Duduk Perkara Polemik di Wisata Belanja GOR Kadrie Oening Sempaja Samarinda

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    15 Januari 2024 07:13 WIB

    Tenant Wisata Belanja di Gelora Kadrie Oening dipenuhi dengan orang yang berbelanja. (Foto: HO/Wisbel Kaltim)

    Samarinda - Masa Kontrak Komunitas Wisata Belanja (Wisbel) Kaltim yang berlokasi di Gelora Kadrie Oening Sempaja, Samarinda, sudah habis. Sehingga, Kepala UPTD PPO Gelora Kadrie Oening Sempaja, Dispora Kaltim mengganti struktur kepengyurusan yang ada. Dari pergantian itu, rupanya menimbulkan polemik.

    Diketahui, sebelumnya BPD Bank Kaltimtara akan mempertemukan kedua belah pihak untuk penyerahan, antara pengurus lama dan pengurus baru Wisbel Kaltim. Namun pernyataan yang tersebar di beberapa unggahan media sosial bahwa pengurus lama mangkir atas pertemuan itu. Bahkan dianggapnya tindakan yang dilakukan oleh UPTD tersebut mengambil alih secara paksa.

    "Seharusnya dari BPD ini antara pengurus lama sama pengurus baru itu kan dipertemukan, Hanya dari pengurus lama itu tidak ada memberikan respon atau serah terima semacam itu. Sehingga apa namanya dari pengurus baru, atas perintah dari BPD mengambil alih secara paksa semacam itu," ungkap Kepala UPTD PPO Gelora Kadrie Oening Sempaja Dispora Kaltim, Ruspiansyah beberapa waktu lalu.

    Namun, pengurus lama membantah akan hal itu. Pernyataan dari Kepala UPTD PPO Gelora Kadrie Oening dinilai kurang tepat. Komunitas Wisbel mengklaim bahwa mereka sudah berusaha berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait sebelum masa kontrak mereka berakhir pada 20 Desember 2023.

    "Kami perlu memberi klarifikasi bahwa kami sudah komunikasi jauh sebelum masa kontrak habis. Bahkan dari UPTD dan Bankaltimtara memberikan informasi bahwa kontrak akan tetap lanjut. Kalaupun perjanjian kerjasama belum kelar sebelum masa kontrak, dari mereka menjanjikan bahwa akan tetap jalan seperti biasa, tinggal retribusi penggunaan lahan untuk dikomunikasikan lebih lanjut. Sebab akan ada perubahan nilai retribusi," ujar Ketua Komunitas Wisbel, Jifran melalui keterangan persnya di Samarinda, Minggu (14/1/2023).

    Jifran menambahkan bahwa pada 11 Desember 2023, pihak Bankaltimtara mengkonfirmasi akan ada rapat yang mengundang semua pihak, baik itu UPTD PPO maupun komunitas. Namun, rapat tersebut diundur sampai ada rapat undangan dari UPTD. Setelah itu, Jifran mendengar kabar bahwa ada pengelola baru yang masuk.

    "Kami kemudian meminta pihak Bankaltimtara lagi untuk intensifkan rapat. Tidak lain, ini supaya tidak mengorbankan 300-an lebih pedagang Wisbel. Kita minta, meskipun berganti pengelola, tetapi tidak merubah pedagang yang ada. Namun hingga keluar keputusan Wisbel kembali dibuka dengan pengelola baru, tidak ada satupun respon untuk rapat itu," kata Jifran.

    Menurut Jifran, rapat tersebut juga sekaligus evaluasi, tujuannya supaya dalam masa transisi antara pengelola tidak terjadi kekacauan, atau hal lain yang mengganggu jalannya Wisbel. Misalnya, semua pihak paham kondisi tenda sudah rusak. Lantas apa yang harus dibagi ke pengelola baru soal itu. Kemudian data pedagang supaya tidak tumpang tindih. Banyak hal yang bisa dishare, seperti cara pemasangan dan bongkar tenda. Atau hal teknis lainnya supaya pengelola baru tidak kelabakan.

