Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur

    Optimisme Kaltim di Tengah Isu Beras Oplosan, Wagub Seno Targetkan Panen Raya

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur

    21 Juli 2025 08:16 WIB

    Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji saat diwawancarai. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Isu beras oplosan yang tengah hangat diperbincangkan di tingkat nasional tak menyurutkan optimisme Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Seno Aji. 

    Bahkan, di tengah mencuatnya skandal 212 merek beras yang diduga melanggar standar mutu dan merugikan masyarakat hingga triliunan rupiah per tahun, Wagub Seno Aji justru mengumumkan kabar gembira terkait potensi panen raya beras di Kaltim dalam waktu dekat.

    Isu beras oplosan ini sendiri berawal dari pengungkapan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Dugaan pengoplosan ini tentu saja meresahkan masyarakat dan memicu kekhawatiran akan kualitas serta ketersediaan beras di pasaran.

    Menanggapi hal tersebut, Wagub Seno Aji menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim telah mengetahui dan mendapatkan beberapa indikasi terkait praktik beras oplosan. 

    "Kita sudah sampaikan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan pemberantasan terhadap beras oplosan," ujar Wagub Seno Aji saat ditemui awak media setelah acara peresmian Koperasi Merah Putih di Lempake, Samarinda, pada Senin (21/7/2025).

    Lebih lanjut, Pemprov Kaltim juga telah mengambil langkah antisipatif dengan membatasi jumlah beras yang masuk ke Bulog. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko masuknya beras oplosan ke dalam stok Bulog. 

    "Ini merupakan bentuk kerja sama juga antara para petani dan penegak hukum," tambahnya.

    Wagub Seno Aji menyebutkan bahwa pelaku usaha yang terlibat dalam pengoplosan beras ini sebagian besar berasal dari luar Kaltim. 

    "Kalau pengusaha itu dari luar Kaltim, dan kita sedang menegakkan hukum itu," tegasnya.

    Di tengah upaya pemberantasan beras oplosan, Wagub Seno Aji membawa angin segar dengan memprioritaskan beras hasil produksi petani lokal Kaltim. Ia memprediksi bahwa pada bulan Juli ini, produksi panen beras di Kaltim akan melonjak signifikan.

    "Kita akan panen raya di beberapa kabupaten," ungkapnya. 

    Harapannya, swasembada beras dapat terwujud lebih cepat dari target setahun yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian sebelumnya.

    Target panen kali ini diperkirakan mencapai 10 ribu hingga 60 ribu ton. Meski demikian, Wagub Seno Aji mengakui bahwa Kaltim masih membutuhkan pasokan beras yang cukup besar untuk mencapai swasembada pangan penuh.

    "Kalau Kaltim swasembada pangan masih perlu 450 ribu ton, dan kita baru kurang lebih 200 ribu - 300 ribu ton, kurang sedikit," jelasnya.

    Selain itu, Wagub Seno Aji juga menyinggung perihal harga gabah petani. Ia menjelaskan bahwa ada kaitannya dengan perintah Presiden agar harga gabah di tingkat petani minimal Rp6.500. 

    "Kepada dinas pertanian untuk memantau harga beras dari petani minimal Rp6.500," pungkasnya.

    Seno berharap bahwa benua etam dapat semakin mendekati target swasembada beras. (Adv)

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur

    Optimisme Kaltim di Tengah Isu Beras Oplosan, Wagub Seno Targetkan Panen Raya

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur

    21 Juli 2025 08:16 WIB

    Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji saat diwawancarai. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Isu beras oplosan yang tengah hangat diperbincangkan di tingkat nasional tak menyurutkan optimisme Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Seno Aji. 

    Bahkan, di tengah mencuatnya skandal 212 merek beras yang diduga melanggar standar mutu dan merugikan masyarakat hingga triliunan rupiah per tahun, Wagub Seno Aji justru mengumumkan kabar gembira terkait potensi panen raya beras di Kaltim dalam waktu dekat.

    Isu beras oplosan ini sendiri berawal dari pengungkapan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Dugaan pengoplosan ini tentu saja meresahkan masyarakat dan memicu kekhawatiran akan kualitas serta ketersediaan beras di pasaran.

    Menanggapi hal tersebut, Wagub Seno Aji menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim telah mengetahui dan mendapatkan beberapa indikasi terkait praktik beras oplosan. 

    "Kita sudah sampaikan kepada aparat penegak hukum untuk melakukan pemberantasan terhadap beras oplosan," ujar Wagub Seno Aji saat ditemui awak media setelah acara peresmian Koperasi Merah Putih di Lempake, Samarinda, pada Senin (21/7/2025).

    Lebih lanjut, Pemprov Kaltim juga telah mengambil langkah antisipatif dengan membatasi jumlah beras yang masuk ke Bulog. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko masuknya beras oplosan ke dalam stok Bulog. 

    "Ini merupakan bentuk kerja sama juga antara para petani dan penegak hukum," tambahnya.

    Wagub Seno Aji menyebutkan bahwa pelaku usaha yang terlibat dalam pengoplosan beras ini sebagian besar berasal dari luar Kaltim. 

    "Kalau pengusaha itu dari luar Kaltim, dan kita sedang menegakkan hukum itu," tegasnya.

    Di tengah upaya pemberantasan beras oplosan, Wagub Seno Aji membawa angin segar dengan memprioritaskan beras hasil produksi petani lokal Kaltim. Ia memprediksi bahwa pada bulan Juli ini, produksi panen beras di Kaltim akan melonjak signifikan.

    "Kita akan panen raya di beberapa kabupaten," ungkapnya. 

    Harapannya, swasembada beras dapat terwujud lebih cepat dari target setahun yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian sebelumnya.

    Target panen kali ini diperkirakan mencapai 10 ribu hingga 60 ribu ton. Meski demikian, Wagub Seno Aji mengakui bahwa Kaltim masih membutuhkan pasokan beras yang cukup besar untuk mencapai swasembada pangan penuh.

    "Kalau Kaltim swasembada pangan masih perlu 450 ribu ton, dan kita baru kurang lebih 200 ribu - 300 ribu ton, kurang sedikit," jelasnya.

    Selain itu, Wagub Seno Aji juga menyinggung perihal harga gabah petani. Ia menjelaskan bahwa ada kaitannya dengan perintah Presiden agar harga gabah di tingkat petani minimal Rp6.500. 

    "Kepada dinas pertanian untuk memantau harga beras dari petani minimal Rp6.500," pungkasnya.

    Seno berharap bahwa benua etam dapat semakin mendekati target swasembada beras. (Adv)

    (Sf/Rs)