Yang Bisa Kita Pelajari dari Nathanael, Urungkan Niat jadi Dokter karena Kendala Biaya, hingga Nekat Ikut Tes Akpol Meski Ditentang

    Seputarfakta.com - Maya Sari -

    Figur

    11 Agustus 2024 12:21 WIB

    Calon taruna Akademi Kepolisian (Catar Akpol) asal Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) Nathanael saat menjalani proses seleksi. (Foto: Humas/Seputarfakta.com)

    CALON taruna Akademi Kepolisian (Catar Akpol) asal Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) Nathanael, menceritakan dirinya sejak kecil bercita-cita menjadi seorang dokter. Namun dia mengurungkan cita-citanya, lantaran keterbatasan biaya.

    Nathanael kini menjalani proses seleksi tingkat pusat taruna Akpol. Alasannya karena tak ingin membebani ayahnya yang merupakan orang tua tunggal.

    Sedangkan ibunya meninggal dunia pada 2013 silam akibat menderita kanker serviks, saat Nathanael berusia 9 tahun.

    "Cita-cita saya mau jadi dokter. Tapi saya harus mengerti kondisi papa, karena kuliah kedokteran butuh biaya banyak," ucap Nathanael dinsela gladi bersih tes pemeriksaan penampilan di Kompleks Akpol, Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (24/7/2024) lalu.

    Ini adalah kali kedua Nathanael ikut seleksi taruna Akpol. Dia mengatakan tahun lalu dirinya gugur di seleksi tingkat daerah. 

    "Karena dulu saya kurang persiapan. Maka tahun ini saya mempersiapkan diri lebih baik, mulai dari psikologi, akademik maupun jasmani. Puji Tuhan tahun ini saya berhasil tes sampai tingkat pusat," akunya.

    Anak dari salah satu dosen di Universitas Palangkaraya ini mengaku, jika ia sempat berkuliah dan mengambil jurusan yang bersinggungan dengan tugas kepolisian, yakni Fakultas Hukum. Meski demikian, bangku kuliah tak mengurungkan semangat Nathanael mengikuti seleksi Akpol kedua kalinya.

    “Papa sebenarnya sempat menentang, papa bilang kalau sudah ada yang pasti (kuliah), kenapa harus memilih yang nggak pasti (ikut seleksi Akpol). Saya bicara ke papa, mungkin tahun lalu saya gagal, saya yakin tahun ini tahunnya saya," tegas pemuda kelahiran 2004 ini.

    Ia menjelaskan, ada dua alasan yang jadi pertimbangannya masuk Akpol. Pertama, karena sejak kecil dirinya ingin bermanfaat bagi masyarakat, dan kedua adalah untuk meringankan beban ekonomi sang ayah.

    “Awalnya ingin jadi dokter kan agar bisa bantu orang banyak, tapi biayanya (kuliah) besar. Akhirnya saya niat masuk Akpol karena jadi polisi juga bisa melayani masyarakat, dan papa nggak perlu keluar uang lagi untuk kuliah saya, biaya hidup saya, karena setelah lulus Akpol langsung ada kerjaan,” imbuhnya.

    Tidak hanya itu, jauh di lubuk hatinya, dia ingin membanggakan mendiang ibunda. Dia optimis lolos seleksi karena nilai tes jasmani dan akademiknya nomor satu dari 4 Catar asal Polda Kalteng lainnya.

    “Dari Polda Kalteng ada 5 calon taruna termasuk saya dan satu calon taruni. Puji Tuhan saya nomor 1 di jasmani dan akademik. Saya ingin mama dari atas surga sana bangga, karena anak satu-satunya bisa menjadi polisi," dengan raut wajah sedih.

    (Sf/By)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Yang Bisa Kita Pelajari dari Nathanael, Urungkan Niat jadi Dokter karena Kendala Biaya, hingga Nekat Ikut Tes Akpol Meski Ditentang

    Seputarfakta.com - Maya Sari -

    Figur

    11 Agustus 2024 12:21 WIB

    Calon taruna Akademi Kepolisian (Catar Akpol) asal Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) Nathanael saat menjalani proses seleksi. (Foto: Humas/Seputarfakta.com)

    CALON taruna Akademi Kepolisian (Catar Akpol) asal Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) Nathanael, menceritakan dirinya sejak kecil bercita-cita menjadi seorang dokter. Namun dia mengurungkan cita-citanya, lantaran keterbatasan biaya.

    Nathanael kini menjalani proses seleksi tingkat pusat taruna Akpol. Alasannya karena tak ingin membebani ayahnya yang merupakan orang tua tunggal.

    Sedangkan ibunya meninggal dunia pada 2013 silam akibat menderita kanker serviks, saat Nathanael berusia 9 tahun.

    "Cita-cita saya mau jadi dokter. Tapi saya harus mengerti kondisi papa, karena kuliah kedokteran butuh biaya banyak," ucap Nathanael dinsela gladi bersih tes pemeriksaan penampilan di Kompleks Akpol, Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (24/7/2024) lalu.

    Ini adalah kali kedua Nathanael ikut seleksi taruna Akpol. Dia mengatakan tahun lalu dirinya gugur di seleksi tingkat daerah. 

    "Karena dulu saya kurang persiapan. Maka tahun ini saya mempersiapkan diri lebih baik, mulai dari psikologi, akademik maupun jasmani. Puji Tuhan tahun ini saya berhasil tes sampai tingkat pusat," akunya.

    Anak dari salah satu dosen di Universitas Palangkaraya ini mengaku, jika ia sempat berkuliah dan mengambil jurusan yang bersinggungan dengan tugas kepolisian, yakni Fakultas Hukum. Meski demikian, bangku kuliah tak mengurungkan semangat Nathanael mengikuti seleksi Akpol kedua kalinya.

    “Papa sebenarnya sempat menentang, papa bilang kalau sudah ada yang pasti (kuliah), kenapa harus memilih yang nggak pasti (ikut seleksi Akpol). Saya bicara ke papa, mungkin tahun lalu saya gagal, saya yakin tahun ini tahunnya saya," tegas pemuda kelahiran 2004 ini.

    Ia menjelaskan, ada dua alasan yang jadi pertimbangannya masuk Akpol. Pertama, karena sejak kecil dirinya ingin bermanfaat bagi masyarakat, dan kedua adalah untuk meringankan beban ekonomi sang ayah.

    “Awalnya ingin jadi dokter kan agar bisa bantu orang banyak, tapi biayanya (kuliah) besar. Akhirnya saya niat masuk Akpol karena jadi polisi juga bisa melayani masyarakat, dan papa nggak perlu keluar uang lagi untuk kuliah saya, biaya hidup saya, karena setelah lulus Akpol langsung ada kerjaan,” imbuhnya.

    Tidak hanya itu, jauh di lubuk hatinya, dia ingin membanggakan mendiang ibunda. Dia optimis lolos seleksi karena nilai tes jasmani dan akademiknya nomor satu dari 4 Catar asal Polda Kalteng lainnya.

    “Dari Polda Kalteng ada 5 calon taruna termasuk saya dan satu calon taruni. Puji Tuhan saya nomor 1 di jasmani dan akademik. Saya ingin mama dari atas surga sana bangga, karena anak satu-satunya bisa menjadi polisi," dengan raut wajah sedih.

    (Sf/By)