Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
DPRD Provinsi Kalimantan Timur
Rapat mengenai perbaikan fender jembatan Mahakam I yang belum dilaksanakan. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim), Sabaruddin Panrecalle, menyampaikan kekhawatiran mendalam terkait keamanan Jembatan Mahakam di Samarinda.
Pasalnya, hingga saat ini belum ada kepastian jaminan kekuatan struktur jembatan pasca insiden tabrakan kapal pada 16 Februari 2025 lalu.
Kerusakan pada fender (bantalan pengaman) jembatan akibat ditabrak kapal milik PT Pelayaran Mitra Tujuh Samudra (PMTS) menjadi sorotan utama. Sabaruddin menegaskan bahwa ketiadaan fender membuat masyarakat yang melintas di jembatan merasa waswas.
"Tanpa fender, masyarakat masih waswas melintasi jembatan. Ini soal keselamatan. Jangan sampai kita kecolongan seperti tragedi Jembatan Kutai Kartanegara tahun 2012," ujar Sabaruddin.
Sabaruddin Panrecalle kembali menegaskan komitmen DPRD Kaltim untuk terus mengawal proses pemasangan fender hingga tuntas. Pihaknya juga akan memastikan setiap pihak yang terlibat bertanggung jawab sesuai dengan porsinya masing-masing.
"Sudah ada kejelasan jadwal dan skema pemasangan. Tugas kami berikutnya adalah memastikan semuanya berjalan sesuai rencana," pungkas Sabaruddin.
Kepala BBPJN Kaltim, Hendro Satrio, menjelaskan bahwa proses pemasangan fender tidak dapat dilakukan secara terburu-buru. Hal ini dikarenakan pihaknya masih menunggu hasil kajian teknis yang mendalam.
Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah sulitnya menemukan titik tanah keras sebagai fondasi konstruksi fender.
"Hasil pengukuran awal menunjukkan kedalaman Sungai Mahakam mencapai 22 meter, tapi titik tanah keras belum ditemukan. Kami perkirakan perlu mencapai kedalaman 50 meter," beber Hendro.
Lebih lanjut, Hendro mengungkapkan bahwa pihak PT PMTS telah berkoordinasi dan menunjuk konsultan independen untuk menyusun kajian teknis tersebut.
Jika tidak ada kendala berarti, BBPJN Kaltim menargetkan proses pemasangan fender dapat rampung pada Desember 2025 mendatang.
Estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk proyek ini mencapai Rp35 miliar, bahkan berpotensi lebih besar tergantung pada kondisi teknis di lapangan.
"Kalau ternyata biayanya membengkak, tetap menjadi tanggung jawab pihak penabrak. Komitmen mereka sudah kami kunci," tegas Hendro.
Dari aspek teknis, Kepala Dinas PUPR-Pera Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda, menjelaskan bahwa pilar ketiga Jembatan Mahakam I masih memiliki daya tahan benturan sebesar 3.800 kilonewton (kN).
Kekuatan ini dinilai cukup untuk menahan benturan kapal dengan kecepatan maksimal lima knot.
Kendati demikian, Aji Muhammad Fitra Firnanda menyarankan agar batas aman kecepatan kapal yang melintas di bawah jembatan tidak melebihi 0,5 knot. Dengan kecepatan tersebut, pilar jembatan diperkirakan mampu menahan beban kapal hingga 15.000 deadweight tonnage (DWT).
"Jika melebihi itu, potensi kerusakan struktural sangat besar," terang Aji Muhammad Fitra Firnanda yang akrab disapa Nanda. (Adv)
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
DPRD Provinsi Kalimantan Timur
Rapat mengenai perbaikan fender jembatan Mahakam I yang belum dilaksanakan. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim), Sabaruddin Panrecalle, menyampaikan kekhawatiran mendalam terkait keamanan Jembatan Mahakam di Samarinda.
Pasalnya, hingga saat ini belum ada kepastian jaminan kekuatan struktur jembatan pasca insiden tabrakan kapal pada 16 Februari 2025 lalu.
Kerusakan pada fender (bantalan pengaman) jembatan akibat ditabrak kapal milik PT Pelayaran Mitra Tujuh Samudra (PMTS) menjadi sorotan utama. Sabaruddin menegaskan bahwa ketiadaan fender membuat masyarakat yang melintas di jembatan merasa waswas.
"Tanpa fender, masyarakat masih waswas melintasi jembatan. Ini soal keselamatan. Jangan sampai kita kecolongan seperti tragedi Jembatan Kutai Kartanegara tahun 2012," ujar Sabaruddin.
Sabaruddin Panrecalle kembali menegaskan komitmen DPRD Kaltim untuk terus mengawal proses pemasangan fender hingga tuntas. Pihaknya juga akan memastikan setiap pihak yang terlibat bertanggung jawab sesuai dengan porsinya masing-masing.
"Sudah ada kejelasan jadwal dan skema pemasangan. Tugas kami berikutnya adalah memastikan semuanya berjalan sesuai rencana," pungkas Sabaruddin.
Kepala BBPJN Kaltim, Hendro Satrio, menjelaskan bahwa proses pemasangan fender tidak dapat dilakukan secara terburu-buru. Hal ini dikarenakan pihaknya masih menunggu hasil kajian teknis yang mendalam.
Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah sulitnya menemukan titik tanah keras sebagai fondasi konstruksi fender.
"Hasil pengukuran awal menunjukkan kedalaman Sungai Mahakam mencapai 22 meter, tapi titik tanah keras belum ditemukan. Kami perkirakan perlu mencapai kedalaman 50 meter," beber Hendro.
Lebih lanjut, Hendro mengungkapkan bahwa pihak PT PMTS telah berkoordinasi dan menunjuk konsultan independen untuk menyusun kajian teknis tersebut.
Jika tidak ada kendala berarti, BBPJN Kaltim menargetkan proses pemasangan fender dapat rampung pada Desember 2025 mendatang.
Estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk proyek ini mencapai Rp35 miliar, bahkan berpotensi lebih besar tergantung pada kondisi teknis di lapangan.
"Kalau ternyata biayanya membengkak, tetap menjadi tanggung jawab pihak penabrak. Komitmen mereka sudah kami kunci," tegas Hendro.
Dari aspek teknis, Kepala Dinas PUPR-Pera Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda, menjelaskan bahwa pilar ketiga Jembatan Mahakam I masih memiliki daya tahan benturan sebesar 3.800 kilonewton (kN).
Kekuatan ini dinilai cukup untuk menahan benturan kapal dengan kecepatan maksimal lima knot.
Kendati demikian, Aji Muhammad Fitra Firnanda menyarankan agar batas aman kecepatan kapal yang melintas di bawah jembatan tidak melebihi 0,5 knot. Dengan kecepatan tersebut, pilar jembatan diperkirakan mampu menahan beban kapal hingga 15.000 deadweight tonnage (DWT).
"Jika melebihi itu, potensi kerusakan struktural sangat besar," terang Aji Muhammad Fitra Firnanda yang akrab disapa Nanda. (Adv)
(Sf/Rs)