Aktivitas Blasting PT KSM Dinilai Berlebihan, Rumah Hingga Masjid di Kedang Ipil Rusak

    Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -

    Seputar Kaltim

    01 Maret 2024 01:11 WIB

    Warga Desa Kedang Ipil, Kukar. saat menyampaikan tuntutannya kepada pihak perusahaan. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)

    Tenggarong - Warga Desa Kedang Ipil, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mendemo PT Kartika Selabumi Mining (KSM) untuk tidak melakukan kegiatan blasting atau peledakan, Kamis (29/2/2024).

    Aksi damai tersebut dilakukan karena dampak dari blasting telah merusak rumah, sekolah hingga rumah ibadah di Kedang Ipil.

    Koordinator lapangan (Korlap), Hardiansyah mengatakan pada akhir 2023 lalu, pihaknya telah berdiskusi dengan perusahaan terkait dampak dari blasting itu.

    "Blasting tetap dilakukaan dengan kapasitas yang menurut kami tidak sesuai dengan kesepakatan antara warga dan perusahaan," kata Hardiansyah.

    Ia menyebut blasting yang dilakukan oleh perusahaan sebanyak dua kali dan ledakan yang dihasilkan dari blasting tersebut begitu dahsyat. Beberapa rumah, sekolah hingga tempat ibadah pun mengalami retak.

    "Bukan hanya yang dekat, yang jauh pun terasa getarannya atas ledakan blasting itu. Rumah, tempat ibadah dan sekolah juga terkena dampaknya," sebutnya.

    Kata dia, ada beberapa tuntutan warga yakni kompensasi kerusakan rumah, kemudian kompensasi Rp3 juta rupiah per bulan untuk seluruh warga desa Kedang Ipil.

    Pihaknya juga meminta kegiatan blasting dihentikan.

    Sementara itu, Devisi Humas PT Kartika Selabumi Mining (KSM), Lim menegaskan akan tetap memperhatikan Desa Kedang Ipil.

    "Kami juga selama ini telah menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) sampai dengan februari 2024. Dana yang telah dikeluarkan sebesar Rp1,5 miliar untuk Desa Kedang Ipil, baik itu dalam bentuk uang, infrastruktur, kesehatan dan beasiswa," ucapnya.

    Sebelum melakukan blasting, lanjut dia, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

    "Kami dibantu aparat desa seperti kades, camat dan RT untuk menjelaskan ke warga bahwa kami akan melakukan blasting. Secara teknisnya juga kami jelaskan, kita berikan juga jadwal blastingnya demi menghargai ibadah umat muslim dan nasrani, Kumat dan Minggu tidak kami lakukan," sebutnya.

    Pihaknya berkomitmen bahwa dampak blasting itu membuat kerusakan fasilitas, perusahaan akan melakukan perbaikan. 

    "Untuk perbaikan itu sudah pernah kami lakukan pada saat blasting pertama kali ada laporan rumah yang retak dan langsung kami perbaiki. Beberapa hari yang lalu kami juga terima laporan terkait blasting ini. Sebelum melakukan perbaikan, kami malah di tuntut, terkait tuntut," pungkasnya.

    Diketahui bahwa pihak warga dan perusahaan telah melakukan diskusi di lokasi tambang dan keduanya sepakat untuk melakukan mediasi dalam waktu dekat ini.

    (Sf/By)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Aktivitas Blasting PT KSM Dinilai Berlebihan, Rumah Hingga Masjid di Kedang Ipil Rusak

    Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -

    Seputar Kaltim

    01 Maret 2024 01:11 WIB

    Warga Desa Kedang Ipil, Kukar. saat menyampaikan tuntutannya kepada pihak perusahaan. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)

    Tenggarong - Warga Desa Kedang Ipil, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mendemo PT Kartika Selabumi Mining (KSM) untuk tidak melakukan kegiatan blasting atau peledakan, Kamis (29/2/2024).

    Aksi damai tersebut dilakukan karena dampak dari blasting telah merusak rumah, sekolah hingga rumah ibadah di Kedang Ipil.

    Koordinator lapangan (Korlap), Hardiansyah mengatakan pada akhir 2023 lalu, pihaknya telah berdiskusi dengan perusahaan terkait dampak dari blasting itu.

    "Blasting tetap dilakukaan dengan kapasitas yang menurut kami tidak sesuai dengan kesepakatan antara warga dan perusahaan," kata Hardiansyah.

    Ia menyebut blasting yang dilakukan oleh perusahaan sebanyak dua kali dan ledakan yang dihasilkan dari blasting tersebut begitu dahsyat. Beberapa rumah, sekolah hingga tempat ibadah pun mengalami retak.

    "Bukan hanya yang dekat, yang jauh pun terasa getarannya atas ledakan blasting itu. Rumah, tempat ibadah dan sekolah juga terkena dampaknya," sebutnya.

    Kata dia, ada beberapa tuntutan warga yakni kompensasi kerusakan rumah, kemudian kompensasi Rp3 juta rupiah per bulan untuk seluruh warga desa Kedang Ipil.

    Pihaknya juga meminta kegiatan blasting dihentikan.

    Sementara itu, Devisi Humas PT Kartika Selabumi Mining (KSM), Lim menegaskan akan tetap memperhatikan Desa Kedang Ipil.

    "Kami juga selama ini telah menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) sampai dengan februari 2024. Dana yang telah dikeluarkan sebesar Rp1,5 miliar untuk Desa Kedang Ipil, baik itu dalam bentuk uang, infrastruktur, kesehatan dan beasiswa," ucapnya.

    Sebelum melakukan blasting, lanjut dia, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

    "Kami dibantu aparat desa seperti kades, camat dan RT untuk menjelaskan ke warga bahwa kami akan melakukan blasting. Secara teknisnya juga kami jelaskan, kita berikan juga jadwal blastingnya demi menghargai ibadah umat muslim dan nasrani, Kumat dan Minggu tidak kami lakukan," sebutnya.

    Pihaknya berkomitmen bahwa dampak blasting itu membuat kerusakan fasilitas, perusahaan akan melakukan perbaikan. 

    "Untuk perbaikan itu sudah pernah kami lakukan pada saat blasting pertama kali ada laporan rumah yang retak dan langsung kami perbaiki. Beberapa hari yang lalu kami juga terima laporan terkait blasting ini. Sebelum melakukan perbaikan, kami malah di tuntut, terkait tuntut," pungkasnya.

    Diketahui bahwa pihak warga dan perusahaan telah melakukan diskusi di lokasi tambang dan keduanya sepakat untuk melakukan mediasi dalam waktu dekat ini.

    (Sf/By)