Rekaman Lift Jatuh di Bali Bikin Ngeri, Ternyata Teknologinya Sudah Ada Ribuan Tahun Lalu 

    Seputarfakta.com - Rusdianto  -

    Lifestyle

    06 September 2023 05:42 WIB

    Lift, adalah salah satu pesawat sederhana yang banyak membantu aktivitas manusia, tapi juga berisiko bahaya. (Ilustrasi/freepik.com)

    Samarinda - Pekan keempat Agustus 2023, masyarakat Indonesia dibikin ngeri dengan beredarnya rekaman video, detik-detik kecelakaan yang terjadi di sebuah resort, di Provinsi Bali. Dalam video tersebut, tampak sebuah lift yang diduga mengalami kegagalan sistem, dan kabel sling putus sehingga meluncur bebas hingga menghantam bagian bawah bangunan.

    Nahas, 5 orang karyawan resort yang tengah menggunakan lift tersebut tewas, karena benturan yang teramat keras. 

    Kejadian ini, membikin tak sedikit orang bergidik. Pasalnya, kecelakaan terjadi pada pesawat sederhana yang kerap ditemui di kehidupan sehari-hari. Ya, lift. Alat ini mudah dan bisa ditemui setiap hari. Di kantor, mal, pusat perbelanjaan, hingga kantor-kantor pemerintahan. 

    Terlepas dari ancaman kecelakaan yang bisa menimbulkan kerugian yang fatal, nyatanya lift memberi kontribusi dalam memudahkan aktivitas manusia. 

    Meskipun tampak seperti penemuan di zaman modern, siapa sangka bahwa ternyata, teknologi lift sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Mengutip penjelasan  penulis sejarah Laura Schum, di situs History.com. Diketahui bahwa teknologi lift sudah ada sejak 236 Sebelum Masehi (SM). 

    Perangkat yang awalnya dinamai elevator itu, merujuk tulisan Vitruvius, sudah digunakan oleh ahli matematika Yunani Archimedes. Ia menciptakan lift primitif pada tahun 236 SM yang dioperasikan dengan mengangkat tali yang dililitkan pada drum dan diputar oleh tenaga yang diterapkan pada penggulung. 

    Alat sederhana ini, digunakan di Roma kuno, tepatnya di kompleks ruangan bawah tanah, kandang hewan, dan terowongan berdiri di bawah Colosseum. 

    Pada interval yang berbeda-beda, elevator yang ditenagai oleh ratusan pria menggunakan derek dan beban penyeimbang membawa gladiator dan hewan besar melalui poros vertikal ke arena pertempuran.

    Dalam catatan yang lain, pada tahun 1743, Raja Prancis Louis XV, membangun apa yang disebut sebagai “kursi terbang” untuk memungkinkan salah satu gundiknya mengakses kamarnya di lantai tiga Istana Versailles. 

    Demikian pula, “meja terbang” di château de Choisy tempat peristirahatan yang memungkinkan raja dan tamu pribadinya untuk makan malam tanpa gangguan dari para pelayan. Saat bel berbunyi, sebuah meja akan muncul dari dapur di bawah menuju ruang makan dengan hidangan lengkap, termasuk semua perlengkapan yang diperlukan.

    Pada pertengahan abad ke-19, elevator bertenaga uap atau air sudah tersedia untuk dijual, namun tali yang diandalkan bisa saja sudah aus atau rusak dan oleh karena itu, secara umum tidak dipercaya untuk perjalanan penumpang. 

    Namun, pada tahun 1852, Elisha Graves Otis menemukan rem pengaman yang merevolusi industri transportasi vertikal. Jika tali pengangkat elevator putus, pegas akan menggerakkan pawl pada mobil, memaksanya berada pada posisinya dengan rak di sisi poros dan menahan mobil di tempatnya. 

    Alat ini, kemudian dipasang di department store lima lantai di New York City pada tahun 1857, lift penumpang komersial pertama Otis segera mengubah cakrawala dunia, menjadikan gedung pencakar langit menjadi kenyataan praktis dan mengubah real estat paling berharga—dari lantai pertama hingga penthouse. 