    "Kami yang sudah bertahun-tahun sudah paham pedagang di sana. Banyak hal yang harus dievaluasi sebagai catatan untuk pengelola baru agar segera menyesuaikan," ucap Jifran.

    Jifran juga membantah bahwa komunitas Wisbel lambat memberikan kunci gudang tenda, sehingga tenda baru bisa dikeluarkan hari Sabtu. Ia mengatakan bahwa dua minggu sebelum pergantian pengurus, tenda masih sanggup dipasang semua hingga kegiatan selesai. Ia juga menegaskan bahwa tenda-tenda tersebut adalah bantuan dari Bankaltimtara untuk digunakan pedagang, sehingga serusak-rusaknya barang tetap dijaga.

    "Bagi kami apa yang bisa kami maksimalkan akan dipergunakan dengan baik tanpa harus mengorbankan berbagai pihak, apalagi pedagang yang sangat kami utamakan. Kami menghargai keputusan itu, mengganti pengelola. Tapi bukan berarti harus mengeluarkan narasi yang seolah-olah kami dari komunitas ini tidak mau diajak ngobrol. 300-an lebih pedagang itu tahu apa yang kami lakukan dan kami upayakan," tutur Jifran.

    Terlepas dari itu semua, Jifran berharap Wisbel tetap berjalan dengan baik dan rapi. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Bankaltimtara dan UPTD PPO yang telah memberikan kesempatan kepada komunitas Wisbel untuk mengelola Wisbel selama ini.

    Menanggapi itu Humas BPD Kaltimtara, Kenda Setya, tak ingin permasalahan ini berlarut-larut agar kedepannya tidak mengganggu kegiatan Wisbel berikutnya.

    "Berjalan (Wisbel) sebagaimana mestinya mas, tidak menyangkutpautkan hal itu (masalah pernyataan dari UPTD)," pungkasnya.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Duduk Perkara Polemik di Wisata Belanja GOR Kadrie Oening Sempaja Samarinda

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    15 Januari 2024 07:13 WIB

    Tenant Wisata Belanja di Gelora Kadrie Oening dipenuhi dengan orang yang berbelanja. (Foto: HO/Wisbel Kaltim)

    Samarinda - Masa Kontrak Komunitas Wisata Belanja (Wisbel) Kaltim yang berlokasi di Gelora Kadrie Oening Sempaja, Samarinda, sudah habis. Sehingga, Kepala UPTD PPO Gelora Kadrie Oening Sempaja, Dispora Kaltim mengganti struktur kepengyurusan yang ada. Dari pergantian itu, rupanya menimbulkan polemik.

    Diketahui, sebelumnya BPD Bank Kaltimtara akan mempertemukan kedua belah pihak untuk penyerahan, antara pengurus lama dan pengurus baru Wisbel Kaltim. Namun pernyataan yang tersebar di beberapa unggahan media sosial bahwa pengurus lama mangkir atas pertemuan itu. Bahkan dianggapnya tindakan yang dilakukan oleh UPTD tersebut mengambil alih secara paksa.

    "Seharusnya dari BPD ini antara pengurus lama sama pengurus baru itu kan dipertemukan, Hanya dari pengurus lama itu tidak ada memberikan respon atau serah terima semacam itu. Sehingga apa namanya dari pengurus baru, atas perintah dari BPD mengambil alih secara paksa semacam itu," ungkap Kepala UPTD PPO Gelora Kadrie Oening Sempaja Dispora Kaltim, Ruspiansyah beberapa waktu lalu.

    Namun, pengurus lama membantah akan hal itu. Pernyataan dari Kepala UPTD PPO Gelora Kadrie Oening dinilai kurang tepat. Komunitas Wisbel mengklaim bahwa mereka sudah berusaha berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait sebelum masa kontrak mereka berakhir pada 20 Desember 2023.

