Perjalanan Bisnis AIPDA Solik, Pebisnis Unggul 'Berkedok' Anggota Polri

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Figur

    28 April 2023 11:26 WIB

    Aipda Solik yang memegang ember sedang memberikan makanan ikan lele miliknya ditemani oleh Kapolres dan Kompolnas. (Foto: Istimewa)

    SLOGAN Polisi mengayomi masyarakat terus terpatri dalam diri AIPDA Solik.

    Sosok ayah dua anak ini adalah seorang petugas kepolisian di Polsek Kawasan Pelabuhan yang kesehariannya memiliki usaha ternak lele dan membantu anak-anak jalanan yang putus sekolah untuk belajar.

    Usaha ternak lele baru dirintis dua tahun ini dan ternyata usaha ini sudah yang kesekian kalinya.

    Banyak usaha bisnis yang ditekuni, dari angka penghasilan yang rendah, menengah hingga yang besar pun sudah pernah dicobanya.

    Ketika ia menempuh pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pesantren Fathul Hidayah, AIPDA Solik mengaku belum ada jiwa bisnis di dalam dirinya.

    Beranjak ke jenjang pendidikan lebih tinggi, ia lebih memilih jurusan mesin produksi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Samarinda.

    Menurutnya jurusan tersebut memiliki prospek pekerjaan yang jelas untuk melanjutkan karirnya menjadi pekerja dan pengusaha.

    Terbesit dalam pikirannya masuk jurusan tersebut, AIPDA Solik ingin bisnis las teralis. Tapi pria kelahiran Lamongan ini memutuskan untuk bekerja di sebuah warung makan.

    Pulang sekolah ia langsung bergegas ke warung tersebut untuk bekerja sampai malam hari. Begitu pun aktifitas keseharian yang dilakukan hingga lulus sekolah.

    Perusahaan besar pun pernah dijajal semasa sekolah ketika PKL, seperti perusahaan PT Kaltim Prima Coal (KPC).

    Dari situlah, ia ingin melanjutkan untuk kerja di perusahaan tambang, beberapa lamaran yang ia masukkan, seperti TOTAL, KPC dan lainnya.

    Setahun setelah kelulusan ia baru mendapatkan informasi Program Magang di Jepang dibiayai pemerintah secara gratis.

    Namun langkahnya tersebut langsung dihentikan karena mendapatkan panggilan setelah melalui tes di kepolisian.

    Panggilan perusahaan pun sebenarnya sudah berdatangan ketika ia lolos menjadi anggota Polri,. Tapi informasi tersebut disembunyikan oleh orang tuanya.

    Sempat mendapatkan tawaran dari perusahaan TOTAL dengan gaji sebanyak Rp 4 juta pada 2003. Tapi restu orang tua tetap berpihak pada kepolisian.

    Setelah Menikah dengan Linda Yani, AIPDA Solik memulai bisnis jualan kosmetik online. Istrinya yang mengatur orderan dan dirinya menjadi kurir pada 2008 silam.

    Ketika bisnis diberhentikan, AIPDA Solik mencari cara untuk terus berbisnis, seperti membeli telur puyuh dua piring, kemudian direbus dan diletakkan di warung pasar malam.

    Usahanya pun membuahkan hasil dan semakin cepat habisnya, ia kemudian beli satu ikat telur.  Bisnisnya berkembang dengan menggoreng kerupuk udang yang dikemas dalam plastik.

    Ia lakukan dengan rutin sampai istrinya pun heran terhadapnya. "Istri saya sampai bilang ngapain aja banyak-banyak beli, istri ya bergumam saja. Kalau mau bantu ya silahkan, kalau tidak pun saya tidak masalah, yang penting usaha saya ini jalan," celetuknya.

    AIPDA Solik juga pernah berbisnis hewan peliharaan seperti kucing persia hingga beranak pinak dan menghasilkan hingga puluhan juta.

    "Bayangin aja mas, saya pelihara dari 2012 sampai 2016. Sekali melahirkan bisa 5-6 ekor, satu kucing persia dimaharin 800 ribu sampai satu juta," ungkapnya.

    Ketika dipindahtugaskan di Polsek Kawasan Pelabuhan, ia sering aktif di Kelompok kerja (Pokja) HIV dengan memberikan edukasi tentang HIV, dan mendapatkan dropship berupa alat pengaman yang dibagikan di beberapa tempat.

    Kepercayaan pimpinan terhadapnya semakin meningkat untuk menjaga anak-anak sekitar pelabuhan untuk belajar. Sebab pada 2016 ada kejadian anak yang tenggelam dan terseret arus di sungai Mahakam.

    Ia mengingat pendidikan kepolisian dalam slogan untuk melayani masyarakat, niatnya semakin kuat untuk belajar bersama anak-anak tersebut.

    Dimulai bermain bola hingga belajar membaca dan menulis di kelas. ketika ada rezeki, dibelikan alat tulis dan bingkisan.

    Hal ini terdengar sampai Mabes Polri dan Humas Polri datang ke Samarinda melihat kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh AIPDA Solik.

