Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Aplikasi Threads Besutan dari Meta Group yang dimiliki Mark Zuckerberg. (Ilustrasi)
Samarinda - Aplikasi baru buatan Meta Group besutan Mark Zuckerberg, yaitu Threads, digadang-gadang menjadi pesaing twitter. Ini dibuktikan dalam waktu tujuh jam sudah mencapai 10 juta pengguna setelah peluncuran pada Kamis (9/7/2023).
Warganet berbondong-bondong download aplikasi dan memberikan utasan pertamanya di Threads. Namun di balik ini akan ada pekerjaan baru bagi profesi Social Media Specialist.
Social Media Specialist PT Triditia Jaya Indonesia, Nuril Hafidz Wardah seorang pelaku yang analisis media sosial menerangkan Threads ini imbas dari Twitter yang saat ini banyak yang dibatasi.
"Sekarang di Twitter ada pembatasan scroll sampai seribu tweet perhari, hal demikian membuat banyak yang pindah platform ke Threads, karena aplikasi dengan basis yang sama mengunggulkan teks dan dialog," ungkapnya via telepon.
Ia juga menyebut aplikasi baru ini masih di isi sebagian pengguna twitter, yang kecewa pada aplikasi yang dimiliki oleh Elon Musk ini.
"Kebanyakan yang saya amati ini, pengguna lama di twitter, tak jauh dari itu. Mereka yang suka menulis curahan hati, meme, quotes hingga tutorial bersarang di aplikasi ini, dan satu hal lagi menariknya ini multichannel sehingga bisa di sharingkan ke Instagram," jelasnya.
Selain itu, kata dia, akan ada peluang bagi pelaku bisnis untuk promosikan dagangannya, namun ini berlaku yang sudah memiliki pengikut dari platform lain.
"Nanti ada peluangnya, tapi ini ada tiga langkah yakni call to action, Iklan, dan brand awareness," bebernya.
Misalnya yang call to action ini ketika dia memberikan unggahan yang tanggung, sehingga pengguna yang melihat utas tersebut harus meng-klik suatu link yang dapat menjerumus ke web pembelian dengan informasi yang lengkap.
"Nah Iklan ini yang diharapkan oleh brand besar, tetapi di Threads ini masih baru sepertinya belum bisa, ya mungkin kedepannya ada ini akan menjadi langkah bagus, karena tergolong aplikasi baru dengan pengguna banyak yang masih aktif, bisa disebut pengguna organik," terangnya.
"Selanjutnya brand awareness, karena ini zamannya fomo, artinya ikut-ikutan tren begitu, brand sama seperti manusia kadang perlu engagement atau pengakuan dari orang, jadi dengan cara begitu bisa meningkatkan promosi," pungkasnya.
(Sf/By)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Seputar Kaltim
Aplikasi Threads Besutan dari Meta Group yang dimiliki Mark Zuckerberg. (Ilustrasi)
Samarinda - Aplikasi baru buatan Meta Group besutan Mark Zuckerberg, yaitu Threads, digadang-gadang menjadi pesaing twitter. Ini dibuktikan dalam waktu tujuh jam sudah mencapai 10 juta pengguna setelah peluncuran pada Kamis (9/7/2023).
Warganet berbondong-bondong download aplikasi dan memberikan utasan pertamanya di Threads. Namun di balik ini akan ada pekerjaan baru bagi profesi Social Media Specialist.
Social Media Specialist PT Triditia Jaya Indonesia, Nuril Hafidz Wardah seorang pelaku yang analisis media sosial menerangkan Threads ini imbas dari Twitter yang saat ini banyak yang dibatasi.
"Sekarang di Twitter ada pembatasan scroll sampai seribu tweet perhari, hal demikian membuat banyak yang pindah platform ke Threads, karena aplikasi dengan basis yang sama mengunggulkan teks dan dialog," ungkapnya via telepon.
Ia juga menyebut aplikasi baru ini masih di isi sebagian pengguna twitter, yang kecewa pada aplikasi yang dimiliki oleh Elon Musk ini.
"Kebanyakan yang saya amati ini, pengguna lama di twitter, tak jauh dari itu. Mereka yang suka menulis curahan hati, meme, quotes hingga tutorial bersarang di aplikasi ini, dan satu hal lagi menariknya ini multichannel sehingga bisa di sharingkan ke Instagram," jelasnya.
Selain itu, kata dia, akan ada peluang bagi pelaku bisnis untuk promosikan dagangannya, namun ini berlaku yang sudah memiliki pengikut dari platform lain.
"Nanti ada peluangnya, tapi ini ada tiga langkah yakni call to action, Iklan, dan brand awareness," bebernya.
Misalnya yang call to action ini ketika dia memberikan unggahan yang tanggung, sehingga pengguna yang melihat utas tersebut harus meng-klik suatu link yang dapat menjerumus ke web pembelian dengan informasi yang lengkap.
"Nah Iklan ini yang diharapkan oleh brand besar, tetapi di Threads ini masih baru sepertinya belum bisa, ya mungkin kedepannya ada ini akan menjadi langkah bagus, karena tergolong aplikasi baru dengan pengguna banyak yang masih aktif, bisa disebut pengguna organik," terangnya.
"Selanjutnya brand awareness, karena ini zamannya fomo, artinya ikut-ikutan tren begitu, brand sama seperti manusia kadang perlu engagement atau pengakuan dari orang, jadi dengan cara begitu bisa meningkatkan promosi," pungkasnya.
(Sf/By)