja III mengelola program ketahanan pangan dan tata laksana rumah tangga. Salah satu inisiatif utamanya adalah mendorong masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sayur, memelihara unggas, serta membudidayakan ikan dalam kolam kecil.
Pokja IV bertugas dalam bidang kesehatan keluarga, termasuk upaya pencegahan dan penanganan stunting. “Salah satu prioritas utama kami saat ini adalah penanganan stunting. Ini tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus dikerjakan secara kolaboratif antara PKK, OPD dan masyarakat,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan tantangan utama dalam pembinaan keluarga adalah masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat dalam mengelola keluarga dan lingkungan sekitar.
“Masyarakat masih ada yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan dan program Keluarga Berencana (KB), padahal hal ini sangat penting untuk mencegah stunting,” ungkapnya.
Dengan program yang terencana dan kerja sama semua pihak, TP PKK Kutim bertekad mewujudkan keluarga yang sehat, mandiri dan sejahtera untuk masa depan yang lebih baik.
(Sf/Lo)