Dua Tokoh Asal Kaltim Dinilai Berpotensi jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran 

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    10 Mei 2024 02:16 WIB

    Dua Tokoh Kaltim, Isran Noor dan Irwan, yang potensi mengisi kursi menteri Kabinet mendatang. (Kolase oleh seputarfakta.com)

    Samarinda - Presiden terpilih Prabowo Subianto mulai utak-atik susunan kabinet untuk pemerintahan mendatang, mengingat tak lama lagi dirinya akan terlantik secara resmi pada 10 Oktober 2024. 

    Perbincangan menarik juga terjadi pada kalangan partai politik pengusung. Sejumlah nama bertebaran di publik, bahkan nama artis pun ikut terseret. 

    Membawa seabrek program, untuk memenuhi itu kabarnya ada penambahan kementerian hingga 40 menteri, dari 34 yang dimiliki Presiden Joko Widodo saat ini.

    Namun, perbincangan menteri tak sedikitpun mengarah kepada Kalimantan Timur, yang kini notabenenya akan menjadi Istana Negara atau tempat dinasnya Prabowo Subianto dan jajarannya, kelak. 

    Menilik periode Kabinet Indonesia Maju, era Jokowi tak ada satupun putra daerah Kaltim yang menduduki kursi menteri. 

    Pengamat Politik dari Universitas Mulawarman, Budiman Chosiah mengatakan kala di periode Jokowi, ada salah satu sosok yang memang potensial menjadi representasi Kaltim.

    "Ketika Jokowi dulu mencari representasi dari Kaltim, maka Awang Faroek terdepan, yang jadi persoalan pak Awang Faroek waktu itu mendukung Prabowo," jelas Budiman.

    Tak menyerah dari satu sisi dalam melihat potensi tokoh, Budiman menyebut kampus bisa menjadi representasi. Universitas Mulawarman salah satu kampus terbesar di Kaltim, belum juga mampu merekomendasikan sosok menteri, karena Masjaya sebagai rektor kala itu bukanlah putra asli daerah Kaltim.

    Budiman meneropong sosok potensial yang dapat mengisi kursi Kementerian, ada dua tokoh Kaltim, yakni Isran Noor dan Irwan Fecho. 

    Melihat sepak terjang kedua tokoh tersebut tak dapat dapat diragukan lagi. Menurut Budiman, sebenarnya Isran memiliki kesempatan lebih, karena dalam kontestasi Pemilu 2024 kemarin, Isran mendukung penuh Prabowo. 

    "Tapi persoalannya pak Isran ini mau apa tidak? kalau kita berbicara pergerakan beliau, ingin jadi gubernur, bukan jadi menteri," tuturnya.

    Dalam sebuah pertemuan bersama organisasi daerah, Isran Noor menyampaikan keinginan kuatnya untuk tetap melanjutkan perjuangan di Kaltim. 

    Budiman memiliki nama lainnya, Irwan Fecho menjadi sosok yang kuat untuk mendapatkan kursi menteri itu. Dari teropong politik, partainya saat ini masuk dalam Koalisi Indonesia Maju, yang mana itu menjadi pertimbangan kuat.

    "Orang kedua yang berpotensi adalah Irwan Fecho," ujarnya.

    Budiman juga mengakui kinerja Irwan Fecho saat di parlemen. Namanya dikenal publik, saat keras menyuarakan dan menginterupsi soal UU Cipta Kerja yang berpotensi merusak lingkungan hingga mengabaikan hak-hak rakyat kecil.

    Sayangnya, dalam Pemilu ini, namanya tereliminasi oleh sejumlah politisi pendatang baru yakni Syafruddin, Nabil Husein Said Amin dan Edi Oloan Pasaribu. Diketahui, Irwan mendapatkan 66.077 suara, namun terganjal kolektivitas partai yang hanya mendapat 110.752 suara.

    Budiman berpandangan lain, meskipun Ibu Kota Negara (IKN) di Kaltim, belum tentu putra daerah akan dipilih, melihat beberapa komposisi Otorita dan terpilihnya Penjabat Gubernur dan Penjabat Bupati Penajam Paser Utara yang bukan putra asli daerah.

