Antrean Pasien Membeludak Usai Libur Lebaran di RSUD AWS, Dinkes Kaltim Beri Teguran Keras

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    09 April 2025 10:58 WIB

    Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Pemandangan tak terhindarkan kembali terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda pasca libur panjang Idulfitri. 

    Setiap tahun, rumah sakit rujukan utama di Kalimantan Timur ini dipadati pasien yang menunda pengobatan akibat tutupnya layanan poliklinik selama masa libur lebaran.

    Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Jaya Mualimin, menyampaikan kritik keras. 

    Ia menegaskan bahwa pelayanan publik, termasuk poliklinik di rumah sakit, seharusnya tetap beroperasi selama masa libur keagamaan. 

    Menurutnya, rumah sakit memiliki kewajiban untuk selalu siaga melayani masyarakat tanpa terkecuali, mengingat kondisi kesehatan pasien yang tidak dapat diprediksi.

    "Jangan sampai menunggu sampai selesai libur, karena bagaimana pun mereka sakit tidak bisa ditunda," ujar Jaya saat ditemui di Gedung Utama DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Samarinda, Rabu (9/4/2025).

    Lebih lanjut, Jaya menyatakan bahwa Dinkes Kaltim akan segera berkoordinasi dengan manajemen RSUD AWS untuk membahas mekanisme pengaturan pelayanan pasien selama libur panjang. 

    Tujuannya adalah untuk mencari solusi agar penumpukan pasien tidak terus berulang setiap tahunnya.

    "Kami akan coba mengurai bersama manajemen rumah sakit (RSUD Abdoel Wahab Sjahranie), atas beberapa hal yang perlu kita bicarakan terkait lalu lintas pelayanan mereka saat libur," jelasnya.

    Jaya mengungkapkan kekecewaannya karena masalah penumpukan pasien pasca libur lebaran ini seolah menjadi siklus tahunan tanpa ada upaya signifikan untuk mengatasinya. 

    "Ini kejadiannya setiap tahun begitu, tapi sampai sekarang tidak ada upaya untuk mengurai," katanya.

    Sebagai solusi konkret, Dinkes Kaltim mengusulkan agar RSUD AWS memberlakukan sistem piket atau shift jaga bagi tenaga medis, khususnya di ruang pelayanan poliklinik. 

    Dengan demikian, pelayanan kesehatan esensial tetap dapat diakses masyarakat meskipun pada hari libur. Jaya mengusulkan agar layanan poliklinik setidaknya tetap buka hingga siang hari selama masa libur.

    "Solusinya saat libur ada yang piket, sampai jam 12.00 WITA siang saja, jangan hari libur semua libur. Misalnya selama seminggu libur itu ada yang ditugaskan oleh manajemen rumah sakit. Sehingga tidak terjadi penumpukan di hari kerja, itu yang akan kita tawarkan, sehingga tahun depan saat libur lebaran lagi bisa terurai," jelasnya.

    Untuk memastikan kelancaran sistem piket ini, Jaya juga menyarankan agar pihak rumah sakit memberikan insentif berupa uang tambahan atau uang piket kepada tenaga medis yang bertugas selama libur panjang. 

    Langkah ini diharapkan dapat memotivasi para tenaga medis dan memastikan pelayanan tetap optimal.

    "Tentu juga kalau piket harus ada uang piketnya, sehingga setiap hari itu ada yang jaga poli, agar bisa mengurai (pasien) pada saat hari pertama kerja rumah sakit (usai libur panjang)," pungkasnya.

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Antrean Pasien Membeludak Usai Libur Lebaran di RSUD AWS, Dinkes Kaltim Beri Teguran Keras

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Seputar Kaltim

    09 April 2025 10:58 WIB

    Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Pemandangan tak terhindarkan kembali terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda pasca libur panjang Idulfitri. 

    Setiap tahun, rumah sakit rujukan utama di Kalimantan Timur ini dipadati pasien yang menunda pengobatan akibat tutupnya layanan poliklinik selama masa libur lebaran.

    Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Jaya Mualimin, menyampaikan kritik keras. 

    Ia menegaskan bahwa pelayanan publik, termasuk poliklinik di rumah sakit, seharusnya tetap beroperasi selama masa libur keagamaan. 

    Menurutnya, rumah sakit memiliki kewajiban untuk selalu siaga melayani masyarakat tanpa terkecuali, mengingat kondisi kesehatan pasien yang tidak dapat diprediksi.

    "Jangan sampai menunggu sampai selesai libur, karena bagaimana pun mereka sakit tidak bisa ditunda," ujar Jaya saat ditemui di Gedung Utama DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Samarinda, Rabu (9/4/2025).

    Lebih lanjut, Jaya menyatakan bahwa Dinkes Kaltim akan segera berkoordinasi dengan manajemen RSUD AWS untuk membahas mekanisme pengaturan pelayanan pasien selama libur panjang. 

    Tujuannya adalah untuk mencari solusi agar penumpukan pasien tidak terus berulang setiap tahunnya.

    "Kami akan coba mengurai bersama manajemen rumah sakit (RSUD Abdoel Wahab Sjahranie), atas beberapa hal yang perlu kita bicarakan terkait lalu lintas pelayanan mereka saat libur," jelasnya.

    Jaya mengungkapkan kekecewaannya karena masalah penumpukan pasien pasca libur lebaran ini seolah menjadi siklus tahunan tanpa ada upaya signifikan untuk mengatasinya. 

    "Ini kejadiannya setiap tahun begitu, tapi sampai sekarang tidak ada upaya untuk mengurai," katanya.

    Sebagai solusi konkret, Dinkes Kaltim mengusulkan agar RSUD AWS memberlakukan sistem piket atau shift jaga bagi tenaga medis, khususnya di ruang pelayanan poliklinik. 

    Dengan demikian, pelayanan kesehatan esensial tetap dapat diakses masyarakat meskipun pada hari libur. Jaya mengusulkan agar layanan poliklinik setidaknya tetap buka hingga siang hari selama masa libur.

    "Solusinya saat libur ada yang piket, sampai jam 12.00 WITA siang saja, jangan hari libur semua libur. Misalnya selama seminggu libur itu ada yang ditugaskan oleh manajemen rumah sakit. Sehingga tidak terjadi penumpukan di hari kerja, itu yang akan kita tawarkan, sehingga tahun depan saat libur lebaran lagi bisa terurai," jelasnya.

    Untuk memastikan kelancaran sistem piket ini, Jaya juga menyarankan agar pihak rumah sakit memberikan insentif berupa uang tambahan atau uang piket kepada tenaga medis yang bertugas selama libur panjang. 

    Langkah ini diharapkan dapat memotivasi para tenaga medis dan memastikan pelayanan tetap optimal.

    "Tentu juga kalau piket harus ada uang piketnya, sehingga setiap hari itu ada yang jaga poli, agar bisa mengurai (pasien) pada saat hari pertama kerja rumah sakit (usai libur panjang)," pungkasnya.

    (Sf/Rs)