Cari disini...
Seputarfakta.com - Baiq Eliana -
DPRD Berau
Anggota Komisi ll DPRD Berau, Sutami. (Foto: Eliana/seputarfakta.com)
Tanjung Redeb - Anggota Komisi II DPRD Berau, Sutami menyoroti terkait adanya hama yang menyerang ladang jagung sejumlah para petani di Kecamatan Biduk-biduk, Kabupaten Berau.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, lahan seluas empat hektare mendapat serangan hama Ulat Grayak Frugiperda (UGF).
"Jika dibiarkan, dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan pertanian hingga sebabkan gagal panen," kata Sutami.
Oleh karena itu, ia pun meminta agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengendalikan hama tersebut.
Sementara itu, dirinya juga menyebut, pentingnya penyemprotan insektisida yang tepat waktu dan penggunaan perangkap feromon untuk menekan populasi ulat tersebut.
"Pemerintah harus menyediakan bantuan sarana dan prasarana pengendalian hama, serta memastikan petani mendapatkan pestisida ramah lingkungan," ujarnya.
Oleh karena itu, ia juga mendorong adanya pelaksanaan pelatihan lapangan bagi petani mengenai pengelolaan hama terpadu. Dan di harapkan metode tersebut akan meminimalkan kerusakan tanaman tanpa merusak ekosistem setempat.
"Jika tidak segera ditangani, kerugian petani bisa membengkak dan memicu masalah sosial ekonomi," tuturnya.
Dengan demikian, menurut Sutami, jika ada pembekalan serta anggaran yang memadai hal itu dapat meminalisir ancaman gagal panen yang dihadapi para petani khususnya di Kabupaten Berau. (Adv)
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Baiq Eliana -
DPRD Berau
Anggota Komisi ll DPRD Berau, Sutami. (Foto: Eliana/seputarfakta.com)
Tanjung Redeb - Anggota Komisi II DPRD Berau, Sutami menyoroti terkait adanya hama yang menyerang ladang jagung sejumlah para petani di Kecamatan Biduk-biduk, Kabupaten Berau.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, lahan seluas empat hektare mendapat serangan hama Ulat Grayak Frugiperda (UGF).
"Jika dibiarkan, dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan pertanian hingga sebabkan gagal panen," kata Sutami.
Oleh karena itu, ia pun meminta agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengendalikan hama tersebut.
Sementara itu, dirinya juga menyebut, pentingnya penyemprotan insektisida yang tepat waktu dan penggunaan perangkap feromon untuk menekan populasi ulat tersebut.
"Pemerintah harus menyediakan bantuan sarana dan prasarana pengendalian hama, serta memastikan petani mendapatkan pestisida ramah lingkungan," ujarnya.
Oleh karena itu, ia juga mendorong adanya pelaksanaan pelatihan lapangan bagi petani mengenai pengelolaan hama terpadu. Dan di harapkan metode tersebut akan meminimalkan kerusakan tanaman tanpa merusak ekosistem setempat.
"Jika tidak segera ditangani, kerugian petani bisa membengkak dan memicu masalah sosial ekonomi," tuturnya.
Dengan demikian, menurut Sutami, jika ada pembekalan serta anggaran yang memadai hal itu dapat meminalisir ancaman gagal panen yang dihadapi para petani khususnya di Kabupaten Berau. (Adv)
(Sf/Rs)