    "Sementara dua tokoh itu kuat menjadi representasi Kaltim," tutupnya.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Dua Tokoh Asal Kaltim Dinilai Berpotensi jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran 

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    10 Mei 2024 02:16 WIB

    Dua Tokoh Kaltim, Isran Noor dan Irwan, yang potensi mengisi kursi menteri Kabinet mendatang. (Kolase oleh seputarfakta.com)

    Samarinda - Presiden terpilih Prabowo Subianto mulai utak-atik susunan kabinet untuk pemerintahan mendatang, mengingat tak lama lagi dirinya akan terlantik secara resmi pada 10 Oktober 2024. 

    Perbincangan menarik juga terjadi pada kalangan partai politik pengusung. Sejumlah nama bertebaran di publik, bahkan nama artis pun ikut terseret. 

    Membawa seabrek program, untuk memenuhi itu kabarnya ada penambahan kementerian hingga 40 menteri, dari 34 yang dimiliki Presiden Joko Widodo saat ini.

    Namun, perbincangan menteri tak sedikitpun mengarah kepada Kalimantan Timur, yang kini notabenenya akan menjadi Istana Negara atau tempat dinasnya Prabowo Subianto dan jajarannya, kelak. 

    Menilik periode Kabinet Indonesia Maju, era Jokowi tak ada satupun putra daerah Kaltim yang menduduki kursi menteri. 

    Pengamat Politik dari Universitas Mulawarman, Budiman Chosiah mengatakan kala di periode Jokowi, ada salah satu sosok yang memang potensial menjadi representasi Kaltim.

    "Ketika Jokowi dulu mencari representasi dari Kaltim, maka Awang Faroek terdepan, yang jadi persoalan pak Awang Faroek waktu itu mendukung Prabowo," jelas Budiman.

    Tak menyerah dari satu sisi dalam melihat potensi tokoh, Budiman menyebut kampus bisa menjadi representasi. Universitas Mulawarman salah satu kampus terbesar di Kaltim, belum juga mampu merekomendasikan sosok menteri, karena Masjaya sebagai rektor kala itu bukanlah putra asli daerah Kaltim.

    Budiman meneropong sosok potensial yang dapat mengisi kursi Kementerian, ada dua tokoh Kaltim, yakni Isran Noor dan Irwan Fecho. 

    Melihat sepak terjang kedua tokoh tersebut tak dapat dapat diragukan lagi. Menurut Budiman, sebenarnya Isran memiliki kesempatan lebih, karena dalam kontestasi Pemilu 2024 kemarin, Isran mendukung penuh Prabowo. 

    "Tapi persoalannya pak Isran ini mau apa tidak? kalau kita berbicara pergerakan beliau, ingin jadi gubernur, bukan jadi menteri," tuturnya.

    Dalam sebuah pertemuan bersama organisasi daerah, Isran Noor menyampaikan keinginan kuatnya untuk tetap melanjutkan perjuangan di Kaltim. 

    Budiman memiliki nama lainnya, Irwan Fecho menjadi sosok yang kuat untuk mendapatkan kursi menteri itu. Dari teropong politik, partainya saat ini masuk dalam Koalisi Indonesia Maju, yang mana itu menjadi pertimbangan kuat.

    "Orang kedua yang berpotensi adalah Irwan Fecho," ujarnya.

    Budiman juga mengakui kinerja Irwan Fecho saat di parlemen. Namanya dikenal publik, saat keras menyuarakan dan menginterupsi soal UU Cipta Kerja yang berpotensi merusak lingkungan hingga mengabaikan hak-hak rakyat kecil.

    Sayangnya, dalam Pemilu ini, namanya tereliminasi oleh sejumlah politisi pendatang baru yakni Syafruddin, Nabil Husein Said Amin dan Edi Oloan Pasaribu. Diketahui, Irwan mendapatkan 66.077 suara, namun terganjal kolektivitas partai yang hanya mendapat 110.752 suara.

    Budiman berpandangan lain, meskipun Ibu Kota Negara (IKN) di Kaltim, belum tentu putra daerah akan dipilih, melihat beberapa komposisi Otorita dan terpilihnya Penjabat Gubernur dan Penjabat Bupati Penajam Paser Utara yang bukan putra asli daerah.

    "Sementara dua tokoh itu kuat menjadi representasi Kaltim," tutupnya.

    (Sf/Rs)