Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Rumah yang ada di Desa Purwajaya terdampak longsor, hal ini diduga akibat sisa aktivitas tambang terdahulu. (Foto: HO-BambangArwanto/Seputarfakta.com)
Samarinda - Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Desa Purwajaya, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Senin (12/5/2025) sore, menyebabkan kerusakan hingga sejumlah warga terluka.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Bambang Arwanto, langsung turun tangan meninjau lokasi kejadian untuk mengidentifikasi penyebab dan langkah penanganan.
Dari hasil peninjauan di lapangan, Bambang Arwanto mengungkapkan bahwa pemicu utama banjir adalah pendangkalan Sungai Margamulya.
Pendangkalan ini diduga kuat akibat aktivitas pertambangan ilegal yang terjadi di masa lalu.
"Kami menduga kuat pendangkalan sungai ini merupakan imbas dari aktivitas tambang ilegal yang terjadi sekitar tahun 1999 hingga 2000 di wilayah bekas tambang PT MSA," tegas Bambang dihubungi di Samarinda.
Selain banjir, bencana tanah longsor juga terjadi di empat titik berbeda di Desa Purwajaya. Mirisnya, dua dari empat titik longsor tersebut langsung mengarah ke badan sungai.
Material longsor yang terbawa arus kemudian menyumbat aliran Sungai Margamulya, memperparah kondisi banjir yang melanda permukiman warga.
Akibat bencana ini, sebanyak 14 rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan. Selain kerugian materiil, delapan warga juga menjadi korban luka.
Empat di antaranya mengalami luka berat dan saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit terdekat.
Sementara itu, empat warga lainnya mengalami luka ringan dan telah mendapatkan penanganan medis. Beruntungnya, tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa tragis ini.
Menyikapi kondisi darurat ini, Dinas ESDM Provinsi Kalimantan Timur bergerak cepat. Bambang Arwanto menyatakan pihaknya telah menggandeng Forum Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (FPPM) untuk melakukan normalisasi Sungai Margamulya.
"Normalisasi sungai menjadi langkah awal yang sangat krusial untuk mencegah terjadinya banjir susulan. Kami menyadari bahwa untuk melakukan normalisasi ini dibutuhkan alat berat, dan sebagian besar alat berat ini berada di sektor pertambangan," jelas Bambang.
Lebih lanjut, Bambang mengumumkan bahwa rapat koordinasi lintas instansi akan segera digelar pada Kamis (15/5/2025) pukul 14.00 WITA di kantor Dinas ESDM.
Rapat ini akan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi dan Kabupaten, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sosial, Dinas Perhubungan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta perwakilan pemerintah desa dan kecamatan setempat.
"Kami harapkan untuk mengoptimalkan upaya pemulihan pascabencana ini. Kami ingin semua pihak dapat bergerak bersama, bahu-membahu membantu masyarakat Desa Purwajaya yang terdampak," tukasnya.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Rumah yang ada di Desa Purwajaya terdampak longsor, hal ini diduga akibat sisa aktivitas tambang terdahulu. (Foto: HO-BambangArwanto/Seputarfakta.com)
Samarinda - Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Desa Purwajaya, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Senin (12/5/2025) sore, menyebabkan kerusakan hingga sejumlah warga terluka.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Bambang Arwanto, langsung turun tangan meninjau lokasi kejadian untuk mengidentifikasi penyebab dan langkah penanganan.
Dari hasil peninjauan di lapangan, Bambang Arwanto mengungkapkan bahwa pemicu utama banjir adalah pendangkalan Sungai Margamulya.
Pendangkalan ini diduga kuat akibat aktivitas pertambangan ilegal yang terjadi di masa lalu.
"Kami menduga kuat pendangkalan sungai ini merupakan imbas dari aktivitas tambang ilegal yang terjadi sekitar tahun 1999 hingga 2000 di wilayah bekas tambang PT MSA," tegas Bambang dihubungi di Samarinda.
Selain banjir, bencana tanah longsor juga terjadi di empat titik berbeda di Desa Purwajaya. Mirisnya, dua dari empat titik longsor tersebut langsung mengarah ke badan sungai.
Material longsor yang terbawa arus kemudian menyumbat aliran Sungai Margamulya, memperparah kondisi banjir yang melanda permukiman warga.
Akibat bencana ini, sebanyak 14 rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan. Selain kerugian materiil, delapan warga juga menjadi korban luka.
Empat di antaranya mengalami luka berat dan saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit terdekat.
Sementara itu, empat warga lainnya mengalami luka ringan dan telah mendapatkan penanganan medis. Beruntungnya, tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa tragis ini.
Menyikapi kondisi darurat ini, Dinas ESDM Provinsi Kalimantan Timur bergerak cepat. Bambang Arwanto menyatakan pihaknya telah menggandeng Forum Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (FPPM) untuk melakukan normalisasi Sungai Margamulya.
"Normalisasi sungai menjadi langkah awal yang sangat krusial untuk mencegah terjadinya banjir susulan. Kami menyadari bahwa untuk melakukan normalisasi ini dibutuhkan alat berat, dan sebagian besar alat berat ini berada di sektor pertambangan," jelas Bambang.
Lebih lanjut, Bambang mengumumkan bahwa rapat koordinasi lintas instansi akan segera digelar pada Kamis (15/5/2025) pukul 14.00 WITA di kantor Dinas ESDM.
Rapat ini akan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi dan Kabupaten, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sosial, Dinas Perhubungan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta perwakilan pemerintah desa dan kecamatan setempat.
"Kami harapkan untuk mengoptimalkan upaya pemulihan pascabencana ini. Kami ingin semua pihak dapat bergerak bersama, bahu-membahu membantu masyarakat Desa Purwajaya yang terdampak," tukasnya.
(Sf/Rs)