Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Salah satu penyajian menu MBG dari SPPG Sungai Pinang, yang saat ini operasionalnya diberhentikan untuk empat sekolah. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola oleh Dapur Sungai Pinang untuk empat sekolah di Samarinda dihentikan sementara secara mendadak.
Penghentian ini berlaku sejak Senin, 29 September 2025, hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Kebijakan ini tertuang dalam surat edaran yang ditandatangani oleh Kepala Regional Badan Gizi Nasional (BGN) wilayah Kalimantan Timur, Binti Maulina Putri.
Adapun keempat sekolah yang terdampak penghentian distribusi makanan ini adalah SMAN 2 Samarinda, SMAN 13 Samarinda, SMP Budi Luhur, dan SMA Budi Luhur.
"Dapur sungai pinang diberhentikan operasinya sampai dengan waktu yang tidak ditentukan," demikian bunyi kutipan isi surat edaran tersebut yang diterima pihak sekolah.
Keputusan penghentian ini sontak menimbulkan pertanyaan, terlebih Dapur Sungai Pinang sebelumnya sempat menjadi sorotan publik.
Pasalnya, pada Agustus 2025 lalu, sempat terjadi kehebohan akibat penemuan makanan basi hingga berulat dalam porsi MBG yang didistribusikan ke siswa SMAN 13 Samarinda.
Insiden tersebut bahkan mendapat perhatian dari pemerintah pusat yang menyarankan agar pihak pengelola dapur melakukan evaluasi menyeluruh.
Saat dikonfirmasi, Kepala SMA Negeri 2 Samarinda, Agus Gazali, membenarkan adanya penghentian program tersebut.
Namun, ia mengaku alasan yang disampaikan kepada pihak sekolah adalah karena adanya "permasalahan teknis".
"Kalau tidak salah, alasannya ada permasalahan teknis. Tidak disebut evaluasi, hanya diberhentikan sementara sampai waktu yang tidak ditentukan," ujar Agus.
Agus menegaskan, selama program berjalan di sekolahnya, ia belum pernah menerima keluhan serius dari siswa terkait kualitas makanan.
Bahkan, pihaknya selalu proaktif memberikan penilaian harian terhadap menu yang diterima.
"Setiap hari kita memberikan penilaian sebelum kotak makan dikembalikan. Selama ini tidak ada keluhan," tambahnya.
SMA Negeri 2 Samarinda sendiri setiap harinya menerima sekitar 1.077 porsi makanan MBG yang dikirim sekitar pukul 09.00 WITA.
"Program ini sudah berjalan hampir satu bulan setengah sejak akhir Agustus, dan sebelum penghentian ini, tidak ada laporan masalah di sekolah kami," pungkas Agus.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan resmi dari Badan Gizi Nasional mengenai rincian "masalah teknis" yang menjadi penyebab utama penghentian operasional Dapur Sungai Pinang.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Salah satu penyajian menu MBG dari SPPG Sungai Pinang, yang saat ini operasionalnya diberhentikan untuk empat sekolah. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola oleh Dapur Sungai Pinang untuk empat sekolah di Samarinda dihentikan sementara secara mendadak.
Penghentian ini berlaku sejak Senin, 29 September 2025, hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Kebijakan ini tertuang dalam surat edaran yang ditandatangani oleh Kepala Regional Badan Gizi Nasional (BGN) wilayah Kalimantan Timur, Binti Maulina Putri.
Adapun keempat sekolah yang terdampak penghentian distribusi makanan ini adalah SMAN 2 Samarinda, SMAN 13 Samarinda, SMP Budi Luhur, dan SMA Budi Luhur.
"Dapur sungai pinang diberhentikan operasinya sampai dengan waktu yang tidak ditentukan," demikian bunyi kutipan isi surat edaran tersebut yang diterima pihak sekolah.
Keputusan penghentian ini sontak menimbulkan pertanyaan, terlebih Dapur Sungai Pinang sebelumnya sempat menjadi sorotan publik.
Pasalnya, pada Agustus 2025 lalu, sempat terjadi kehebohan akibat penemuan makanan basi hingga berulat dalam porsi MBG yang didistribusikan ke siswa SMAN 13 Samarinda.
Insiden tersebut bahkan mendapat perhatian dari pemerintah pusat yang menyarankan agar pihak pengelola dapur melakukan evaluasi menyeluruh.
Saat dikonfirmasi, Kepala SMA Negeri 2 Samarinda, Agus Gazali, membenarkan adanya penghentian program tersebut.
Namun, ia mengaku alasan yang disampaikan kepada pihak sekolah adalah karena adanya "permasalahan teknis".
"Kalau tidak salah, alasannya ada permasalahan teknis. Tidak disebut evaluasi, hanya diberhentikan sementara sampai waktu yang tidak ditentukan," ujar Agus.
Agus menegaskan, selama program berjalan di sekolahnya, ia belum pernah menerima keluhan serius dari siswa terkait kualitas makanan.
Bahkan, pihaknya selalu proaktif memberikan penilaian harian terhadap menu yang diterima.
"Setiap hari kita memberikan penilaian sebelum kotak makan dikembalikan. Selama ini tidak ada keluhan," tambahnya.
SMA Negeri 2 Samarinda sendiri setiap harinya menerima sekitar 1.077 porsi makanan MBG yang dikirim sekitar pukul 09.00 WITA.
"Program ini sudah berjalan hampir satu bulan setengah sejak akhir Agustus, dan sebelum penghentian ini, tidak ada laporan masalah di sekolah kami," pungkas Agus.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan resmi dari Badan Gizi Nasional mengenai rincian "masalah teknis" yang menjadi penyebab utama penghentian operasional Dapur Sungai Pinang.
(Sf/Rs)