     

    • Lift Pertama di Indonesia 

    Di Indonesia, sejumlah catatan menunjukkan bahwa teknologi milik Elisha Graves Otis pertama kali dipasang di sebuah gedung Perusahaan Asuransi Jiwa di bawah pemerintahan kolonial Hindia Belanda, di Kota Semarang, pada tahun 1859. 

    Lift itu, dipasang di lantai 2 gedung Perusahaan Asuransi Jiwa Hindia Belanda bernama De Nederlands Indies Leensverzekering dan Lifrente Maatschappij atau lebih gampangnya disebut NILLMIJ. 

     

    • Insiden Lift di Kalimantan Timur 

    Kejadian tak menyenangkan terkait dengan lift juga beberapa kali, tercatat terjadi di Kalimantan Timur (Kaltim). Yang terbaru, adalah ketika tamu sebuah hotel di Balikpapan, terjebak selama hampir 30 menit di dalam lift, yang berhenti bergerak karena korsleting listrik. 

    Mengutip laporan Koran Kaltim, insiden itu terjadi pada dia orang Tamu Hotel Mega Lestari di kawasan Jalan ARS Moh, Klandasan Ilir, Balikpapan Kota,  Jumat 9 Desember 2022 silam.

    Peristiwa itu terjadi dikarenakan terjadi korsleting listrik, hingga lift yang sedang digunakan tamu hotel tidak berfungsi.

    Petugas BPBD Balikpapan, yang mendapatkan informasi adanya kejadian itu kemudian mendatangi lokasi untuk mengeluarkan pengunjung yang terjebak di dalam lift.

    Dua pengunjung yang terjebak, merupakan ayah dan anak. Evakuasi berjalan dramatis, petugas membutuhkan waktu sekira 30 menit untuk mengeluarkan para korban dari dalam lift. 

    Petugas bersama teknisi lift akhirnya berhasil mengeluarkan para korban dalam keadaan selamat. 

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Rekaman Lift Jatuh di Bali Bikin Ngeri, Ternyata Teknologinya Sudah Ada Ribuan Tahun Lalu 

    Seputarfakta.com - Rusdianto  -

    Lifestyle

    06 September 2023 05:42 WIB

    Lift, adalah salah satu pesawat sederhana yang banyak membantu aktivitas manusia, tapi juga berisiko bahaya. (Ilustrasi/freepik.com)

    Samarinda - Pekan keempat Agustus 2023, masyarakat Indonesia dibikin ngeri dengan beredarnya rekaman video, detik-detik kecelakaan yang terjadi di sebuah resort, di Provinsi Bali. Dalam video tersebut, tampak sebuah lift yang diduga mengalami kegagalan sistem, dan kabel sling putus sehingga meluncur bebas hingga menghantam bagian bawah bangunan.

    Nahas, 5 orang karyawan resort yang tengah menggunakan lift tersebut tewas, karena benturan yang teramat keras. 

    Kejadian ini, membikin tak sedikit orang bergidik. Pasalnya, kecelakaan terjadi pada pesawat sederhana yang kerap ditemui di kehidupan sehari-hari. Ya, lift. Alat ini mudah dan bisa ditemui setiap hari. Di kantor, mal, pusat perbelanjaan, hingga kantor-kantor pemerintahan. 

    Terlepas dari ancaman kecelakaan yang bisa menimbulkan kerugian yang fatal, nyatanya lift memberi kontribusi dalam memudahkan aktivitas manusia. 

    Meskipun tampak seperti penemuan di zaman modern, siapa sangka bahwa ternyata, teknologi lift sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Mengutip penjelasan  penulis sejarah Laura Schum, di situs History.com. Diketahui bahwa teknologi lift sudah ada sejak 236 Sebelum Masehi (SM). 

    Perangkat yang awalnya dinamai elevator itu, merujuk tulisan Vitruvius, sudah digunakan oleh ahli matematika Yunani Archimedes. Ia menciptakan lift primitif pada tahun 236 SM yang dioperasikan dengan mengangkat tali yang dililitkan pada drum dan diputar oleh tenaga yang diterapkan pada penggulung. 

