Cari disini...
Seputarfakta.com-Lisda -
Figur
Maria Magdalena Pohan, Sosok Inspiratif di Balik SLB Bahasa Hati, Sangatta, Kutai Timur. (foto istimewa)
Sangatta - Maria Magdalena Pohan, sosok perempuan tangguh yang berperan sebagai pendidik di balik berdirinya SLB Bahasa Hati.
Ia juga ibu dan pejuang inklusi pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Perempuan kelahiran 21 Januari 1974 ini mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan anak-anak difabel, khususnya mereka yang memiliki hambatan penglihatan.
Maria adalah ibu dari tiga anak. Putra sulungnya, Enrique kini sedang menyelesaikan studi arsitektur di ITB. Sementara dua putri kembarnya, Kezia dan Karolina Nasution terlahir dengan kondisi tunanetra total.
Namun keterbatasan itu tidak membatasi mereka untuk meraih prestasi. Karolina kini aktif sebagai penyiar radio di Jakarta dan sedang menempuh studi Ilmu Komunikasi di Universitas Terbuka dengan beasiswa. Kezia kini sedang jeda dari dunia akademik.
Pengalaman pribadi sebagai orang tua dari anak-anak dengan disabilitas membuat Maria dan suaminya, Dohar AP Nasution menyadari betapa sulitnya mencari sekolah yang ramah bagi anak tunanetra di Sangatta pada waktu itu.
Jarak yang jauh untuk menyekolahkan kedua putri kembarnya ke Bontang menjadi motivasi untuk memulai perjuangan mereka mendirikan SLB Bahasa Hati di Sangatta, Kutai Timur (Kutim) pada 2010.
“Kami memulai dengan modal nekat dan tekad kami mulai merintis SLB Bahasa Hati tahap demi tahap,” ungkap Maria.
Melalui proses yang tidak mudah, sekolah ini akhirnya mendapatkan izin operasional, NPSN dan NIS dari pemerintah. SLB Bahasa Hati kini menjadi rumah bagi anak-anak penyandang autisme, ADHD dan hambatan lainnya. Sekolah ini tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ruang untuk bersosialisasi, berteman dan mengembangkan potensi mereka.
Dukungan penuh keluarga menjadi kunci keberlangsungan sekolah ini. Dalam setiap kegiatan, baik sang suami maupun ketiga anaknya selalu terlibat.
Ketulusan dan empati menjadi prinsip hidup Maria. Baginya penerimaan terhadap anak disabilitas sejak dini sangat penting untuk perkembangan anak secara menyeluruh.
"Penerimaan anak disabilitas sedini mungkin sangat membantu dalam tumbuh kembang anak dalam mengembangkan potensi anak, mereka adalah bagian dari kita, tidak ada manusia yang sempurna,” tegasnya.
Moto sekolah yang diusung Give Your Heart, Be Our Friends menjadi cerminan nilai-nilai yang ditanamkan Maria dalam setiap langkahnya, yakni kasih, inklusi dan semangat untuk melayani.
Dedikasi Maria di dunia pendidikan inklusi telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Beberapa penghargaan yang berhasil diraihnya yaitu:
1. Wanita Inspirasi Kutim dari Bupati Kutim (2016).
2. Guru Sasaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2017).
3. Penghargaan Hari Kartini (2018) “Dedikasi dan Semangatmu Inspirasi kami".
4. Narasumber Parenting Skill PPPA Kutim (2018).
5. Narasumber Webinar KPC (2022).
6. Penghargaan atas Karya Bakti di Bidang Pendidikan Disabilitas (2023).
7. Gender Champion Bidang Pendidikan dan Teknologi Digital (2024).
Saat ini lebih dari satu dekade sejak berdirinya, SLB Bahasa Hati tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga wadah bertumbuh bagi anak-anak istimewa serta pendidik yang peduli dan berdedikasi.
Maria Magdalena Pohan bukan hanya seorang ibu atau pendidik, tetapi juga simbol harapan dan ketulusan bagi dunia pendidikan inklusif. Dengan kasih dan ketekunan, ia terus menjadi berkat bagi banyak anak dan keluarga di Kutim.
