Cari disini...
Seputarfakta.com - Baiq Eliana -
Figur
Berlian Duma Pare saat memenangkan pertandingan. (Foto:istimewa)
SETIAP orang pasti memiliki kisah perjalanan hidup yang menarik dan tak jarang dari kisah perjalanan tersebut seringkali dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi seseorang.
Salah satunya adalah sosok Berlian Duma Pare, perempuan kelahiran 03 Januari 1992 di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ini.
Di sela-sela kesibukannya sebagai guru olahraga salah satu sekolah di Kabupaten Berau, ia ternyata merupakan atlet kriket nasional yang sudah menembus level mancanegara.
Bebe, sapaan akrabnya perempuan yang berasal dari keluarga sederhana ini memulai kariernya di olahraga kriket sejak usia 22 tahun.
Keinginan Bebe untuk terjun ke dunia kriket dimulai saat masih duduk di bangku kuliah pada 2014 lalu.
"Awalnya karna ingin masuk timnas dan kebetulan cabor ini baru di indonesia, peluang untuk masuk timnas sangat besar. Kemudian kebetulan cabor ini masuk di kampus saya, disosialisasikan untuk mahasiswa olahraga dan yang merekrut saya pertama kali itu dosen saya sendiri, bahkan beliau juga yang menjadi pelatih kriket pertama kali untuk Kaltim," ujarnya
Berkat kegigihan, ketekunan serta kerja kerasnya, guru olahraga ini telah meraih berbagai prestasi yang membanggakan di tingkat daerah, nasional hingga internasional di cabor kriket.
Seperti meraih medali perak kejuaraan pra-pon di Bogor 2015, medali perunggu di PON Jawa Barat pada 2016. Kemudian medali perak di Sea Games Malaysia, medali perunggu kejurnas di Jakarta dan dua medali emas di Praprov Samarinda pada 2017 silam.
Selanjutnya, meraih medali perak kejurnas di Bali, emas dan perak di porprov kutim pada 2018. Berlanjut pada 2021, meraih medali perak dan perunggu di PON PAPUA, 2022 meraih medali emas dan dua medali perak di Porprov Berau
Tak sampai di situ, pada 2023 lalu Bebe juga berhasil meraih medali emas dan dua medali perak di Sea Games Cambodia. Terakhir pada 2024 meraih medali emas dan dua medali perak di Pon Aceh-Sumut.
Kata dia, pencapaian ini tidak terlepas dari dukungan kedua orang tuannya, serta keberhasilannya dalam membagi waktu antara karir pekerjaan dan olahraga.
Ia mengaku motivasi terbesarnya dalam keberhasilan meraih prestasi di cabor kriket ini adalah keluarganya. "Saya ingin menaikkan martabat keluarga saya dan saya termasuk tulang punggung di keluarga saya," tuturnya.
Kata gagal atau kalah sudah tidak asing bagi dirinya, sebab keduanya adalah hal yang wajar dalam sebuah pertandingan.
Namun saat mengalami kegagalan, dirinya tidak merasa ingin menyerah dan putus asa, bahkan akan semakin termotivasi dan terus berlatih dengan sekuat tenaga untuk mencapai keinginannya, sampai berhasil seperti saat ini bukanlah perjalanan yang mudah.
"Sebenarnya cita-cita saya diawal itu ingin menjadi Polwan, tapi rezeki saya malah menjadi seorang guru dan tidak menyangka juga profesi menjadi guru, itu hasil dari prestasi yang saya capai selama ini menjadi atlet," ungkapnya.
Hingga kini, dirinya masih aktif menjadi atlet Berau dan rutin berlatih untuk mempersiapkan diri saat ada perlombaan atau pertandingan.
Kini, dirinya berada di Bali dalam rangka seleksi nasional untuk sea games akhir tahun ini di Thailand.
"Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin untuk kita capai, selagi kita mau berusaha dan berkerja keras, selalu selipkan doa dalam tiap langkah kita dan jangan lupa selalu muliakan kedua orang tua kita," pesannya.
