Cari disini...
Seputarfakta.com-Lisda -
Seputar Kaltim
Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman. (foto:lisda/seputarfakta.com)
Sangatta - Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman, memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disalurkan ke sekolah-sekolah berjalan aman dengan standar kesehatan ketat, melibatkan ahli gizi dan mengantisipasi risiko keracunan.
Ia menegaskan bahwa seluruh dapur penyedia makanan dalam program MBG telah dilengkapi dengan tenaga ahli gizi. Mereka bertugas memastikan alat dan bahan makanan dalam kondisi layak serta menjaga kualitas pengolahan.
“Mereka mengawasi, menghitung kebutuhan gizi siswa, dan memastikan proses pengolahan makanan sesuai standar,” ujar Ardiansyah.
Selain itu, ia menekankan pentingnya perhatian terhadap potensi alergi pada siswa. Pihak sekolah diminta aktif memberikan informasi kepada pengelola dapur melalui formulir khusus.
“Ada Google Form khusus alergi yang bisa diisi pihak sekolah agar bisa diantisipasi,” jelasnya.
Penataan dapur juga menjadi perhatian serius. Menurut Ardiansyah, dapur harus memenuhi standar kebersihan dan kelayakan, termasuk area memasak, sterilisasi, hingga pengelolaan limbah.
“Ini bukan hanya soal kerapian, semua harus diperhatikan standar kelayakannya,” tegasnya.
Dengan pengawasan ketat dan keterlibatan tenaga ahli, Pemkab Kutim berharap program MBG dapat berjalan lancar tanpa insiden seperti keracunan makanan yang terjadi di beberapa daerah lain.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com-Lisda -
Seputar Kaltim
Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman. (foto:lisda/seputarfakta.com)
Sangatta - Bupati Kutai Timur (Kutim), Ardiansyah Sulaiman, memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disalurkan ke sekolah-sekolah berjalan aman dengan standar kesehatan ketat, melibatkan ahli gizi dan mengantisipasi risiko keracunan.
Ia menegaskan bahwa seluruh dapur penyedia makanan dalam program MBG telah dilengkapi dengan tenaga ahli gizi. Mereka bertugas memastikan alat dan bahan makanan dalam kondisi layak serta menjaga kualitas pengolahan.
“Mereka mengawasi, menghitung kebutuhan gizi siswa, dan memastikan proses pengolahan makanan sesuai standar,” ujar Ardiansyah.
Selain itu, ia menekankan pentingnya perhatian terhadap potensi alergi pada siswa. Pihak sekolah diminta aktif memberikan informasi kepada pengelola dapur melalui formulir khusus.
“Ada Google Form khusus alergi yang bisa diisi pihak sekolah agar bisa diantisipasi,” jelasnya.
Penataan dapur juga menjadi perhatian serius. Menurut Ardiansyah, dapur harus memenuhi standar kebersihan dan kelayakan, termasuk area memasak, sterilisasi, hingga pengelolaan limbah.
“Ini bukan hanya soal kerapian, semua harus diperhatikan standar kelayakannya,” tegasnya.
Dengan pengawasan ketat dan keterlibatan tenaga ahli, Pemkab Kutim berharap program MBG dapat berjalan lancar tanpa insiden seperti keracunan makanan yang terjadi di beberapa daerah lain.
(Sf/Rs)