    Kegiatan tersebut terhenti pada 2020 ketika pandemi Covid-19 merebak ke seluruh kawasan Samarinda.

    Meski pandemi melanda, tapi jiwa bisnis AIPDA Solik tidak pernah surut. Ketika istrinya ingin beli tempat pot bunga, tapi dibuat sendiri dengan hasil yang bagus.

    Kemudian istrinya memposting hasil kerajinan tersebut di media sosial, banyak orang kemudian menginginkan juga hingga akhirnya banjir orderan.

    "Ada yang nanya di media sosial, siapa yang buat, kemudian mereka pesa  dan pengerjaan saya lakukan dengan pembuatan 3-4 hari. Sebenarnya tiga jam bisa aja,  cuma saya kerja dan ini hanya sebagai sampingan," bubuhnya.

    Pembuatan kerajinan ini dihentikan ketika istrinya menegur bahwa pembuatan barang tersebut debunya sampai ke jualan baju istrinya. 

    Selang berapa waktu, ia mengisi waktu luang belajar pengelolaan ikan dengan beberapa mentor usahanya di bidang budidaya. Hal tersebut ia dalami dari belajar di youtube secara otodidak.

    Ia memulainya tanpa lahan, dengan meminjam lahan orang lain. Awal tebar ia langsung sebanyak 2000 ekor, kemudian belajar dan memiliki target apabila dikatakan berhasil harus mencapai 80 persen dengan penjualan 180 kilogram.

    "Syukurnya menyampai dari target bisa panen hingga 210 kilogram, teman saya pun kaget. Saya baru mulai bisa sebanyak ini dan hasil yang positif membawa saya tebar bibit 5.000 ekor, berikutnya 7.000 sampai 7.500 paling mentok" papar Aipda Solik.

    Disela ia membesarkan usaha ternak lelenya, nampaknya ia mengembangkan bisnis telurnya, kandang ayam telur yang sudah tersedia.

    Hasil telurnya ia jual ke beberapa temannya dan menjadi makanan setiap hari dan selalu dibutuhkan banyak orang. Ini membuatnya memiliki motivasi akan membesarkan usaha telur.

    Sembari itu, ia memberikan motivasi untuk anak muda dan para pemula bisnis untuk jangan hanya sekedar niat, tapi actionnya yang diperlukan.

    "Ketika kita melangkah untuk mencoba kita memiliki pilihan, pertama bisa sukses, kedua gagal kemudian bisa dicoba lagi. Kalau kita tidak melangkah kita tidak akan ada pilihan tersebut," tutupnya.

    (Sf/By)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Perjalanan Bisnis AIPDA Solik, Pebisnis Unggul 'Berkedok' Anggota Polri

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Figur

    28 April 2023 11:26 WIB

    Aipda Solik yang memegang ember sedang memberikan makanan ikan lele miliknya ditemani oleh Kapolres dan Kompolnas. (Foto: Istimewa)

    SLOGAN Polisi mengayomi masyarakat terus terpatri dalam diri AIPDA Solik.

    Sosok ayah dua anak ini adalah seorang petugas kepolisian di Polsek Kawasan Pelabuhan yang kesehariannya memiliki usaha ternak lele dan membantu anak-anak jalanan yang putus sekolah untuk belajar.

    Usaha ternak lele baru dirintis dua tahun ini dan ternyata usaha ini sudah yang kesekian kalinya.

    Banyak usaha bisnis yang ditekuni, dari angka penghasilan yang rendah, menengah hingga yang besar pun sudah pernah dicobanya.

    Ketika ia menempuh pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pesantren Fathul Hidayah, AIPDA Solik mengaku belum ada jiwa bisnis di dalam dirinya.

    Beranjak ke jenjang pendidikan lebih tinggi, ia lebih memilih jurusan mesin produksi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Samarinda.

    Menurutnya jurusan tersebut memiliki prospek pekerjaan yang jelas untuk melanjutkan karirnya menjadi pekerja dan pengusaha.

    Terbesit dalam pikirannya masuk jurusan tersebut, AIPDA Solik ingin bisnis las teralis. Tapi pria kelahiran Lamongan ini memutuskan untuk bekerja di sebuah warung makan.

    Pulang sekolah ia langsung bergegas ke warung tersebut untuk bekerja sampai malam hari. Begitu pun aktifitas keseharian yang dilakukan hingga lulus sekolah.

    Perusahaan besar pun pernah dijajal semasa sekolah ketika PKL, seperti perusahaan PT Kaltim Prima Coal (KPC).

    Dari situlah, ia ingin melanjutkan untuk kerja di perusahaan tambang, beberapa lamaran yang ia masukkan, seperti TOTAL, KPC dan lainnya.

    Setahun setelah kelulusan ia baru mendapatkan informasi Program Magang di Jepang dibiayai pemerintah secara gratis.

    Namun langkahnya tersebut langsung dihentikan karena mendapatkan panggilan setelah melalui tes di kepolisian.

    Panggilan perusahaan pun sebenarnya sudah berdatangan ketika ia lolos menjadi anggota Polri,. Tapi informasi tersebut disembunyikan oleh orang tuanya.

