Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
DPRD Provinsi Kalimantan Timur
Wakil Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono dalam agenda Penguatan Demokrasi Daerah. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono, menegaskan bahwa kesejahteraan sosial masyarakat adalah cerminan dari kualitas politik yang baik.
Hal ini disampaikannya usai kegiatan penguatan demokrasi daerah bertema keterkaitan politik dan kesejahteraan sosial di Hotel Royal Park Samarinda, Rabu (30/7/2025).
Menurut Sapto, politik dan kesejahteraan sosial adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Jika kualitas politik di Indonesia bagus, maka kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia pasti akan terwujud.
"Ketika kita bicara kesejahteraan sosial, maka kita akan lihat juga politik," ujar Sapto.
Ia melanjutkan, jika perpolitikan memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dan mampu menerjemahkan serta mengaplikasikan politik berbangsa dan bernegara dengan baik, maka akan lahir produk kebijakan yang bermartabat dan berdampak pada kesejahteraan sosial.
Sapto menyoroti pentingnya etika dalam berpolitik. "Kalau politiknya enggak bagus, bagaimana kita mau mendapatkan kesejahteraan sosial yang bagus?" tanyanya.
Oleh karena itu, ia mengimbau pemerintah pusat untuk membuat kebijakan berwawasan politik sesuai dengan Permendagri Nomor 36 Tahun 2010.
Sapto berharap pendidikan politik tidak hanya diperkenalkan di bangku perkuliahan, tetapi juga sejak dini di jenjang SMP dan SMA. Namun, ia menekankan bahwa pendidikan politik ini harus aplikatif, bukan hanya sekadar teori.
"Masyarakat harus tahu apa itu politik, bagaimana berpolitik yang beretika, dan bagaimana politik digunakan untuk menciptakan kesejahteraan sosial," tegasnya.
Ia menambahkan, pemerintah pusat harus peka terhadap hal ini, karena politik bisa membawa kemaslahatan, tetapi juga kehancuran.
"Politik itu ibarat pisau. Kalau digunakan oleh koki, dia akan memotong daging atau sayuran. Tapi kalau digunakan penjahat, bisa digunakan untuk membunuh. Itu politik!" ilustrasinya.
Lebih lanjut, Sapto menyoroti minimnya pendidikan politik yang diterima mahasiswa hanya di bangku kuliah. Ia mengakui pentingnya kegiatan penguatan demokrasi yang sering diadakan DPRD Kaltim dengan mengundang mahasiswa, agar mereka tidak antipati terhadap politik.
"Politik selama ini disuguhkan dengan drama-drama permusuhan, bukan drama-drama yang membangun bersama," keluhnya.
Sapto menekankan pentingnya membekali generasi muda, terutama Gen Z, dengan wawasan politik yang baik.
"Kalau kita tidak memberikan edukasi terhadap anak-anak muda bagaimana berpolitik yang baik, bagaimana dia mendapatkan mentor yang baik, sangat bahaya mereka ke depannya," pungkasnya. (Adv)
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
DPRD Provinsi Kalimantan Timur
Wakil Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono dalam agenda Penguatan Demokrasi Daerah. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono, menegaskan bahwa kesejahteraan sosial masyarakat adalah cerminan dari kualitas politik yang baik.
Hal ini disampaikannya usai kegiatan penguatan demokrasi daerah bertema keterkaitan politik dan kesejahteraan sosial di Hotel Royal Park Samarinda, Rabu (30/7/2025).
Menurut Sapto, politik dan kesejahteraan sosial adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Jika kualitas politik di Indonesia bagus, maka kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia pasti akan terwujud.
"Ketika kita bicara kesejahteraan sosial, maka kita akan lihat juga politik," ujar Sapto.
Ia melanjutkan, jika perpolitikan memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dan mampu menerjemahkan serta mengaplikasikan politik berbangsa dan bernegara dengan baik, maka akan lahir produk kebijakan yang bermartabat dan berdampak pada kesejahteraan sosial.
Sapto menyoroti pentingnya etika dalam berpolitik. "Kalau politiknya enggak bagus, bagaimana kita mau mendapatkan kesejahteraan sosial yang bagus?" tanyanya.
Oleh karena itu, ia mengimbau pemerintah pusat untuk membuat kebijakan berwawasan politik sesuai dengan Permendagri Nomor 36 Tahun 2010.
Sapto berharap pendidikan politik tidak hanya diperkenalkan di bangku perkuliahan, tetapi juga sejak dini di jenjang SMP dan SMA. Namun, ia menekankan bahwa pendidikan politik ini harus aplikatif, bukan hanya sekadar teori.
"Masyarakat harus tahu apa itu politik, bagaimana berpolitik yang beretika, dan bagaimana politik digunakan untuk menciptakan kesejahteraan sosial," tegasnya.
Ia menambahkan, pemerintah pusat harus peka terhadap hal ini, karena politik bisa membawa kemaslahatan, tetapi juga kehancuran.
"Politik itu ibarat pisau. Kalau digunakan oleh koki, dia akan memotong daging atau sayuran. Tapi kalau digunakan penjahat, bisa digunakan untuk membunuh. Itu politik!" ilustrasinya.
Lebih lanjut, Sapto menyoroti minimnya pendidikan politik yang diterima mahasiswa hanya di bangku kuliah. Ia mengakui pentingnya kegiatan penguatan demokrasi yang sering diadakan DPRD Kaltim dengan mengundang mahasiswa, agar mereka tidak antipati terhadap politik.
"Politik selama ini disuguhkan dengan drama-drama permusuhan, bukan drama-drama yang membangun bersama," keluhnya.
Sapto menekankan pentingnya membekali generasi muda, terutama Gen Z, dengan wawasan politik yang baik.
"Kalau kita tidak memberikan edukasi terhadap anak-anak muda bagaimana berpolitik yang baik, bagaimana dia mendapatkan mentor yang baik, sangat bahaya mereka ke depannya," pungkasnya. (Adv)
(Sf/Rs)