Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur
Pelaksanaan penyerahan insentif guru dan pemberian umroh dan perjalanan religi gratis secara simbolis. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) hari ini menggelar acara penting yang menandai komitmen mereka terhadap keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam acara yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, yang mewakili Gubernur Rudy Mas'ud, diserahkan penghargaan program gratispol umroh dan perjalanan religi kepada marbot dari rumah ibadah, serta insentif "Jospol" bagi para guru.
Selain itu, dilaksanakan juga penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pemprov Kaltim dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Seno Aji menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya kegiatan ini, menegaskan bahwa ini adalah wujud nyata dari janji pemerintah provinsi yang mulai ditunaikan satu per satu.
Program Gratispol dan Jospol merupakan langkah konkret dalam memberikan apresiasi kepada guru agama, marbot masjid, dan penjaga rumah ibadah non-Muslim yang selama ini mengabdi dengan tulus namun sering luput dari perhatian publik.
"Peran mereka sangatlah vital. Mereka adalah penjaga nilai-nilai kebaikan, pemelihara moral masyarakat, sekaligus peneduh batin umat dalam keseharian," ujar Seno Aji.
Ia juga menekankan bahwa program Gratispol dan insentif Jospol bertujuan untuk memastikan bahwa dedikasi mereka tidak hanya diakui, tetapi juga dihargai secara nyata.
Berdasarkan data yang dihimpun, total marbot dan penjaga rumah ibadah di Kaltim mencapai 3.187 orang, meliputi 2.597 Islam, 389 Kristen, 144 Katolik, 19 Hindu, 22 Budha, dan 16 Khonghucu.
Seno Aji menegaskan bahwa Gratispol bukan sekadar slogan atau janji kampanye, melainkan bukti nyata komitmen pemerintah untuk rakyat dan bukan hoaks.
Selain itu, dalam kerangka kebijakan insentif Jospol, pemerintah provinsi juga menyerahkan secara simbolis buku rekening tabungan insentif bagi sekitar 31.545 guru di seluruh Kaltim, mulai dari guru PAUD, TK, SD, hingga SMP, termasuk guru pondok pesantren, RA, MI, dan MTs.
"Masa depan daerah ini sangat bergantung pada mutu pendidikan, dan di tangan para guru-lah fondasi itu dibentuk," kata Seno Aji.
Momen penting lainnya dalam acara ini adalah penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Kerja sama ini berfokus pada program pengembangan kapasitas UMKM, koperasi, dan BUMDesa berorientasi ekspor.
Tujuannya adalah mendorong desa-desa potensial di Kaltim untuk menghasilkan komoditas unggulan bernilai ekspor secara berkelanjutan, melalui peningkatan produksi, kualitas, akses pasar global, serta dukungan pembiayaan.
Program ini sejalan dengan inisiatif Desa Devisa LPEI, yang memberikan pembinaan dan akses pembiayaan ekspor. Beberapa daerah di Kaltim seperti Berau, Kutai Timur, dan Mahakam Ulu telah menunjukkan potensi komoditas ekspor seperti kakao, rumput laut, lada, pisang, dan produk UMKM.
"Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem ekspor berbasis desa, memperluas partisipasi lokal dalam perdagangan global, dan mendukung pembangunan hijau serta berkelanjutan di Kaltim," tuturnya.
Seno berharap, program-program ini tidak hanya menjadi bantuan, tetapi juga pemantik semangat untuk menjaga kedamaian, membangun kebersamaan, dan menyukseskan cita-cita Kaltim Menuju Generasi Emas.
Terakhir, ia mengucapkan selamat kepada para penerima penghargaan dan berharap perjalanan ibadah mereka membawa berkah, serta meminta para guru untuk terus menyalakan cahaya ilmu dan mendidik dengan hati.
