Cari disini...
Seputarfakta.com - Umar Daud -
DPRD Kota Samarinda
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astitu (Foto : Umar Daud/Seputarfakta.com)
Samarinda - Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti mengingatkan agar program Sekolah Rakyat (SR) tidak dipandang negatif oleh masyarakat.
Sebagai informasi, Kota Samarinda baru saja meluncurkan program SR pada 15 Agustus lalu. Ia menilai anggapan SR identik dengan sekolah bagi orang tidak mampu bisa menimbulkan stigma dan berdampak buruk terhadap keberlangsungan program
Menurut Puji, SR tidak bisa dipandang sebagai gambaran kemiskinan, melainkan strategi pemerintah untuk memperluas akses pendidikan.
Tujuan utamanya agar peserta didik yang berasal dari kalangan kurang mampu mendapat kesempatan dan hak yang sama dalam mengenyam pendidik.
"Itu hanya anggapan atau pandangan sebagian orang, jangan terpengaruh. Kita ingin dengan adanya sekolah ini dapat meningkatkan SDM yang berkualitas, unggulan dan punya daya saing," kata Puji, Sabtu (23/8/2025).
Lebih lanjut, persoalan utama bukan terletak pada status atau kondisi masyarakat, melainkan bagaimana pemerintah menjalankan peran dalam menjamin pendidikan bagi masyarakat.
"Akses pendidikan yang merata sebagai tolok ukur penting keseriusan dalam upaya peningkatan kesejahteraan," paparnya.
Ia juga menekankan bahwa SDM berkualitas akan menjadi modal besar bagi pembangunan Samarinda di masa mendatang.
Dengan hadirnya program SR, kata Puji, menjadi salah satu gebrakan yang mendukung agenda pembangunan jangka panjang di daerah.
"Dengan mendukung program SR diharapkan dapat mencetak generasi yang mumpuni bagi perkembangan Samarinda," pungkasnya. (Adv)
(Sf/Lo)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Umar Daud -
DPRD Kota Samarinda
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astitu (Foto : Umar Daud/Seputarfakta.com)
Samarinda - Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti mengingatkan agar program Sekolah Rakyat (SR) tidak dipandang negatif oleh masyarakat.
Sebagai informasi, Kota Samarinda baru saja meluncurkan program SR pada 15 Agustus lalu. Ia menilai anggapan SR identik dengan sekolah bagi orang tidak mampu bisa menimbulkan stigma dan berdampak buruk terhadap keberlangsungan program
Menurut Puji, SR tidak bisa dipandang sebagai gambaran kemiskinan, melainkan strategi pemerintah untuk memperluas akses pendidikan.
Tujuan utamanya agar peserta didik yang berasal dari kalangan kurang mampu mendapat kesempatan dan hak yang sama dalam mengenyam pendidik.
"Itu hanya anggapan atau pandangan sebagian orang, jangan terpengaruh. Kita ingin dengan adanya sekolah ini dapat meningkatkan SDM yang berkualitas, unggulan dan punya daya saing," kata Puji, Sabtu (23/8/2025).
Lebih lanjut, persoalan utama bukan terletak pada status atau kondisi masyarakat, melainkan bagaimana pemerintah menjalankan peran dalam menjamin pendidikan bagi masyarakat.
"Akses pendidikan yang merata sebagai tolok ukur penting keseriusan dalam upaya peningkatan kesejahteraan," paparnya.
Ia juga menekankan bahwa SDM berkualitas akan menjadi modal besar bagi pembangunan Samarinda di masa mendatang.
Dengan hadirnya program SR, kata Puji, menjadi salah satu gebrakan yang mendukung agenda pembangunan jangka panjang di daerah.
"Dengan mendukung program SR diharapkan dapat mencetak generasi yang mumpuni bagi perkembangan Samarinda," pungkasnya. (Adv)
(Sf/Lo)