    Alat sederhana ini, digunakan di Roma kuno, tepatnya di kompleks ruangan bawah tanah, kandang hewan, dan terowongan berdiri di bawah Colosseum. 

    Pada interval yang berbeda-beda, elevator yang ditenagai oleh ratusan pria menggunakan derek dan beban penyeimbang membawa gladiator dan hewan besar melalui poros vertikal ke arena pertempuran.

    Dalam catatan yang lain, pada tahun 1743, Raja Prancis Louis XV, membangun apa yang disebut sebagai “kursi terbang” untuk memungkinkan salah satu gundiknya mengakses kamarnya di lantai tiga Istana Versailles. 

    Demikian pula, “meja terbang” di château de Choisy tempat peristirahatan yang memungkinkan raja dan tamu pribadinya untuk makan malam tanpa gangguan dari para pelayan. Saat bel berbunyi, sebuah meja akan muncul dari dapur di bawah menuju ruang makan dengan hidangan lengkap, termasuk semua perlengkapan yang diperlukan.

    Pada pertengahan abad ke-19, elevator bertenaga uap atau air sudah tersedia untuk dijual, namun tali yang diandalkan bisa saja sudah aus atau rusak dan oleh karena itu, secara umum tidak dipercaya untuk perjalanan penumpang. 

    Namun, pada tahun 1852, Elisha Graves Otis menemukan rem pengaman yang merevolusi industri transportasi vertikal. Jika tali pengangkat elevator putus, pegas akan menggerakkan pawl pada mobil, memaksanya berada pada posisinya dengan rak di sisi poros dan menahan mobil di tempatnya. 

    Alat ini, kemudian dipasang di department store lima lantai di New York City pada tahun 1857, lift penumpang komersial pertama Otis segera mengubah cakrawala dunia, menjadikan gedung pencakar langit menjadi kenyataan praktis dan mengubah real estat paling berharga—dari lantai pertama hingga penthouse. 

     

    • Lift Pertama di Indonesia 

    Di Indonesia, sejumlah catatan menunjukkan bahwa teknologi milik Elisha Graves Otis pertama kali dipasang di sebuah gedung Perusahaan Asuransi Jiwa di bawah pemerintahan kolonial Hindia Belanda, di Kota Semarang, pada tahun 1859. 

    Lift itu, dipasang di lantai 2 gedung Perusahaan Asuransi Jiwa Hindia Belanda bernama De Nederlands Indies Leensverzekering dan Lifrente Maatschappij atau lebih gampangnya disebut NILLMIJ. 

     

    • Insiden Lift di Kalimantan Timur 

    Kejadian tak menyenangkan terkait dengan lift juga beberapa kali, tercatat terjadi di Kalimantan Timur (Kaltim). Yang terbaru, adalah ketika tamu sebuah hotel di Balikpapan, terjebak selama hampir 30 menit di dalam lift, yang berhenti bergerak karena korsleting listrik. 

    Mengutip laporan Koran Kaltim, insiden itu terjadi pada dia orang Tamu Hotel Mega Lestari di kawasan Jalan ARS Moh, Klandasan Ilir, Balikpapan Kota,  Jumat 9 Desember 2022 silam.

    Peristiwa itu terjadi dikarenakan terjadi korsleting listrik, hingga lift yang sedang digunakan tamu hotel tidak berfungsi.

    Petugas BPBD Balikpapan, yang mendapatkan informasi adanya kejadian itu kemudian mendatangi lokasi untuk mengeluarkan pengunjung yang terjebak di dalam lift.

    Dua pengunjung yang terjebak, merupakan ayah dan anak. Evakuasi berjalan dramatis, petugas membutuhkan waktu sekira 30 menit untuk mengeluarkan para korban dari dalam lift. 

    Petugas bersama teknisi lift akhirnya berhasil mengeluarkan para korban dalam keadaan selamat. 

    (Sf/Rs)