Cara PHKT Berbagi Manfaat Proyek Migas di Teluk Balikpapan

    Seputarfakta.com-Lisda -

    Seputar Kaltim

    11 September 2025 01:30 WIB

    Head of Communication, Relations, and CID Zona 10 PHKT, Dharma Saputra. (foto:Lisda/seputarfakta.com)

    Samarinda – PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) memiliki cara tersendiri dalam membagikan manfaat ekonomi dari operasi pengeboran dua sumur migas barunya di perairan Teluk Balikpapan. Alih-alih membuka lowongan kerja langsung, perusahaan memilih untuk menciptakan peluang usaha mandiri bagi masyarakat sekitar.
    Pengeboran dua sumur di Lapangan Yakin yang berlangsung sejak 25 Juli hingga 13 Agustus 2025 ini merupakan bagian dari upaya mendukung target produksi migas nasional. Namun, sifat dari kegiatan ini memiliki tantangan tersendiri dalam hal penyerapan tenaga kerja lokal.
    Head of Communication, Relations, and CID Zona 10 PHKT, Dharma Saputra, menjelaskan bahwa kegiatan pengeboran di lepas pantai bersifat padat modal, berisiko tinggi, dan mutlak memerlukan tenaga kerja dengan sertifikasi keahlian khusus di bidang migas. Hal inilah yang membuat keterlibatan langsung masyarakat sekitar dalam pekerjaan di rig menjadi sangat terbatas.
    “Kegiatan pemboran dilakukan sejak 25 Juli hingga 13 Agustus 2025, dengan menggunakan menara pemboran atau yang familiar dengan istilah rig offshore AE1,” ujar Dharma, Rabu (10/9/2025).
    Sebagai gantinya, PHKT menyalurkan manfaat proyek melalui Program Pelibatan dan Pengembangan Masyarakat (PPM). Program ini dirancang untuk menyentuh langsung kelompok-kelompok usaha yang ada di tengah masyarakat.
    “Masyarakat terlibat sebagai penerima manfaat PPM. Di antaranya adalah kelompok-kelompok UMKM, kelompok petani, nelayan yang tercakup dalam studi pemetaan sosial terlebih dahulu,” tambahnya.
    Beberapa bentuk dukungan yang telah disalurkan melalui program ini antara lain bantuan untuk kegiatan budidaya perikanan, penyediaan bibit bersertifikat bagi petani, serta berbagai pelatihan kewirausahaan untuk kelompok masyarakat. Dengan model ini, PHKT memastikan dampak ekonomi dari operasinya dapat dirasakan secara berkelanjutan.
    “Peluang berusahanya bukan semata peluang kerja bagi yang memiliki keahlian khusus, tapi peluang berusahanya terbuka di program-program PPM," pungkasnya.
    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Cara PHKT Berbagi Manfaat Proyek Migas di Teluk Balikpapan

    Seputarfakta.com-Lisda -

    Seputar Kaltim

    11 September 2025 01:30 WIB

    Head of Communication, Relations, and CID Zona 10 PHKT, Dharma Saputra. (foto:Lisda/seputarfakta.com)

    Samarinda – PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) memiliki cara tersendiri dalam membagikan manfaat ekonomi dari operasi pengeboran dua sumur migas barunya di perairan Teluk Balikpapan. Alih-alih membuka lowongan kerja langsung, perusahaan memilih untuk menciptakan peluang usaha mandiri bagi masyarakat sekitar.
    Pengeboran dua sumur di Lapangan Yakin yang berlangsung sejak 25 Juli hingga 13 Agustus 2025 ini merupakan bagian dari upaya mendukung target produksi migas nasional. Namun, sifat dari kegiatan ini memiliki tantangan tersendiri dalam hal penyerapan tenaga kerja lokal.
    Head of Communication, Relations, and CID Zona 10 PHKT, Dharma Saputra, menjelaskan bahwa kegiatan pengeboran di lepas pantai bersifat padat modal, berisiko tinggi, dan mutlak memerlukan tenaga kerja dengan sertifikasi keahlian khusus di bidang migas. Hal inilah yang membuat keterlibatan langsung masyarakat sekitar dalam pekerjaan di rig menjadi sangat terbatas.
    “Kegiatan pemboran dilakukan sejak 25 Juli hingga 13 Agustus 2025, dengan menggunakan menara pemboran atau yang familiar dengan istilah rig offshore AE1,” ujar Dharma, Rabu (10/9/2025).
    Sebagai gantinya, PHKT menyalurkan manfaat proyek melalui Program Pelibatan dan Pengembangan Masyarakat (PPM). Program ini dirancang untuk menyentuh langsung kelompok-kelompok usaha yang ada di tengah masyarakat.
    “Masyarakat terlibat sebagai penerima manfaat PPM. Di antaranya adalah kelompok-kelompok UMKM, kelompok petani, nelayan yang tercakup dalam studi pemetaan sosial terlebih dahulu,” tambahnya.
    Beberapa bentuk dukungan yang telah disalurkan melalui program ini antara lain bantuan untuk kegiatan budidaya perikanan, penyediaan bibit bersertifikat bagi petani, serta berbagai pelatihan kewirausahaan untuk kelompok masyarakat. Dengan model ini, PHKT memastikan dampak ekonomi dari operasinya dapat dirasakan secara berkelanjutan.
    “Peluang berusahanya bukan semata peluang kerja bagi yang memiliki keahlian khusus, tapi peluang berusahanya terbuka di program-program PPM," pungkasnya.
    (Sf/Rs)