Cari disini...
Seputarfakta.com - Tria -
Seputar Kaltim
Evakuasi korban banjir di kawasan Perumahan Griya Mukti, Gunung Lingai Samarinda, Kamis (30/1/2025) sore. (Foto: Tria/Seputarfakta.com)
Samarinda – Banjir yang melanda sejumlah kawasan di Samarinda mulai menunjukkan penurunan. Kepala BPBD Samarinda, Suwarso, menyebutkan bahwa berdasarkan laporan terbaru yang dimilikinya, ketinggian air tersebut telah berkurang sekitar 5 hingga 10 cm.
Meski begitu, ribuan warga masih terdampak dan sebagian harus mengungsi.
Ia menyebut, banjir merendam sekitar 108 RT di seluruh Samarinda dengan jumlah rumah tangga terdampak mencapai 418 KK dan total 13.356 jiwa.
Sebanyak 3.956 bangunan juga terendam air. Wilayah yang paling parah terdampak adalah kawasan Sempaja Timur, khususnya daerah bantaran sungai dan rawa, termasuk kawasan Perumahan Griya Mukti, Gunung Lingai.
"Ituw data sementara jam 13.00 WITA," kata Suwarso saat melihat kondisi banjir di Perumahan Griya Mukti bersama dengan Wali Kota Samarinda, Kamis (30/1/2025) sore.
Proses evakuasi terus dilakukan bagi warga yang terdampak paling parah. Di Gunung Lingai, kata dia, terdapat empat kepala keluarga (KK) yang mengungsi ke rumah warga. Sementara untuk di kawasan Sempaja Timur, sebanyak 46 jiwa mengungsi, dengan 26 orang berada di Masjid Al Muhajirin dan 20 orang lainnya di bangunan RKM.
Di beberapa wilayah terdampak, dapur umum telah didirikan untuk memenuhi kebutuhan logistik pengungsi. Di Gunung Lingai dan Griya Mukti, dapur umum dipusatkan di posko setempat, sementara di Sempaja Timur, dapur umum berada di halaman Puskesmas.
Meski beberapa wilayah telah mengalami penurunan ketinggian air, ia menyebut bahwa kondisi masih bergantung pada faktor cuaca. Jika hujan tidak turun atau hanya terjadi hujan ringan, banjir diperkirakan akan terus menyusut.
Apalagi saat ini, kawasan hilir Sungai Karang Mumus (SKM) juga menunjukkan penurunan debit air, yang berkontribusi pada proses surutnya banjir di Samarinda.
Sementara itu, BPBD terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam penanganan banjir. Sebanyak 16 unit perahu telah dikerahkan untuk evakuasi warga, dan jumlah ini masih akan ditambah dengan bantuan dari kepolisian, relawan, Basarnas, serta warga setempat.
Dengan kondisi air yang berangsur surut, warga di beberapa daerah mulai berharap dapat kembali ke rumah mereka dalam waktu dekat, meskipun masih harus menunggu perkembangan lebih lanjut. BPBD mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi hujan susulan yang dapat memperlambat proses pemulihan.
"Kalau dihitung-hitung ada sekitar 25 perahu yang dipakai untuk membantu evakuasi warga," pungkasnya.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Tria -
Seputar Kaltim
Evakuasi korban banjir di kawasan Perumahan Griya Mukti, Gunung Lingai Samarinda, Kamis (30/1/2025) sore. (Foto: Tria/Seputarfakta.com)
Samarinda – Banjir yang melanda sejumlah kawasan di Samarinda mulai menunjukkan penurunan. Kepala BPBD Samarinda, Suwarso, menyebutkan bahwa berdasarkan laporan terbaru yang dimilikinya, ketinggian air tersebut telah berkurang sekitar 5 hingga 10 cm.
Meski begitu, ribuan warga masih terdampak dan sebagian harus mengungsi.
Ia menyebut, banjir merendam sekitar 108 RT di seluruh Samarinda dengan jumlah rumah tangga terdampak mencapai 418 KK dan total 13.356 jiwa.
Sebanyak 3.956 bangunan juga terendam air. Wilayah yang paling parah terdampak adalah kawasan Sempaja Timur, khususnya daerah bantaran sungai dan rawa, termasuk kawasan Perumahan Griya Mukti, Gunung Lingai.
"Ituw data sementara jam 13.00 WITA," kata Suwarso saat melihat kondisi banjir di Perumahan Griya Mukti bersama dengan Wali Kota Samarinda, Kamis (30/1/2025) sore.
Proses evakuasi terus dilakukan bagi warga yang terdampak paling parah. Di Gunung Lingai, kata dia, terdapat empat kepala keluarga (KK) yang mengungsi ke rumah warga. Sementara untuk di kawasan Sempaja Timur, sebanyak 46 jiwa mengungsi, dengan 26 orang berada di Masjid Al Muhajirin dan 20 orang lainnya di bangunan RKM.
Di beberapa wilayah terdampak, dapur umum telah didirikan untuk memenuhi kebutuhan logistik pengungsi. Di Gunung Lingai dan Griya Mukti, dapur umum dipusatkan di posko setempat, sementara di Sempaja Timur, dapur umum berada di halaman Puskesmas.
Meski beberapa wilayah telah mengalami penurunan ketinggian air, ia menyebut bahwa kondisi masih bergantung pada faktor cuaca. Jika hujan tidak turun atau hanya terjadi hujan ringan, banjir diperkirakan akan terus menyusut.
Apalagi saat ini, kawasan hilir Sungai Karang Mumus (SKM) juga menunjukkan penurunan debit air, yang berkontribusi pada proses surutnya banjir di Samarinda.
Sementara itu, BPBD terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan berbagai pihak dalam penanganan banjir. Sebanyak 16 unit perahu telah dikerahkan untuk evakuasi warga, dan jumlah ini masih akan ditambah dengan bantuan dari kepolisian, relawan, Basarnas, serta warga setempat.
Dengan kondisi air yang berangsur surut, warga di beberapa daerah mulai berharap dapat kembali ke rumah mereka dalam waktu dekat, meskipun masih harus menunggu perkembangan lebih lanjut. BPBD mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi hujan susulan yang dapat memperlambat proses pemulihan.
"Kalau dihitung-hitung ada sekitar 25 perahu yang dipakai untuk membantu evakuasi warga," pungkasnya.
(Sf/Rs)