Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur
Ramah tamah pada ajang EBIFF yang menghadirkan beberapa negara pastisipan. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Maulana - Suksesnya East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 ternyata tak hanya menghadirkan kehangatan lintas budaya, tapi juga membuka peluang emas bagi Kalimantan Timur (Kaltim) untuk menjadi tuan rumah perhelatan budaya tingkat dunia.
Presiden CIOFF Indonesia, Said Rachmat menyatakan kekagumannya atas penyelenggaraan EBIFF 2025 di Samarinda yang dinilai sangat rapi dan profesional.
"Kami benar-benar surprise," ujar Said Rachmat saat ramah tamah bersama delegasi internasional dan nasional di Lamin Etam, Kompleks Rumah Jabatan Gubernur Kaltim, Sabtu (26/7/2025).
"Penyelenggaraan di Samarinda sangat rapi dan profesional. Kami bahkan sedang mempersiapkan agar Kongres Dunia CIOFF digelar di Samarinda pada Oktober 2026,” lanjutnya.
Jika rencana ini terwujud, Kaltim akan jadi magnet bagi sekitar 50 negara anggota CIOFF yang bakal hadir. Ini merupakan lompatan signifikan bagi Samarinda untuk memantapkan posisinya sebagai destinasi budaya dan pariwisata bertaraf internasional.
Said Rachmat optimis Samarinda berpotensi besar menjadi tuan rumah kegiatan budaya tingkat dunia jika komitmen dan kualitas yang ditunjukkan dalam EBIFF terus dipertahankan.
Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni menyambut baik potensi ini. Menurutnya EBIFF bukan sekadar ajang formal, tapi telah berhasil menciptakan ruang untuk saling mengenal lebih dekat melalui budaya, seni dan interaksi personal.
Hal ini terbukti dari paduan harmonis antara pertunjukan musik dan tarian tradisional delegasi internasional dengan seniman lokal. "Dari lagu India hingga lagu daerah semuanya menyatu. Inilah kekuatan kesenian rakyat menyatukan tanpa sekat,” tambahnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Ririn Kuswantari menambahkan setiap aspek dalam EBIFF dirancang untuk mempromosikan identitas budaya dan potensi ekonomi Kaltim. Termasuk cendera mata khusus seperti sarung Samarinda dan kain Ulap Doyo, hingga promosi destinasi unggulan seperti Pulau Maratua dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Potensi ini diharapkan semakin menarik delegasi CIOFF untuk datang dan menjelajahi keindahan Kaltim di masa depan,” tutup Ririn. (Adv)
(Sf/Lo)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur
Ramah tamah pada ajang EBIFF yang menghadirkan beberapa negara pastisipan. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Maulana - Suksesnya East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 2025 ternyata tak hanya menghadirkan kehangatan lintas budaya, tapi juga membuka peluang emas bagi Kalimantan Timur (Kaltim) untuk menjadi tuan rumah perhelatan budaya tingkat dunia.
Presiden CIOFF Indonesia, Said Rachmat menyatakan kekagumannya atas penyelenggaraan EBIFF 2025 di Samarinda yang dinilai sangat rapi dan profesional.
"Kami benar-benar surprise," ujar Said Rachmat saat ramah tamah bersama delegasi internasional dan nasional di Lamin Etam, Kompleks Rumah Jabatan Gubernur Kaltim, Sabtu (26/7/2025).
"Penyelenggaraan di Samarinda sangat rapi dan profesional. Kami bahkan sedang mempersiapkan agar Kongres Dunia CIOFF digelar di Samarinda pada Oktober 2026,” lanjutnya.
Jika rencana ini terwujud, Kaltim akan jadi magnet bagi sekitar 50 negara anggota CIOFF yang bakal hadir. Ini merupakan lompatan signifikan bagi Samarinda untuk memantapkan posisinya sebagai destinasi budaya dan pariwisata bertaraf internasional.
Said Rachmat optimis Samarinda berpotensi besar menjadi tuan rumah kegiatan budaya tingkat dunia jika komitmen dan kualitas yang ditunjukkan dalam EBIFF terus dipertahankan.
Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni menyambut baik potensi ini. Menurutnya EBIFF bukan sekadar ajang formal, tapi telah berhasil menciptakan ruang untuk saling mengenal lebih dekat melalui budaya, seni dan interaksi personal.
Hal ini terbukti dari paduan harmonis antara pertunjukan musik dan tarian tradisional delegasi internasional dengan seniman lokal. "Dari lagu India hingga lagu daerah semuanya menyatu. Inilah kekuatan kesenian rakyat menyatukan tanpa sekat,” tambahnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, Ririn Kuswantari menambahkan setiap aspek dalam EBIFF dirancang untuk mempromosikan identitas budaya dan potensi ekonomi Kaltim. Termasuk cendera mata khusus seperti sarung Samarinda dan kain Ulap Doyo, hingga promosi destinasi unggulan seperti Pulau Maratua dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Potensi ini diharapkan semakin menarik delegasi CIOFF untuk datang dan menjelajahi keindahan Kaltim di masa depan,” tutup Ririn. (Adv)
(Sf/Lo)