    Sempat mendapatkan tawaran dari perusahaan TOTAL dengan gaji sebanyak Rp 4 juta pada 2003. Tapi restu orang tua tetap berpihak pada kepolisian.

    Setelah Menikah dengan Linda Yani, AIPDA Solik memulai bisnis jualan kosmetik online. Istrinya yang mengatur orderan dan dirinya menjadi kurir pada 2008 silam.

    Ketika bisnis diberhentikan, AIPDA Solik mencari cara untuk terus berbisnis, seperti membeli telur puyuh dua piring, kemudian direbus dan diletakkan di warung pasar malam.

    Usahanya pun membuahkan hasil dan semakin cepat habisnya, ia kemudian beli satu ikat telur.  Bisnisnya berkembang dengan menggoreng kerupuk udang yang dikemas dalam plastik.

    Ia lakukan dengan rutin sampai istrinya pun heran terhadapnya. "Istri saya sampai bilang ngapain aja banyak-banyak beli, istri ya bergumam saja. Kalau mau bantu ya silahkan, kalau tidak pun saya tidak masalah, yang penting usaha saya ini jalan," celetuknya.

    AIPDA Solik juga pernah berbisnis hewan peliharaan seperti kucing persia hingga beranak pinak dan menghasilkan hingga puluhan juta.

    "Bayangin aja mas, saya pelihara dari 2012 sampai 2016. Sekali melahirkan bisa 5-6 ekor, satu kucing persia dimaharin 800 ribu sampai satu juta," ungkapnya.

    Ketika dipindahtugaskan di Polsek Kawasan Pelabuhan, ia sering aktif di Kelompok kerja (Pokja) HIV dengan memberikan edukasi tentang HIV, dan mendapatkan dropship berupa alat pengaman yang dibagikan di beberapa tempat.

    Kepercayaan pimpinan terhadapnya semakin meningkat untuk menjaga anak-anak sekitar pelabuhan untuk belajar. Sebab pada 2016 ada kejadian anak yang tenggelam dan terseret arus di sungai Mahakam.

    Ia mengingat pendidikan kepolisian dalam slogan untuk melayani masyarakat, niatnya semakin kuat untuk belajar bersama anak-anak tersebut.

    Dimulai bermain bola hingga belajar membaca dan menulis di kelas. ketika ada rezeki, dibelikan alat tulis dan bingkisan.

    Hal ini terdengar sampai Mabes Polri dan Humas Polri datang ke Samarinda melihat kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh AIPDA Solik.

    Kegiatan tersebut terhenti pada 2020 ketika pandemi Covid-19 merebak ke seluruh kawasan Samarinda.

    Meski pandemi melanda, tapi jiwa bisnis AIPDA Solik tidak pernah surut. Ketika istrinya ingin beli tempat pot bunga, tapi dibuat sendiri dengan hasil yang bagus.

    Kemudian istrinya memposting hasil kerajinan tersebut di media sosial, banyak orang kemudian menginginkan juga hingga akhirnya banjir orderan.

    "Ada yang nanya di media sosial, siapa yang buat, kemudian mereka pesa  dan pengerjaan saya lakukan dengan pembuatan 3-4 hari. Sebenarnya tiga jam bisa aja,  cuma saya kerja dan ini hanya sebagai sampingan," bubuhnya.

    Pembuatan kerajinan ini dihentikan ketika istrinya menegur bahwa pembuatan barang tersebut debunya sampai ke jualan baju istrinya. 

    Selang berapa waktu, ia mengisi waktu luang belajar pengelolaan ikan dengan beberapa mentor usahanya di bidang budidaya. Hal tersebut ia dalami dari belajar di youtube secara otodidak.

    Ia memulainya tanpa lahan, dengan meminjam lahan orang lain. Awal tebar ia langsung sebanyak 2000 ekor, kemudian belajar dan memiliki target apabila dikatakan berhasil harus mencapai 80 persen dengan penjualan 180 kilogram.

    "Syukurnya menyampai dari target bisa panen hingga 210 kilogram, teman saya pun kaget. Saya baru mulai bisa sebanyak ini dan hasil yang positif membawa saya tebar bibit 5.000 ekor, berikutnya 7.000 sampai 7.500 paling mentok" papar Aipda Solik.

    Disela ia membesarkan usaha ternak lelenya, nampaknya ia mengembangkan bisnis telurnya, kandang ayam telur yang sudah tersedia.

    Hasil telurnya ia jual ke beberapa temannya dan menjadi makanan setiap hari dan selalu dibutuhkan banyak orang. Ini membuatnya memiliki motivasi akan membesarkan usaha telur.

    Sembari itu, ia memberikan motivasi untuk anak muda dan para pemula bisnis untuk jangan hanya sekedar niat, tapi actionnya yang diperlukan.

    "Ketika kita melangkah untuk mencoba kita memiliki pilihan, pertama bisa sukses, kedua gagal kemudian bisa dicoba lagi. Kalau kita tidak melangkah kita tidak akan ada pilihan tersebut," tutupnya.

    (Sf/By)