Cari disini...
Seputarfakta.com - Tria -
Seputar Kaltim
Ilustrasi genangan yang terjadi di kawasan Jalan Gatot Subroto Samarinda. (Foto: Tria/Seputarfakta.com)
Samarinda - Dalam dua pekan terakhir, warga Samarinda dihadapkan pada perubahan cuaca yang cepat. Pagi hari terasa panas menyengat, namun hujan deras bisa turun tiba-tiba di siang atau malam hari.
Ternyata kondisi ini ada penyebabnya. Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Samarinda, Wiwi Indasari Azis menyebut fenomena ini merupakan bagian dari masa peralihan musim.
Bulan April hingga Juni dikenal sebagai periode transisi dari musim hujan menuju musim kemarau.
“Jadi bulan April, Mei, dan Juni merupakan masa transisi menuju kemarau. Karena pada akhir Juni, Kalimantan Timur sudah mulai memasuki musim kemarau,” ujar Wiwi saat dikonfirmasi Selasa (29/4/2025) siang.
Perubahan cuaca yang cepat disebut Wiwi disebabkan oleh konvergensi, yaitu pertemuan angin yang membawa uap air. Proses tersebut akhirnya memicu terbentuknya awan-awan tebal yang berpotensi menurunkan hujan secara tiba-tiba.
“Kalau pagi atau siang panas lalu tiba-tiba hujan deras, itu karena adanya pengumpulan awan akibat arah angin,” jelasnya.
Memasuki bulan Mei, kondisi cuaca diperkirakan masih serupa. Potensi hujan lebat masih ada hingga pertengahan Juni. Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama terhadap potensi genangan air dan perubahan cuaca yang cepat.
“Kami terus memperbarui peringatan dini. Hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur pada 21–30 April masih berpotensi mengalami hujan lebat,” imbuhnya.
Terkait munculnya banjir di beberapa titik, BMKG menilai curah hujan di Samarinda selama April masih dalam kategori sedang, yakni berkisar antara 20 hingga 40 milimeter. Artinya, hujan saja belum cukup kuat untuk menyebabkan banjir.
Namun, menurutnya terdapat faktor lain seperti air pasang yang ikut memengaruhi kondisi genangan di Kota Samarinda
Sebab, menurutnya kombinasi antara hujan dan naiknya permukaan air bisa memperlambat aliran air, sehingga menyebabkan banjir.
Beberapa titik yang kerap mengalami genangan yakni di sebagain Jalan Gatot Subroto, Jalan KH Agus Salim, Jalan Dr Soetomo, dan kawasan Jalan S Parman.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Tria -
Seputar Kaltim
Ilustrasi genangan yang terjadi di kawasan Jalan Gatot Subroto Samarinda. (Foto: Tria/Seputarfakta.com)
Samarinda - Dalam dua pekan terakhir, warga Samarinda dihadapkan pada perubahan cuaca yang cepat. Pagi hari terasa panas menyengat, namun hujan deras bisa turun tiba-tiba di siang atau malam hari.
Ternyata kondisi ini ada penyebabnya. Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Samarinda, Wiwi Indasari Azis menyebut fenomena ini merupakan bagian dari masa peralihan musim.
Bulan April hingga Juni dikenal sebagai periode transisi dari musim hujan menuju musim kemarau.
“Jadi bulan April, Mei, dan Juni merupakan masa transisi menuju kemarau. Karena pada akhir Juni, Kalimantan Timur sudah mulai memasuki musim kemarau,” ujar Wiwi saat dikonfirmasi Selasa (29/4/2025) siang.
Perubahan cuaca yang cepat disebut Wiwi disebabkan oleh konvergensi, yaitu pertemuan angin yang membawa uap air. Proses tersebut akhirnya memicu terbentuknya awan-awan tebal yang berpotensi menurunkan hujan secara tiba-tiba.
“Kalau pagi atau siang panas lalu tiba-tiba hujan deras, itu karena adanya pengumpulan awan akibat arah angin,” jelasnya.
Memasuki bulan Mei, kondisi cuaca diperkirakan masih serupa. Potensi hujan lebat masih ada hingga pertengahan Juni. Karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama terhadap potensi genangan air dan perubahan cuaca yang cepat.
“Kami terus memperbarui peringatan dini. Hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur pada 21–30 April masih berpotensi mengalami hujan lebat,” imbuhnya.
Terkait munculnya banjir di beberapa titik, BMKG menilai curah hujan di Samarinda selama April masih dalam kategori sedang, yakni berkisar antara 20 hingga 40 milimeter. Artinya, hujan saja belum cukup kuat untuk menyebabkan banjir.
Namun, menurutnya terdapat faktor lain seperti air pasang yang ikut memengaruhi kondisi genangan di Kota Samarinda
Sebab, menurutnya kombinasi antara hujan dan naiknya permukaan air bisa memperlambat aliran air, sehingga menyebabkan banjir.
Beberapa titik yang kerap mengalami genangan yakni di sebagain Jalan Gatot Subroto, Jalan KH Agus Salim, Jalan Dr Soetomo, dan kawasan Jalan S Parman.
(Sf/Rs)