Cari disini...
seputarfakta.com - Baiq Eliana -
Pemerintah Kabupaten Berau
Festival Budaya Bekudung Betiung sekaligus sebagai peringatan Hari Jadi Kampung Tumbit Dayak ke-262 tahun, Kamis, (26/06/2025). (Foto: Baiq Eliana/seputarfakta.com)
Tanjung Redeb - Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas yang diwakili oleh Asisten III Setda Berau, Maulidiyah menghadiri dan menyaksikan langsung Festival Budaya Bekudung Betiung yang merupakan acara tahunan yang kembali digelar oleh masyarakat Suku Dayak Ga'ai.
Acara tersebut sekaligus sebagai peringatan Hari Jadi Kampung Tumbit Dayak ke-262 tahun. Berlangsung sejak tanggal 20 Juni hingga puncak perayaan pada hari ini Kamis, (26/06/2025) di Kampung Tumbit Dayak, Kecamatan Sambaliung, kabupaten Berau
Ketua Panitia Festival Budaya Bekudung Betiung, Wahyu Ramdani menyampaikan bahwa terdapat dana Rp463 juta lebih yang masuk dalam pergelaran festival ini bersumber dari Alokasi Dana Kampung (ADK) dan kontribusi pihak ketiga serta sumbangan dari masyarakat hingga pejabat.
Ia pun merincikan dari dana yang masuk untuk kegiatan-kegiatan transportasi sekitar Rp3 juta lebih, keperluan kerja bakti selama satu minggu dan bahkan sampai satu bulan untuk persiapan acara itu Rp90 juta, promosi hingga keluar sekitar Rp45 juta. Konsumsi selama kegiatan tidak putus untuk makan pagi siang sore itu sebesar Rp197 juta lebih. Perlengkapan lainnya Rp93 juta.
"Total pengeluaran pun sebesar Rp463 juta lebih. Jadi kami dari panitia ada mines nya tidak banyak sebesar Rp 4.415.000 masih bisa diatasi," tambahnya.
Ia pun mengatakan bahwa acara ini bukan sekedar peringatan hari ulang tahun kampung saja melainkan menjadi wujud pelestarian adat dan istiadat leluhur yang dilaksanakan tiap tahun secara turun temurun.
Bekudung Betiung memiliki arti pesta syukuran setelah panen. Oleh sebab itu, Bekudung Betiung digelar untuk menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen.
"Festival Bekudung Betiung juga memuat banyak rangkaian adat, mulai dari proses Jak Gai, Batiung, Beiiak, hingga mengunjungi Rumah Kepala Tug," tuturnya.
Selain itu, ada pula tradisi Panjat Piruai, yaitu proses pengambilan madu di pohon tinggi dengan berjalan di seutas rotan dari satu pohon ke pohon lainnya.
"Terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat serta para tamu undangan. Semoga acara ini bisa memberi manfaat mempererat silaturahmi dan mengukuhkan pencitraan kepada budaya kita," tungkasnya.
Sementara itu, Bupati Berau, Sri yang diwakili Asisten III Setda Berau, Maulidiyah mengapresiasi atas terselenggaranya Festival Budaya Bekudung Betiung untuk mempertahankan adat, budaya dan tradisi asli di Kabupaten Berau supaya terus lestari dan bermanfaat untuk generasi saat hingga nanti.
"Saya lihat Festival Budaya Bekudung Betiung yang terselenggara ditahun ini jauh lebih meriah dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras panitia dan masyrakat dalam mengemas acara ini agar berjalan sukses," ujar Maulidiyah.
Ia pun mengatakan bahwa Festival Budaya Bekudung Betiung merupakan ajang tahunan yang dilaksanakan untuk mempertahankan tradisi adat budaya asli kampung tumbit dayak, kabupaten berau. Hal ini sebagai bentuk dukungan agar terus lestari adat istiadat di wilayah Berau.
"Saya harapkan festival ini mampu memberikan efek kepada masyarakat kampung. Seperti mendatangkan atau meningkatkan pariwisata dan ekonomi masyarakat," harapnya.
Selain itu, dirinya menekankan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Berau untuk tidak malu memakai produk yang dihasilkan oleh ekonomi kreatif dan UMKM Berau. Karena Ia pun menilai bahwa dari segi kualitas dan penampilan tidak kalah dari produk-produk lainnya.
"Hal ini diharapkan mampu memperkenalkan produk lokal dan ekonomi masyarakat dapat bangkit," katanya.
Kendati demikian, Maulidiyah pun menegaskan bahwa festival ini harus tetap dilestarikan karena didalamnya terdapat banyak arti sejarah yang perlu dijaga dari generasi ke generasi yang akan datang.