(Sf/Lo)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com-Lisda -
Figur
Maria Magdalena Pohan, Sosok Inspiratif di Balik SLB Bahasa Hati, Sangatta, Kutai Timur. (foto istimewa)
Sangatta - Maria Magdalena Pohan, sosok perempuan tangguh yang berperan sebagai pendidik di balik berdirinya SLB Bahasa Hati.
Ia juga ibu dan pejuang inklusi pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Perempuan kelahiran 21 Januari 1974 ini mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan anak-anak difabel, khususnya mereka yang memiliki hambatan penglihatan.
Maria adalah ibu dari tiga anak. Putra sulungnya, Enrique kini sedang menyelesaikan studi arsitektur di ITB. Sementara dua putri kembarnya, Kezia dan Karolina Nasution terlahir dengan kondisi tunanetra total.
Namun keterbatasan itu tidak membatasi mereka untuk meraih prestasi. Karolina kini aktif sebagai penyiar radio di Jakarta dan sedang menempuh studi Ilmu Komunikasi di Universitas Terbuka dengan beasiswa. Kezia kini sedang jeda dari dunia akademik.
Pengalaman pribadi sebagai orang tua dari anak-anak dengan disabilitas membuat Maria dan suaminya, Dohar AP Nasution menyadari betapa sulitnya mencari sekolah yang ramah bagi anak tunanetra di Sangatta pada waktu itu.
Jarak yang jauh untuk menyekolahkan kedua putri kembarnya ke Bontang menjadi motivasi untuk memulai perjuangan mereka mendirikan SLB Bahasa Hati di Sangatta, Kutai Timur (Kutim) pada 2010.
“Kami memulai dengan modal nekat dan tekad kami mulai merintis SLB Bahasa Hati tahap demi tahap,” ungkap Maria.
Melalui proses yang tidak mudah, sekolah ini akhirnya mendapatkan izin operasional, NPSN dan NIS dari pemerintah. SLB Bahasa Hati kini menjadi rumah bagi anak-anak penyandang autisme, ADHD dan hambatan lainnya. Sekolah ini tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ruang untuk bersosialisasi, berteman dan mengembangkan potensi mereka.
Dukungan penuh keluarga menjadi kunci keberlangsungan sekolah ini. Dalam setiap kegiatan, baik sang suami maupun ketiga anaknya selalu terlibat.
Ketulusan dan empati menjadi prinsip hidup Maria. Baginya penerimaan terhadap anak disabilitas sejak dini sangat penting untuk perkembangan anak secara menyeluruh.
"Penerimaan anak disabilitas sedini mungkin sangat membantu dalam tumbuh kembang anak dalam mengembangkan potensi anak, mereka adalah bagian dari kita, tidak ada manusia yang sempurna,” tegasnya.
Moto sekolah yang diusung Give Your Heart, Be Our Friends menjadi cerminan nilai-nilai yang ditanamkan Maria dalam setiap langkahnya, yakni kasih, inklusi dan semangat untuk melayani.
Dedikasi Maria di dunia pendidikan inklusi telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Beberapa penghargaan yang berhasil diraihnya yaitu:
1. Wanita Inspirasi Kutim dari Bupati Kutim (2016).
2. Guru Sasaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2017).
3. Penghargaan Hari Kartini (2018) “Dedikasi dan Semangatmu Inspirasi kami".
4. Narasumber Parenting Skill PPPA Kutim (2018).
5. Narasumber Webinar KPC (2022).
6. Penghargaan atas Karya Bakti di Bidang Pendidikan Disabilitas (2023).
7. Gender Champion Bidang Pendidikan dan Teknologi Digital (2024).
Saat ini lebih dari satu dekade sejak berdirinya, SLB Bahasa Hati tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga wadah bertumbuh bagi anak-anak istimewa serta pendidik yang peduli dan berdedikasi.
Maria Magdalena Pohan bukan hanya seorang ibu atau pendidik, tetapi juga simbol harapan dan ketulusan bagi dunia pendidikan inklusif. Dengan kasih dan ketekunan, ia terus menjadi berkat bagi banyak anak dan keluarga di Kutim.
(Sf/Lo)