    "Kami perlu memberi klarifikasi bahwa kami sudah komunikasi jauh sebelum masa kontrak habis. Bahkan dari UPTD dan Bankaltimtara memberikan informasi bahwa kontrak akan tetap lanjut. Kalaupun perjanjian kerjasama belum kelar sebelum masa kontrak, dari mereka menjanjikan bahwa akan tetap jalan seperti biasa, tinggal retribusi penggunaan lahan untuk dikomunikasikan lebih lanjut. Sebab akan ada perubahan nilai retribusi," ujar Ketua Komunitas Wisbel, Jifran melalui keterangan persnya di Samarinda, Minggu (14/1/2023).

    Jifran menambahkan bahwa pada 11 Desember 2023, pihak Bankaltimtara mengkonfirmasi akan ada rapat yang mengundang semua pihak, baik itu UPTD PPO maupun komunitas. Namun, rapat tersebut diundur sampai ada rapat undangan dari UPTD. Setelah itu, Jifran mendengar kabar bahwa ada pengelola baru yang masuk.

    "Kami kemudian meminta pihak Bankaltimtara lagi untuk intensifkan rapat. Tidak lain, ini supaya tidak mengorbankan 300-an lebih pedagang Wisbel. Kita minta, meskipun berganti pengelola, tetapi tidak merubah pedagang yang ada. Namun hingga keluar keputusan Wisbel kembali dibuka dengan pengelola baru, tidak ada satupun respon untuk rapat itu," kata Jifran.

    Menurut Jifran, rapat tersebut juga sekaligus evaluasi, tujuannya supaya dalam masa transisi antara pengelola tidak terjadi kekacauan, atau hal lain yang mengganggu jalannya Wisbel. Misalnya, semua pihak paham kondisi tenda sudah rusak. Lantas apa yang harus dibagi ke pengelola baru soal itu. Kemudian data pedagang supaya tidak tumpang tindih. Banyak hal yang bisa dishare, seperti cara pemasangan dan bongkar tenda. Atau hal teknis lainnya supaya pengelola baru tidak kelabakan.

    "Kami yang sudah bertahun-tahun sudah paham pedagang di sana. Banyak hal yang harus dievaluasi sebagai catatan untuk pengelola baru agar segera menyesuaikan," ucap Jifran.

    Jifran juga membantah bahwa komunitas Wisbel lambat memberikan kunci gudang tenda, sehingga tenda baru bisa dikeluarkan hari Sabtu. Ia mengatakan bahwa dua minggu sebelum pergantian pengurus, tenda masih sanggup dipasang semua hingga kegiatan selesai. Ia juga menegaskan bahwa tenda-tenda tersebut adalah bantuan dari Bankaltimtara untuk digunakan pedagang, sehingga serusak-rusaknya barang tetap dijaga.

    "Bagi kami apa yang bisa kami maksimalkan akan dipergunakan dengan baik tanpa harus mengorbankan berbagai pihak, apalagi pedagang yang sangat kami utamakan. Kami menghargai keputusan itu, mengganti pengelola. Tapi bukan berarti harus mengeluarkan narasi yang seolah-olah kami dari komunitas ini tidak mau diajak ngobrol. 300-an lebih pedagang itu tahu apa yang kami lakukan dan kami upayakan," tutur Jifran.

    Terlepas dari itu semua, Jifran berharap Wisbel tetap berjalan dengan baik dan rapi. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Bankaltimtara dan UPTD PPO yang telah memberikan kesempatan kepada komunitas Wisbel untuk mengelola Wisbel selama ini.

    Menanggapi itu Humas BPD Kaltimtara, Kenda Setya, tak ingin permasalahan ini berlarut-larut agar kedepannya tidak mengganggu kegiatan Wisbel berikutnya.

    "Berjalan (Wisbel) sebagaimana mestinya mas, tidak menyangkutpautkan hal itu (masalah pernyataan dari UPTD)," pungkasnya.

    (Sf/Rs)