Hari Ini Rebo Wekasan, Diyakini Sebagai Hari Nahas Datangnya Banyak Malapetaka

    Seputarfakta.com - Rusdianto -

    Nasional

    13 September 2023 03:17 WIB

    Rebo Wekasan, diyakini sebagai hari di mana turunnya 320 ribu malapetaka. (Kolase oleh Seputar Fakta)

    Samarinda - Sesuai dengan penanggalan Hijriyah, hari ini Rabu 13 September 2023 adalah bertepatan dengan 27 Safar 1445 Hijriyah. Berdasarkan kepercayaan Jawa, hari ini adalah hari di mana diturunkannya 320 ribu malapetaka, yang dikenal dengan sebutan Rebo Wekasan. 

    Mohammad Dzofir, dalam Jurnal berjudul “Agama dan Tradisi Lokal: Studi atas Pemaknaan Tradisi Rebo Wekasan 

    di Desa Jepang, Mejobo, Kudus,” yang diterbitkan oleh Jurnal Ijtimaiya 1, no. 1 tahun 2017 halaman 114, menyebut masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta, 

    memandang Rebo Wekasan sebagai hari yang dikeramatkan karena dianggap hari tersebut penuh kesialan. 

    Sementara dalam publikasi akademis yang diterbitkan Pokja Akademis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, disebut bahwa sebagai salah satu tradisi lokal, ada perbedaan penyebutan tradisi Rebo Wekasan ini. Sebagian menyebutnya sebagai Rebo Pungkasan dan ada pula yang menyebut Rebo Kasan. Akan tetapi, penyebutan 

    yang berbeda-beda ini tetap merujuk pada maksud yang sama yaitu Rabu 

    terakhir dalam bulan Ṣafar dalam penanggalan Hijriyah. 

    Berdasarkan sumber yang ditelusuri Seputar Fakta, muasal dari tradisi yang mengakar di kebudayaan Jawa, Sunda hingga Madura ini, bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi yang wafata pada tahun 1151 H dalam kitab “Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf’il ‘Abid Wa Qam’i Kulli Jabbar ‘Anid (biasa disebut: Mujarrobat ad-Dairobi). Anjuran serupa juga terdapat pada kitab: ”Al-Jawahir Al-Khams” karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-‘Atthar (w. th 970 H), Hasyiyah As-Sittin, dan sebagainya.

    Secara sederhana, dalam kitab-kitab tersebut disebutkan bahwa salah seorang Waliyullah yang telah mencapai maqam kasyaf (kedudukan tinggi dan sulit dimengerti orang lain) mengatakan bahwa dalam setiap tahun pada Rabu terakhir Bulan Shafar, Allah Swt menurunkan 320.000 (tiga ratus dua puluh ribu) macam bala’ atau malapetaka dalam satu malam. Oleh karena itu, umat disarankan untuk salat dan berdoa memohon agar dihindarkan dari bala’ tersebut. 

    Fakta- fakta yang Dikaitkan dengan Rebo Wekasan

    Pada akhir 2013, seorang paranormal asal Jawa Timur bernama Ki Sabdo Jagad Royo, dalam wawancara khusus bersama Portal Berita Okezone, menyebut berdasarkan hasil penerawangannya pada Rabu terakhir di bulan Safar tahun 2013, bahwa pada 2014 akan terjadi 3 kecelakaan pesawat, yang akan menyita perhatian publik dunia. 

    Entah kebetulan atau tidak. Sepanjang 2014, memang terjadi sedikitnya 3 insiden dalam dunia penerbangan, baik di dalam maupun luar negeri. 

    Pertama, pada Maret 2014, pesawat milik Malaysia Airlines (MAS) dengan nomor penerbangan MH370 dan membawa 227 penumpang dan 12 awak hilang dan sampai saat ini belum ditemukan.

    Kedua, masih dari maskapai yang sama yakni Malaysia Airlines, pada Juli 2014 kembali mengalami kecelakaan. Kali ini menimpa Pesawat MH17 yang ditembak jatuh di wilayah udara Ukraina. Insiden tersebut menewaskan 298 penumpang. Beberapa penumpang ada yang berasal dari Indonesia.

    Ketiga, menutup 2014, tepatnya pada bulan Desember, sebuah Pesawat milik maskapai AirAsia QZ 8501 jatuh di perairan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Pesawat dengan rute Surabaya-Singapura ini mengakut 155 penumpang.

    Tak ada yang bisa menginformasi, apakah deretan insiden itu berkaitan langsung dengan petaka Rebo Wekasan. 

    Pandangan Para Ulama 

    Sebagai tradisi yang lahir dari akulturasi budaya Jawa dan proses masuknya agama Islam ke wilayah Nusantara, sejumlah ulama memberikan pendapat tentang tradisi Rebo Wekasan ini. 

