Berkat Program TEFA, Siswa SMKN 2 Balikpapan Punya Pengalaman Layaknya Pegawai Industri

    Seputarfakta.com - Maya Sari -

    Seputar Kaltim

    03 Juli 2025 09:44 WIB

    SMK Negeri 2 Balikpapan miliki program Teaching Factory (TEFA), kurangi tingkat pengangguran. (Foto: Maya Sari/Seputarfakta.com)

    Balikpapan – SMKN 2 Balikpapan kini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga sudah seperti industri kecil yang memproduksi berbagai barang dan jasa yang langsung digunakan oleh masyarakat. Sekolah ini bahkan sudah menjual berbagai produk seperti cetak spanduk, mug, sablon digital, hingga layanan foto pre-wedding.

    Program ini merupakan bagian dari Teaching Factory (TEFA), sebuah konsep pembelajaran yang meniru dunia kerja nyata di industri. Program ini dipimpin oleh Kepala SMKN 2, Suparman, yang baru menjabat sejak akhir September 2023. Tak butuh waktu lama, ia berhasil membawa SMKN 2 menjadi salah satu SMK Pusat Keunggulan di Kaltim.

    “Sekarang sekolah kami sudah punya fasilitas produksi senilai Rp1 miliar, dan bisa melayani masyarakat secara langsung,” kata Suparman kepada awak media, Kamis (3/7/2025).

    Bahkan sekolah ini juga telah berstatus sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), artinya produk siswa bisa dijual secara legal dan profesional.

    Unit produksi ini dinamai Smart Biztefa, dan dijalankan layaknya sebuah perusahaan mini. Semua dikelola oleh siswa, mulai dari produksi, akuntansi, pelayanan, hingga promosi digital lewat media sosial. Mereka menjual langsung di showroom sekolah maupun secara online.

    Bukan hanya membuat siswa lebih siap kerja, Suparman juga ingin menanamkan nilai karakter dan keagamaan. Di sekolah, ada program mengaji pagi dan budaya 5S yakni Senyum, Sapa, Sopan, Santun, dan Salam. 

    “Saya ingin anak-anak ini tidak hanya pintar dan terampil, tapi juga berakhlak baik,” tambahnya.

    Berkat berbagai inovasi ini, Suparman dinobatkan sebagai Kepala Sekolah Berprestasi tingkat Wilayah 1 Kaltim. Salah satu penilaian penting adalah keberhasilan mengembangkan program TEFA sebagai solusi atas tingginya angka pengangguran lulusan SMK.

    “SMK sering dibilang penyumbang pengangguran. Tetapi kami ingin membuktikan bahwa lulusan kami siap kerja, wirausaha, atau lanjut kuliah,” jelasnya.

    Ia sendiri bukan orang baru di dunia pendidikan. Ia sudah 16 tahun mengajar di berbagai SMK, dan dikenal suka membawa siswa menjuarai lomba, baik di bidang akademik maupun olahraga.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Berkat Program TEFA, Siswa SMKN 2 Balikpapan Punya Pengalaman Layaknya Pegawai Industri

    Seputarfakta.com - Maya Sari -

    Seputar Kaltim

    03 Juli 2025 09:44 WIB

    SMK Negeri 2 Balikpapan miliki program Teaching Factory (TEFA), kurangi tingkat pengangguran. (Foto: Maya Sari/Seputarfakta.com)

    Balikpapan – SMKN 2 Balikpapan kini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga sudah seperti industri kecil yang memproduksi berbagai barang dan jasa yang langsung digunakan oleh masyarakat. Sekolah ini bahkan sudah menjual berbagai produk seperti cetak spanduk, mug, sablon digital, hingga layanan foto pre-wedding.

    Program ini merupakan bagian dari Teaching Factory (TEFA), sebuah konsep pembelajaran yang meniru dunia kerja nyata di industri. Program ini dipimpin oleh Kepala SMKN 2, Suparman, yang baru menjabat sejak akhir September 2023. Tak butuh waktu lama, ia berhasil membawa SMKN 2 menjadi salah satu SMK Pusat Keunggulan di Kaltim.

    “Sekarang sekolah kami sudah punya fasilitas produksi senilai Rp1 miliar, dan bisa melayani masyarakat secara langsung,” kata Suparman kepada awak media, Kamis (3/7/2025).

    Bahkan sekolah ini juga telah berstatus sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), artinya produk siswa bisa dijual secara legal dan profesional.

    Unit produksi ini dinamai Smart Biztefa, dan dijalankan layaknya sebuah perusahaan mini. Semua dikelola oleh siswa, mulai dari produksi, akuntansi, pelayanan, hingga promosi digital lewat media sosial. Mereka menjual langsung di showroom sekolah maupun secara online.

    Bukan hanya membuat siswa lebih siap kerja, Suparman juga ingin menanamkan nilai karakter dan keagamaan. Di sekolah, ada program mengaji pagi dan budaya 5S yakni Senyum, Sapa, Sopan, Santun, dan Salam. 

    “Saya ingin anak-anak ini tidak hanya pintar dan terampil, tapi juga berakhlak baik,” tambahnya.

    Berkat berbagai inovasi ini, Suparman dinobatkan sebagai Kepala Sekolah Berprestasi tingkat Wilayah 1 Kaltim. Salah satu penilaian penting adalah keberhasilan mengembangkan program TEFA sebagai solusi atas tingginya angka pengangguran lulusan SMK.

    “SMK sering dibilang penyumbang pengangguran. Tetapi kami ingin membuktikan bahwa lulusan kami siap kerja, wirausaha, atau lanjut kuliah,” jelasnya.

    Ia sendiri bukan orang baru di dunia pendidikan. Ia sudah 16 tahun mengajar di berbagai SMK, dan dikenal suka membawa siswa menjuarai lomba, baik di bidang akademik maupun olahraga.

    (Sf/Rs)