Cari disini...
Seputarfakta.com -
Nasional
Repro, diolah dari berbagai sumber. (Istimewa)
Samarinda - Usai dilantiknya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR), sebuah buku berjudul Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi - The President Can Do No Wrong ramai diperbincangkan publik.
Buku itu, diketahui sebagai karya dari Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, yang tak lain ayah AHY. Publik membicarakan isi buku yang dianggap adalah kritik SBY sebagai Dewan Pembina Partai Demokrat di mana saat ini AHY menjabat sebagai Ketua Umum, kepada sikap politik Jokowi.
Redaksi Seputar Fakta, menerima salinan buku secara digital dari sumber publik. Berdasarkan salinan tersebut, berikut beberapa fakta tentang buku berjudul Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi- President Can Do No Wrong.
1. Disebut Sebagai Artikel, Bukan Buku
Pada bagian penutup di halaman 22, SBY secara terang menyebut bahwa tulisan dengan total 27 halaman itu sebagai sebuah artikel, bukan buku.
"Sebagai penutup artikel yang saya beri judul “Pilpres 2024 & Cawe-Cawe Presiden Jokowi” ini, saya ingin menyampaikan 3 hal," tulis SBY.
2. Diedarkan Secara Terbatas untuk Kader Partai Demokrat.
Pada halaman cover belakang, atau halaman 27, buku bersampul dominan merah dan aksen hitam itu, diberi keterangan bahwa buku hanya diedarkan khusus untuk jajaran kepemimpinan dan kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia.
3. Menjelaskan Arti Istilah Cawe-cawe
Pada bagian pembuka di halaman 1 - 3, SBY menjelaskan secara ringkas istilah Cawe-cawe yang disebutnya sebagai idiom yang berasal dari perkataan Bahasa Jawa. Bahkan, SBY memberi analogi dengan narasi cerita.
4. Ditegaskan sebagai Pandangan Pribadi
Sejak bagian awal, SBY menegaskan bahwa pandangannya dalam artikel tersebut adalah pendapatnya pribadi.
"Apa yang ingin saya ungkapkan dalam artikel ini sepenuhnya pandangan dan pendapat saya. Yang setuju dengan saya monggo, yang tidak setuju tentu saya hormati. Itulah indahnya konstitusi kita, UUD 1945, yang menjamin dan memproteksi kebebasan berbicara," ungkap SBY sebagaimana dikutip dari halaman 1, artikel tersebut.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com -
Nasional
Repro, diolah dari berbagai sumber. (Istimewa)
Samarinda - Usai dilantiknya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR), sebuah buku berjudul Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi - The President Can Do No Wrong ramai diperbincangkan publik.
Buku itu, diketahui sebagai karya dari Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, yang tak lain ayah AHY. Publik membicarakan isi buku yang dianggap adalah kritik SBY sebagai Dewan Pembina Partai Demokrat di mana saat ini AHY menjabat sebagai Ketua Umum, kepada sikap politik Jokowi.
Redaksi Seputar Fakta, menerima salinan buku secara digital dari sumber publik. Berdasarkan salinan tersebut, berikut beberapa fakta tentang buku berjudul Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi- President Can Do No Wrong.
1. Disebut Sebagai Artikel, Bukan Buku
Pada bagian penutup di halaman 22, SBY secara terang menyebut bahwa tulisan dengan total 27 halaman itu sebagai sebuah artikel, bukan buku.
"Sebagai penutup artikel yang saya beri judul “Pilpres 2024 & Cawe-Cawe Presiden Jokowi” ini, saya ingin menyampaikan 3 hal," tulis SBY.
2. Diedarkan Secara Terbatas untuk Kader Partai Demokrat.
Pada halaman cover belakang, atau halaman 27, buku bersampul dominan merah dan aksen hitam itu, diberi keterangan bahwa buku hanya diedarkan khusus untuk jajaran kepemimpinan dan kader Partai Demokrat di seluruh Indonesia.
3. Menjelaskan Arti Istilah Cawe-cawe
Pada bagian pembuka di halaman 1 - 3, SBY menjelaskan secara ringkas istilah Cawe-cawe yang disebutnya sebagai idiom yang berasal dari perkataan Bahasa Jawa. Bahkan, SBY memberi analogi dengan narasi cerita.
4. Ditegaskan sebagai Pandangan Pribadi
Sejak bagian awal, SBY menegaskan bahwa pandangannya dalam artikel tersebut adalah pendapatnya pribadi.
"Apa yang ingin saya ungkapkan dalam artikel ini sepenuhnya pandangan dan pendapat saya. Yang setuju dengan saya monggo, yang tidak setuju tentu saya hormati. Itulah indahnya konstitusi kita, UUD 1945, yang menjamin dan memproteksi kebebasan berbicara," ungkap SBY sebagaimana dikutip dari halaman 1, artikel tersebut.
(Sf/Rs)