    Meski hanya sebatas keyakinan tradisional, namun tak sedikit masyarakat yang melakukan kegiatan ibadah seperti berdoa, salat, puasa hingga menggelar acara tertentu. Hal ini, disebut oleh Syeikh Abdul Hamid Muhammad Ali Qudus yang merupakan Imam Masjidil Haram dalam Kitab Kanzun Najah Was Surur halaman 33 menulis: “Syeikh Zainuddin murid Imam Ibnu Hajar Al-Makki berkata dalam kitab “Irsyadul Ibad”, demikian juga para ulama mazhab lain, mengatakan: Termasuk bid’ah tercela yang pelakunya dianggap berdosa dan penguasa wajib melarang pelakunya, yaitu Shalat Ragha’ib 12 rakaat yang dilaksanakan antara Maghrib dan Isya’ pada malam Jum’at pertama bulan Rajab. Kami (Syeikh Abdul Hamid) berpendapat: Sama dengan salat tersebut (termasuk bid’ah tercela) yaitu Shalat Bulan Shafar. Seseorang yang akan shalat pada salah satu waktu tersebut, berniatlah melakukan shalat sunnat mutlaq secara sendiri-sendiri tanpa ada ketentuan bilangan, yakni tidak terkait dengan waktu, sebab, atau hitungan rakaat.

    Pendiri Nahdlatul Ulama Hadratus Syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari pernah menjawab pertanyaan tentang Rebo Wekasan dan beliau menyatakan bahwa semua itu tidak ada dasarnya dalam Islam (ghairu masyru’).

    Umat Islam juga dilarang menyebarkan atau mengajak orang lain untuk mengerjakannya. 

    Mengutip catatan dalam Tuhfah al-Muhtaj Juz VII, Hal 317, Keputusan musyawarah NU Jawa Tengah tahun 1978 di Magelang juga menegaskan bahwa salat khusus Rebo Wekasan hukumnya haram, kecuali jika diniati salat sunnah muthlaqah atau niat shalat hajat.

    Kemudian Muktamar NU ke-25 di Surabaya (Tanggal 20-25 Desember 1971 M) juga melarang salat yang tidak ada dasar hukumnya, kecuali diniati salat mutlaq. 

    Itulah fakta-fakta dan ulasan singkat terkait dengan Rebo Wekasan. Dirangkum dan disarikan oleh Seputar Fakta dari berbagai sumber. 

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Hari Ini Rebo Wekasan, Diyakini Sebagai Hari Nahas Datangnya Banyak Malapetaka

    Seputarfakta.com - Rusdianto -

    Nasional

    13 September 2023 03:17 WIB

    Rebo Wekasan, diyakini sebagai hari di mana turunnya 320 ribu malapetaka. (Kolase oleh Seputar Fakta)

    Samarinda - Sesuai dengan penanggalan Hijriyah, hari ini Rabu 13 September 2023 adalah bertepatan dengan 27 Safar 1445 Hijriyah. Berdasarkan kepercayaan Jawa, hari ini adalah hari di mana diturunkannya 320 ribu malapetaka, yang dikenal dengan sebutan Rebo Wekasan. 

    Mohammad Dzofir, dalam Jurnal berjudul “Agama dan Tradisi Lokal: Studi atas Pemaknaan Tradisi Rebo Wekasan 

    di Desa Jepang, Mejobo, Kudus,” yang diterbitkan oleh Jurnal Ijtimaiya 1, no. 1 tahun 2017 halaman 114, menyebut masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta, 

    memandang Rebo Wekasan sebagai hari yang dikeramatkan karena dianggap hari tersebut penuh kesialan. 

    Sementara dalam publikasi akademis yang diterbitkan Pokja Akademis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, disebut bahwa sebagai salah satu tradisi lokal, ada perbedaan penyebutan tradisi Rebo Wekasan ini. Sebagian menyebutnya sebagai Rebo Pungkasan dan ada pula yang menyebut Rebo Kasan. Akan tetapi, penyebutan 

    yang berbeda-beda ini tetap merujuk pada maksud yang sama yaitu Rabu 

    terakhir dalam bulan Ṣafar dalam penanggalan Hijriyah. 

    Berdasarkan sumber yang ditelusuri Seputar Fakta, muasal dari tradisi yang mengakar di kebudayaan Jawa, Sunda hingga Madura ini, bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi yang wafata pada tahun 1151 H dalam kitab “Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf’il ‘Abid Wa Qam’i Kulli Jabbar ‘Anid (biasa disebut: Mujarrobat ad-Dairobi). Anjuran serupa juga terdapat pada kitab: ”Al-Jawahir Al-Khams” karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-‘Atthar (w. th 970 H), Hasyiyah As-Sittin, dan sebagainya.