"Dengan merawat adat budaya ini dapat meningkatkan potensi pariwasata semakin berkembang dan memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat," tandasnya. (Adv)
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
seputarfakta.com - Baiq Eliana -
Pemerintah Kabupaten Berau
Festival Budaya Bekudung Betiung sekaligus sebagai peringatan Hari Jadi Kampung Tumbit Dayak ke-262 tahun, Kamis, (26/06/2025). (Foto: Baiq Eliana/seputarfakta.com)
Tanjung Redeb - Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas yang diwakili oleh Asisten III Setda Berau, Maulidiyah menghadiri dan menyaksikan langsung Festival Budaya Bekudung Betiung yang merupakan acara tahunan yang kembali digelar oleh masyarakat Suku Dayak Ga'ai.
Acara tersebut sekaligus sebagai peringatan Hari Jadi Kampung Tumbit Dayak ke-262 tahun. Berlangsung sejak tanggal 20 Juni hingga puncak perayaan pada hari ini Kamis, (26/06/2025) di Kampung Tumbit Dayak, Kecamatan Sambaliung, kabupaten Berau
Ketua Panitia Festival Budaya Bekudung Betiung, Wahyu Ramdani menyampaikan bahwa terdapat dana Rp463 juta lebih yang masuk dalam pergelaran festival ini bersumber dari Alokasi Dana Kampung (ADK) dan kontribusi pihak ketiga serta sumbangan dari masyarakat hingga pejabat.
Ia pun merincikan dari dana yang masuk untuk kegiatan-kegiatan transportasi sekitar Rp3 juta lebih, keperluan kerja bakti selama satu minggu dan bahkan sampai satu bulan untuk persiapan acara itu Rp90 juta, promosi hingga keluar sekitar Rp45 juta. Konsumsi selama kegiatan tidak putus untuk makan pagi siang sore itu sebesar Rp197 juta lebih. Perlengkapan lainnya Rp93 juta.
"Total pengeluaran pun sebesar Rp463 juta lebih. Jadi kami dari panitia ada mines nya tidak banyak sebesar Rp 4.415.000 masih bisa diatasi," tambahnya.
Ia pun mengatakan bahwa acara ini bukan sekedar peringatan hari ulang tahun kampung saja melainkan menjadi wujud pelestarian adat dan istiadat leluhur yang dilaksanakan tiap tahun secara turun temurun.
Bekudung Betiung memiliki arti pesta syukuran setelah panen. Oleh sebab itu, Bekudung Betiung digelar untuk menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen.
"Festival Bekudung Betiung juga memuat banyak rangkaian adat, mulai dari proses Jak Gai, Batiung, Beiiak, hingga mengunjungi Rumah Kepala Tug," tuturnya.
Selain itu, ada pula tradisi Panjat Piruai, yaitu proses pengambilan madu di pohon tinggi dengan berjalan di seutas rotan dari satu pohon ke pohon lainnya.
"Terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat serta para tamu undangan. Semoga acara ini bisa memberi manfaat mempererat silaturahmi dan mengukuhkan pencitraan kepada budaya kita," tungkasnya.
Sementara itu, Bupati Berau, Sri yang diwakili Asisten III Setda Berau, Maulidiyah mengapresiasi atas terselenggaranya Festival Budaya Bekudung Betiung untuk mempertahankan adat, budaya dan tradisi asli di Kabupaten Berau supaya terus lestari dan bermanfaat untuk generasi saat hingga nanti.
"Saya lihat Festival Budaya Bekudung Betiung yang terselenggara ditahun ini jauh lebih meriah dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras panitia dan masyrakat dalam mengemas acara ini agar berjalan sukses," ujar Maulidiyah.
Ia pun mengatakan bahwa Festival Budaya Bekudung Betiung merupakan ajang tahunan yang dilaksanakan untuk mempertahankan tradisi adat budaya asli kampung tumbit dayak, kabupaten berau. Hal ini sebagai bentuk dukungan agar terus lestari adat istiadat di wilayah Berau.
"Saya harapkan festival ini mampu memberikan efek kepada masyarakat kampung. Seperti mendatangkan atau meningkatkan pariwisata dan ekonomi masyarakat," harapnya.
Selain itu, dirinya menekankan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Berau untuk tidak malu memakai produk yang dihasilkan oleh ekonomi kreatif dan UMKM Berau. Karena Ia pun menilai bahwa dari segi kualitas dan penampilan tidak kalah dari produk-produk lainnya.
"Hal ini diharapkan mampu memperkenalkan produk lokal dan ekonomi masyarakat dapat bangkit," katanya.
Kendati demikian, Maulidiyah pun menegaskan bahwa festival ini harus tetap dilestarikan karena didalamnya terdapat banyak arti sejarah yang perlu dijaga dari generasi ke generasi yang akan datang.
"Dengan merawat adat budaya ini dapat meningkatkan potensi pariwasata semakin berkembang dan memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat," tandasnya. (Adv)
(Sf/Rs)