Cari disini...
Seputarfakta.com -
Lifestyle
Pertandingan antara El Rumi dan Jefri Nichol (HO/Tangkapan Layar YouTube/ Istimewa)
Samarinda - Pertarungan rematch tinju selebritas antara El Rumi dan Jefri Nichol di Superstar Knockout Vol. 3 pada Sabtu, 9 Agustus 2025, berlangsung singkat namun meninggalkan banyak pertanyaan.
El Rumi menang TKO (Technical Knockout) hanya dalam 38 detik pada ronde pertama, setelah Jefri mengalami cedera bahu yang membuatnya tak bisa melanjutkan pertandingan.
Meski terlihat masih berdiri, keputusan wasit menghentikan laga memicu rasa penasaran: apa bedanya KO dan TKO, dan mengapa TKO bisa diputuskan meski petinju masih siaga?
Berdasarkan penjelasan dalam jurnal Cabang Olahraga Tinju karya Bebbi Oktara (2010), berikut fakta-fakta pentingnya:
1. TKO Terjadi Saat Petinju Tak Mampu Melanjutkan Laga
Dalam literatur tinju, Technical Knockout adalah kondisi ketika wasit menghentikan pertandingan karena salah satu petinju dinilai tidak dapat mempertahankan diri atau menyerang dengan efektif. Hal ini bisa disebabkan pukulan bertubi-tubi, cedera, atau kondisi fisik yang menurun drastis. Pada kasus Jefri Nichol, cedera bahu membuat ia kehilangan kemampuan bertarung, sehingga masuk kategori TKO.
2. Perbedaan KO dan TKO
Jurnal menjelaskan, Knockout (KO) terjadi jika petinju jatuh dan tidak mampu bangkit hingga hitungan wasit selesai—biasanya 10 detik. Sedangkan Technical Knockout (TKO) tidak memerlukan petinju jatuh pingsan. Begitu ada penilaian resmi dari wasit atau petugas medis bahwa laga tidak aman untuk dilanjutkan, pertandingan dihentikan.
3. Sejarah Penggunaan TKO
Konsep TKO mulai banyak digunakan sejak pertengahan abad ke-20 ketika federasi tinju mulai memberi prioritas pada keselamatan atlet. Sebelumnya, banyak pertandingan dibiarkan berlanjut sampai KO total, yang berisiko tinggi menyebabkan cedera otak permanen. Aturan TKO lahir sebagai kompromi: tetap menjaga kompetisi, namun mengurangi potensi kerusakan jangka panjang pada petinju.
4. Contoh Kasus Terkenal
Dalam jurnal, disebutkan beberapa contoh laga internasional yang berakhir TKO karena alasan keselamatan. Salah satunya adalah ketika wasit menghentikan duel karena seorang petinju mengalami pembengkakan parah di sekitar mata, yang membuat penglihatannya terganggu. Kasus seperti ini menegaskan bahwa TKO tidak selalu tentang pukulan telak, tapi juga soal kondisi fisik yang tak memungkinkan.
5. TKO Bisa Diputuskan oleh Wasit, Dokter, atau Tim Sudut
Keputusan TKO bukan hanya wewenang wasit. Dokter ring atau corner man juga dapat mengakhiri pertandingan dengan “melempar handuk” jika menilai petinju berada dalam risiko cedera serius. Dalam semua kasus, tujuan utamanya adalah melindungi nyawa dan kesehatan jangka panjang atlet.
6. Fungsi TKO dalam Dunia Tinju Modern
Dengan adanya TKO, olahraga tinju bisa tetap mempertahankan esensi kompetitifnya tanpa mengorbankan keselamatan petinju. Aturan ini memungkinkan laga dihentikan tepat waktu, menghindarkan dampak fatal, dan menjaga karier atlet tetap panjang.
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com -
Lifestyle
Pertandingan antara El Rumi dan Jefri Nichol (HO/Tangkapan Layar YouTube/ Istimewa)
Samarinda - Pertarungan rematch tinju selebritas antara El Rumi dan Jefri Nichol di Superstar Knockout Vol. 3 pada Sabtu, 9 Agustus 2025, berlangsung singkat namun meninggalkan banyak pertanyaan.
El Rumi menang TKO (Technical Knockout) hanya dalam 38 detik pada ronde pertama, setelah Jefri mengalami cedera bahu yang membuatnya tak bisa melanjutkan pertandingan.
Meski terlihat masih berdiri, keputusan wasit menghentikan laga memicu rasa penasaran: apa bedanya KO dan TKO, dan mengapa TKO bisa diputuskan meski petinju masih siaga?
Berdasarkan penjelasan dalam jurnal Cabang Olahraga Tinju karya Bebbi Oktara (2010), berikut fakta-fakta pentingnya:
1. TKO Terjadi Saat Petinju Tak Mampu Melanjutkan Laga
Dalam literatur tinju, Technical Knockout adalah kondisi ketika wasit menghentikan pertandingan karena salah satu petinju dinilai tidak dapat mempertahankan diri atau menyerang dengan efektif. Hal ini bisa disebabkan pukulan bertubi-tubi, cedera, atau kondisi fisik yang menurun drastis. Pada kasus Jefri Nichol, cedera bahu membuat ia kehilangan kemampuan bertarung, sehingga masuk kategori TKO.
2. Perbedaan KO dan TKO
Jurnal menjelaskan, Knockout (KO) terjadi jika petinju jatuh dan tidak mampu bangkit hingga hitungan wasit selesai—biasanya 10 detik. Sedangkan Technical Knockout (TKO) tidak memerlukan petinju jatuh pingsan. Begitu ada penilaian resmi dari wasit atau petugas medis bahwa laga tidak aman untuk dilanjutkan, pertandingan dihentikan.
3. Sejarah Penggunaan TKO
Konsep TKO mulai banyak digunakan sejak pertengahan abad ke-20 ketika federasi tinju mulai memberi prioritas pada keselamatan atlet. Sebelumnya, banyak pertandingan dibiarkan berlanjut sampai KO total, yang berisiko tinggi menyebabkan cedera otak permanen. Aturan TKO lahir sebagai kompromi: tetap menjaga kompetisi, namun mengurangi potensi kerusakan jangka panjang pada petinju.
4. Contoh Kasus Terkenal
Dalam jurnal, disebutkan beberapa contoh laga internasional yang berakhir TKO karena alasan keselamatan. Salah satunya adalah ketika wasit menghentikan duel karena seorang petinju mengalami pembengkakan parah di sekitar mata, yang membuat penglihatannya terganggu. Kasus seperti ini menegaskan bahwa TKO tidak selalu tentang pukulan telak, tapi juga soal kondisi fisik yang tak memungkinkan.
5. TKO Bisa Diputuskan oleh Wasit, Dokter, atau Tim Sudut
Keputusan TKO bukan hanya wewenang wasit. Dokter ring atau corner man juga dapat mengakhiri pertandingan dengan “melempar handuk” jika menilai petinju berada dalam risiko cedera serius. Dalam semua kasus, tujuan utamanya adalah melindungi nyawa dan kesehatan jangka panjang atlet.
6. Fungsi TKO dalam Dunia Tinju Modern
Dengan adanya TKO, olahraga tinju bisa tetap mempertahankan esensi kompetitifnya tanpa mengorbankan keselamatan petinju. Aturan ini memungkinkan laga dihentikan tepat waktu, menghindarkan dampak fatal, dan menjaga karier atlet tetap panjang.
(Sf/Rs)