DPRD Kota Samarinda

    DPRD Soroti Pernikahan Dini di Kota Samarinda, Puji Sebut Penghulu Liar jadi Dalang

    Seputarfakta.com - Umar Daud -

    DPRD Kota Samarinda

    17 Juni 2025 10:04 WIB

    Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti (Foto : Umar Daud/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti menyoroti maraknya penghulu liar di Kota Samarinda. Menurut Puji, hal ini mendalangai pernikahan dini hingga sebabkan putus sekolah.

    Kasus pernikahan dini tersebut, menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah kota bagaimana mensosialisasikan pentingnya wajib belajar 12 tahun bagi anak. Penanganannya diperlukan langkah konkrit agar masyarakat lebih paham dampak yang timbul dari nikah diusia sekolah.

    "Kan kasus-kasus pernikahan dini masih banyak di Samarinda, sampai sekarang masih ada yang namanya nikah sirih yang dilakukan oleh penghulu liar," ujarnya, Selasa (17/6/2025).

    "Ini menjadi PR bagi pemerintah untuk mengejar Kota Layak Anak (KLA). Apalagi sesuai visi dan misi wali kota ingin mengubah Kota Samarinda menjadi pusat peradaban," tegas Puji.

    Permasalahan yang terjadi tersebut, tak

    Jauh dari pola pikir masyarakat saat ini. Ia menilai, banyak orang tua menganggap jika anak bisa membaca dan menulis sudah cukup menjadi bekal untuk bekerja. Hal ini turut menjadi faktor utama banyaknya pernikahan sejak dini.

    Sehingga pemahaman seperti ini, menjadi rintangan pemerintah dalam merubah pemikiran masyarakat akan pentingnya dunia pendidikan bagi anak.

    "Karena masyarakatnya kurang peduli, mungkin berfikir tidak apa kalau tidak sekolah yang penting bisa berhitung dan lihat uang cukup sekolah SD sudah bisa berjualan di pasar," terangnya.

    Dampak dari pernikahan dini sendiri, disampaikannya, banyak dampak sosial yang akan timbul nantinya. Mulai dari kesiapan anak yang memutuskan untuk menikah maupun anak hasil dari penikahan dini yang dilakukan.

    "Nanti anak hasil penikahan itu seperti apa kedepannya, bakal ada dampak yang ditimbukan seperti jaminan sekolah, kesehatan dan sebagainya. Ini yang menjadi carut marut pernikahan dini, karena masyarakatnya sendiri yang tidak peduli dengan diri sendiri," pungkasnya. (Adv)

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    DPRD Kota Samarinda

    DPRD Soroti Pernikahan Dini di Kota Samarinda, Puji Sebut Penghulu Liar jadi Dalang

    Seputarfakta.com - Umar Daud -

    DPRD Kota Samarinda

    17 Juni 2025 10:04 WIB

    Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti (Foto : Umar Daud/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti menyoroti maraknya penghulu liar di Kota Samarinda. Menurut Puji, hal ini mendalangai pernikahan dini hingga sebabkan putus sekolah.

    Kasus pernikahan dini tersebut, menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah kota bagaimana mensosialisasikan pentingnya wajib belajar 12 tahun bagi anak. Penanganannya diperlukan langkah konkrit agar masyarakat lebih paham dampak yang timbul dari nikah diusia sekolah.

    "Kan kasus-kasus pernikahan dini masih banyak di Samarinda, sampai sekarang masih ada yang namanya nikah sirih yang dilakukan oleh penghulu liar," ujarnya, Selasa (17/6/2025).

    "Ini menjadi PR bagi pemerintah untuk mengejar Kota Layak Anak (KLA). Apalagi sesuai visi dan misi wali kota ingin mengubah Kota Samarinda menjadi pusat peradaban," tegas Puji.

    Permasalahan yang terjadi tersebut, tak

    Jauh dari pola pikir masyarakat saat ini. Ia menilai, banyak orang tua menganggap jika anak bisa membaca dan menulis sudah cukup menjadi bekal untuk bekerja. Hal ini turut menjadi faktor utama banyaknya pernikahan sejak dini.

    Sehingga pemahaman seperti ini, menjadi rintangan pemerintah dalam merubah pemikiran masyarakat akan pentingnya dunia pendidikan bagi anak.

    "Karena masyarakatnya kurang peduli, mungkin berfikir tidak apa kalau tidak sekolah yang penting bisa berhitung dan lihat uang cukup sekolah SD sudah bisa berjualan di pasar," terangnya.

    Dampak dari pernikahan dini sendiri, disampaikannya, banyak dampak sosial yang akan timbul nantinya. Mulai dari kesiapan anak yang memutuskan untuk menikah maupun anak hasil dari penikahan dini yang dilakukan.

    "Nanti anak hasil penikahan itu seperti apa kedepannya, bakal ada dampak yang ditimbukan seperti jaminan sekolah, kesehatan dan sebagainya. Ini yang menjadi carut marut pernikahan dini, karena masyarakatnya sendiri yang tidak peduli dengan diri sendiri," pungkasnya. (Adv)

    (Sf/Rs)