"Mari kita terus bergandengan tangan, membangun Kalimantan Timur yang lebih adil, sejahtera, dan beradab," tutupnya. (Adv)
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur
Pelaksanaan penyerahan insentif guru dan pemberian umroh dan perjalanan religi gratis secara simbolis. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) hari ini menggelar acara penting yang menandai komitmen mereka terhadap keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam acara yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, yang mewakili Gubernur Rudy Mas'ud, diserahkan penghargaan program gratispol umroh dan perjalanan religi kepada marbot dari rumah ibadah, serta insentif "Jospol" bagi para guru.
Selain itu, dilaksanakan juga penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pemprov Kaltim dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Seno Aji menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya kegiatan ini, menegaskan bahwa ini adalah wujud nyata dari janji pemerintah provinsi yang mulai ditunaikan satu per satu.
Program Gratispol dan Jospol merupakan langkah konkret dalam memberikan apresiasi kepada guru agama, marbot masjid, dan penjaga rumah ibadah non-Muslim yang selama ini mengabdi dengan tulus namun sering luput dari perhatian publik.
"Peran mereka sangatlah vital. Mereka adalah penjaga nilai-nilai kebaikan, pemelihara moral masyarakat, sekaligus peneduh batin umat dalam keseharian," ujar Seno Aji.
Ia juga menekankan bahwa program Gratispol dan insentif Jospol bertujuan untuk memastikan bahwa dedikasi mereka tidak hanya diakui, tetapi juga dihargai secara nyata.
Berdasarkan data yang dihimpun, total marbot dan penjaga rumah ibadah di Kaltim mencapai 3.187 orang, meliputi 2.597 Islam, 389 Kristen, 144 Katolik, 19 Hindu, 22 Budha, dan 16 Khonghucu.
Seno Aji menegaskan bahwa Gratispol bukan sekadar slogan atau janji kampanye, melainkan bukti nyata komitmen pemerintah untuk rakyat dan bukan hoaks.
Selain itu, dalam kerangka kebijakan insentif Jospol, pemerintah provinsi juga menyerahkan secara simbolis buku rekening tabungan insentif bagi sekitar 31.545 guru di seluruh Kaltim, mulai dari guru PAUD, TK, SD, hingga SMP, termasuk guru pondok pesantren, RA, MI, dan MTs.
"Masa depan daerah ini sangat bergantung pada mutu pendidikan, dan di tangan para guru-lah fondasi itu dibentuk," kata Seno Aji.
Momen penting lainnya dalam acara ini adalah penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Kerja sama ini berfokus pada program pengembangan kapasitas UMKM, koperasi, dan BUMDesa berorientasi ekspor.
Tujuannya adalah mendorong desa-desa potensial di Kaltim untuk menghasilkan komoditas unggulan bernilai ekspor secara berkelanjutan, melalui peningkatan produksi, kualitas, akses pasar global, serta dukungan pembiayaan.
Program ini sejalan dengan inisiatif Desa Devisa LPEI, yang memberikan pembinaan dan akses pembiayaan ekspor. Beberapa daerah di Kaltim seperti Berau, Kutai Timur, dan Mahakam Ulu telah menunjukkan potensi komoditas ekspor seperti kakao, rumput laut, lada, pisang, dan produk UMKM.
"Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem ekspor berbasis desa, memperluas partisipasi lokal dalam perdagangan global, dan mendukung pembangunan hijau serta berkelanjutan di Kaltim," tuturnya.
Seno berharap, program-program ini tidak hanya menjadi bantuan, tetapi juga pemantik semangat untuk menjaga kedamaian, membangun kebersamaan, dan menyukseskan cita-cita Kaltim Menuju Generasi Emas.
Terakhir, ia mengucapkan selamat kepada para penerima penghargaan dan berharap perjalanan ibadah mereka membawa berkah, serta meminta para guru untuk terus menyalakan cahaya ilmu dan mendidik dengan hati.
"Mari kita terus bergandengan tangan, membangun Kalimantan Timur yang lebih adil, sejahtera, dan beradab," tutupnya. (Adv)
(Sf/Rs)