    Secara sederhana, dalam kitab-kitab tersebut disebutkan bahwa salah seorang Waliyullah yang telah mencapai maqam kasyaf (kedudukan tinggi dan sulit dimengerti orang lain) mengatakan bahwa dalam setiap tahun pada Rabu terakhir Bulan Shafar, Allah Swt menurunkan 320.000 (tiga ratus dua puluh ribu) macam bala’ atau malapetaka dalam satu malam. Oleh karena itu, umat disarankan untuk salat dan berdoa memohon agar dihindarkan dari bala’ tersebut. 

    Fakta- fakta yang Dikaitkan dengan Rebo Wekasan

    Pada akhir 2013, seorang paranormal asal Jawa Timur bernama Ki Sabdo Jagad Royo, dalam wawancara khusus bersama Portal Berita Okezone, menyebut berdasarkan hasil penerawangannya pada Rabu terakhir di bulan Safar tahun 2013, bahwa pada 2014 akan terjadi 3 kecelakaan pesawat, yang akan menyita perhatian publik dunia. 

    Entah kebetulan atau tidak. Sepanjang 2014, memang terjadi sedikitnya 3 insiden dalam dunia penerbangan, baik di dalam maupun luar negeri. 

    Pertama, pada Maret 2014, pesawat milik Malaysia Airlines (MAS) dengan nomor penerbangan MH370 dan membawa 227 penumpang dan 12 awak hilang dan sampai saat ini belum ditemukan.

    Kedua, masih dari maskapai yang sama yakni Malaysia Airlines, pada Juli 2014 kembali mengalami kecelakaan. Kali ini menimpa Pesawat MH17 yang ditembak jatuh di wilayah udara Ukraina. Insiden tersebut menewaskan 298 penumpang. Beberapa penumpang ada yang berasal dari Indonesia.

    Ketiga, menutup 2014, tepatnya pada bulan Desember, sebuah Pesawat milik maskapai AirAsia QZ 8501 jatuh di perairan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Pesawat dengan rute Surabaya-Singapura ini mengakut 155 penumpang.

    Tak ada yang bisa menginformasi, apakah deretan insiden itu berkaitan langsung dengan petaka Rebo Wekasan. 

    Pandangan Para Ulama 

    Sebagai tradisi yang lahir dari akulturasi budaya Jawa dan proses masuknya agama Islam ke wilayah Nusantara, sejumlah ulama memberikan pendapat tentang tradisi Rebo Wekasan ini. 

    Meski hanya sebatas keyakinan tradisional, namun tak sedikit masyarakat yang melakukan kegiatan ibadah seperti berdoa, salat, puasa hingga menggelar acara tertentu. Hal ini, disebut oleh Syeikh Abdul Hamid Muhammad Ali Qudus yang merupakan Imam Masjidil Haram dalam Kitab Kanzun Najah Was Surur halaman 33 menulis: “Syeikh Zainuddin murid Imam Ibnu Hajar Al-Makki berkata dalam kitab “Irsyadul Ibad”, demikian juga para ulama mazhab lain, mengatakan: Termasuk bid’ah tercela yang pelakunya dianggap berdosa dan penguasa wajib melarang pelakunya, yaitu Shalat Ragha’ib 12 rakaat yang dilaksanakan antara Maghrib dan Isya’ pada malam Jum’at pertama bulan Rajab. Kami (Syeikh Abdul Hamid) berpendapat: Sama dengan salat tersebut (termasuk bid’ah tercela) yaitu Shalat Bulan Shafar. Seseorang yang akan shalat pada salah satu waktu tersebut, berniatlah melakukan shalat sunnat mutlaq secara sendiri-sendiri tanpa ada ketentuan bilangan, yakni tidak terkait dengan waktu, sebab, atau hitungan rakaat.

    Pendiri Nahdlatul Ulama Hadratus Syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari pernah menjawab pertanyaan tentang Rebo Wekasan dan beliau menyatakan bahwa semua itu tidak ada dasarnya dalam Islam (ghairu masyru’).

    Umat Islam juga dilarang menyebarkan atau mengajak orang lain untuk mengerjakannya. 

    Mengutip catatan dalam Tuhfah al-Muhtaj Juz VII, Hal 317, Keputusan musyawarah NU Jawa Tengah tahun 1978 di Magelang juga menegaskan bahwa salat khusus Rebo Wekasan hukumnya haram, kecuali jika diniati salat sunnah muthlaqah atau niat shalat hajat.

    Kemudian Muktamar NU ke-25 di Surabaya (Tanggal 20-25 Desember 1971 M) juga melarang salat yang tidak ada dasar hukumnya, kecuali diniati salat mutlaq. 

    Itulah fakta-fakta dan ulasan singkat terkait dengan Rebo Wekasan. Dirangkum dan disarikan oleh Seputar Fakta dari berbagai sumber. 

    (Sf/Rs)