(Sf/By)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Baiq Eliana -
Figur
Berlian Duma Pare saat memenangkan pertandingan. (Foto:istimewa)
SETIAP orang pasti memiliki kisah perjalanan hidup yang menarik dan tak jarang dari kisah perjalanan tersebut seringkali dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi seseorang.
Salah satunya adalah sosok Berlian Duma Pare, perempuan kelahiran 03 Januari 1992 di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ini.
Di sela-sela kesibukannya sebagai guru olahraga salah satu sekolah di Kabupaten Berau, ia ternyata merupakan atlet kriket nasional yang sudah menembus level mancanegara.
Bebe, sapaan akrabnya perempuan yang berasal dari keluarga sederhana ini memulai kariernya di olahraga kriket sejak usia 22 tahun.
Keinginan Bebe untuk terjun ke dunia kriket dimulai saat masih duduk di bangku kuliah pada 2014 lalu.
"Awalnya karna ingin masuk timnas dan kebetulan cabor ini baru di indonesia, peluang untuk masuk timnas sangat besar. Kemudian kebetulan cabor ini masuk di kampus saya, disosialisasikan untuk mahasiswa olahraga dan yang merekrut saya pertama kali itu dosen saya sendiri, bahkan beliau juga yang menjadi pelatih kriket pertama kali untuk Kaltim," ujarnya
Berkat kegigihan, ketekunan serta kerja kerasnya, guru olahraga ini telah meraih berbagai prestasi yang membanggakan di tingkat daerah, nasional hingga internasional di cabor kriket.
Seperti meraih medali perak kejuaraan pra-pon di Bogor 2015, medali perunggu di PON Jawa Barat pada 2016. Kemudian medali perak di Sea Games Malaysia, medali perunggu kejurnas di Jakarta dan dua medali emas di Praprov Samarinda pada 2017 silam.
Selanjutnya, meraih medali perak kejurnas di Bali, emas dan perak di porprov kutim pada 2018. Berlanjut pada 2021, meraih medali perak dan perunggu di PON PAPUA, 2022 meraih medali emas dan dua medali perak di Porprov Berau
Tak sampai di situ, pada 2023 lalu Bebe juga berhasil meraih medali emas dan dua medali perak di Sea Games Cambodia. Terakhir pada 2024 meraih medali emas dan dua medali perak di Pon Aceh-Sumut.
Kata dia, pencapaian ini tidak terlepas dari dukungan kedua orang tuannya, serta keberhasilannya dalam membagi waktu antara karir pekerjaan dan olahraga.
Ia mengaku motivasi terbesarnya dalam keberhasilan meraih prestasi di cabor kriket ini adalah keluarganya. "Saya ingin menaikkan martabat keluarga saya dan saya termasuk tulang punggung di keluarga saya," tuturnya.
Kata gagal atau kalah sudah tidak asing bagi dirinya, sebab keduanya adalah hal yang wajar dalam sebuah pertandingan.
Namun saat mengalami kegagalan, dirinya tidak merasa ingin menyerah dan putus asa, bahkan akan semakin termotivasi dan terus berlatih dengan sekuat tenaga untuk mencapai keinginannya, sampai berhasil seperti saat ini bukanlah perjalanan yang mudah.
"Sebenarnya cita-cita saya diawal itu ingin menjadi Polwan, tapi rezeki saya malah menjadi seorang guru dan tidak menyangka juga profesi menjadi guru, itu hasil dari prestasi yang saya capai selama ini menjadi atlet," ungkapnya.
Hingga kini, dirinya masih aktif menjadi atlet Berau dan rutin berlatih untuk mempersiapkan diri saat ada perlombaan atau pertandingan.
Kini, dirinya berada di Bali dalam rangka seleksi nasional untuk sea games akhir tahun ini di Thailand.
"Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin untuk kita capai, selagi kita mau berusaha dan berkerja keras, selalu selipkan doa dalam tiap langkah kita dan jangan lupa selalu muliakan kedua orang tua kita," pesannya.
(Sf/By)