Terkait Kebakaran di Smelter Sanga-Sanga, DPRD Kaltim Minta Perusahaan Bertanggung Jawab

    Seputarfakta.com - Maulana -

    DPRD Provinsi Kalimantan Timur

    12 Oktober 2023 12:53 WIB

    Salah satu korban kebakaran di Smelter Sanga-Sanga, dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Wahab Sjahranie, Samarinda. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Dua tenaga kerja asing (TKA) terkena imbas atas kebakaran yang melanda pabrik nikel PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) di Pendingin, Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim), Rabu (11/10/2023). Dalam insiden ini, satu orang pekerja meninggal dunia sementara satu lainnya masih dirawat intensif di rumah sakit.

    Keadaan terkini TKA yang diidentifikasi berinisial CW, menderita luka bakar pada seluruh tubuh. Pria berusia 41 tahun itu, ditangani oleh dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan dokter spesialis anestesi, di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie, Samarinda, dan telah dilakukan tindakan operasi dengan diagnosa combutio grade II - III 80 persen.

    "Setelah dilakukan tindakan operasi, pasien ditempatkan diruangan ICU dan terpasang alat bantu nafas yaitu ventilator dan diberikan obat2an pereda nyeri," ungkap Humas RSUD Abdoel Wahab Sjahranie, dr Arysia Andhina, saat dikonfirmasi Seputar Fakta, Kamis (12/10/2023) siang. 

    Secara terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Akhmad Reza Pahlevi, melihat peristiwa ini ia menyoroti terkait kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang belum menjaga secara serius. Dan ia mengungkapkan keprihatinan terhadap kejadian tersebut yang menimbulkan korban.

    "Pertama kita prihatin atas kejadian ini, tentunya ini menjadi perhatian bersama baik dari disnaker provinsi dan perusahaan dalam pembinaan K3," ungkap Reza kepada media ini, Kamis (12/10/2023).

    Selain itu, Reza meminta agar pihak perusahaan dapat bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Ia juga meminta dinas terkait untuk segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

    "Ya pastinya kami meminta kepada dinas terkait laporan investigasi atas kejadian kebakaran kemarin dan segera mengambil langkah atas kejadian ini," tambahnya.

    Atas kejadian ini, politisi fraksi Gerindra ini menyoroti kejadian ini bukanlah pertama kali dari PT KFI. Sebelumnya, pada 8 Juli 2023, seorang pekerja tewas dalam proyek pembangunan smelter nikel di lokasi yang sama. 

    "Kecelakaan tragis ini terekam dalam video yang beredar di kalangan pekerja, mengundang pertanyaan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan tersebut," bebernya.

    Untuk diketahui, Pabrik nikel PT KFI sendiri baru saja diresmikan oleh Gubernur Kaltim Isran Noor pada 19 September 2023, dengan nilai investasi mencapai Rp30 triliun. Pabrik ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja untuk 1.700 pekerja lokal.

    "Karena sudah ada dua kejadian seperti ini. Apakah ini human error atau faktor lainnya," kata Reza.

    Komisi IV DPRD Kaltim akan melakukan sidak ke lapangan. "Kami akan ke lapangan bersama dinas tenaga kerja dan hasilnya akan kami rapatkan bersama dinas terkait nantinya," tukasnya.(adv)

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Terkait Kebakaran di Smelter Sanga-Sanga, DPRD Kaltim Minta Perusahaan Bertanggung Jawab

    Seputarfakta.com - Maulana -

    DPRD Provinsi Kalimantan Timur

    12 Oktober 2023 12:53 WIB

    Salah satu korban kebakaran di Smelter Sanga-Sanga, dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Wahab Sjahranie, Samarinda. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Dua tenaga kerja asing (TKA) terkena imbas atas kebakaran yang melanda pabrik nikel PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) di Pendingin, Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim), Rabu (11/10/2023). Dalam insiden ini, satu orang pekerja meninggal dunia sementara satu lainnya masih dirawat intensif di rumah sakit.

    Keadaan terkini TKA yang diidentifikasi berinisial CW, menderita luka bakar pada seluruh tubuh. Pria berusia 41 tahun itu, ditangani oleh dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan dokter spesialis anestesi, di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie, Samarinda, dan telah dilakukan tindakan operasi dengan diagnosa combutio grade II - III 80 persen.

    "Setelah dilakukan tindakan operasi, pasien ditempatkan diruangan ICU dan terpasang alat bantu nafas yaitu ventilator dan diberikan obat2an pereda nyeri," ungkap Humas RSUD Abdoel Wahab Sjahranie, dr Arysia Andhina, saat dikonfirmasi Seputar Fakta, Kamis (12/10/2023) siang. 

    Secara terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Akhmad Reza Pahlevi, melihat peristiwa ini ia menyoroti terkait kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang belum menjaga secara serius. Dan ia mengungkapkan keprihatinan terhadap kejadian tersebut yang menimbulkan korban.

    "Pertama kita prihatin atas kejadian ini, tentunya ini menjadi perhatian bersama baik dari disnaker provinsi dan perusahaan dalam pembinaan K3," ungkap Reza kepada media ini, Kamis (12/10/2023).

    Selain itu, Reza meminta agar pihak perusahaan dapat bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Ia juga meminta dinas terkait untuk segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

    "Ya pastinya kami meminta kepada dinas terkait laporan investigasi atas kejadian kebakaran kemarin dan segera mengambil langkah atas kejadian ini," tambahnya.

    Atas kejadian ini, politisi fraksi Gerindra ini menyoroti kejadian ini bukanlah pertama kali dari PT KFI. Sebelumnya, pada 8 Juli 2023, seorang pekerja tewas dalam proyek pembangunan smelter nikel di lokasi yang sama. 

    "Kecelakaan tragis ini terekam dalam video yang beredar di kalangan pekerja, mengundang pertanyaan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan tersebut," bebernya.

    Untuk diketahui, Pabrik nikel PT KFI sendiri baru saja diresmikan oleh Gubernur Kaltim Isran Noor pada 19 September 2023, dengan nilai investasi mencapai Rp30 triliun. Pabrik ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja untuk 1.700 pekerja lokal.

    "Karena sudah ada dua kejadian seperti ini. Apakah ini human error atau faktor lainnya," kata Reza.

    Komisi IV DPRD Kaltim akan melakukan sidak ke lapangan. "Kami akan ke lapangan bersama dinas tenaga kerja dan hasilnya akan kami rapatkan bersama dinas terkait nantinya," tukasnya.(adv)

    (Sf/Rs)