Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur

    Kasus DBD di Kaltim Meroket, Tembus 1.375 dalam Empat Bulan, Dinkes Gencarkan Imbauan 3M Plus

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur

    18 April 2025 08:36 WIB

    Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, Jaya Mualimin. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengeluarkan peringatan terkait lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang signifikan di wilayahnya. 

    Sejak awal tahun hingga pertengahan April 2025, tercatat sebanyak 1.375 kasus DBD menyerang warga di 10 kabupaten dan kota se-Kaltim.

    Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, mengungkapkan keprihatinannya atas data tersebut. Menurutnya, angka ini menunjukkan urgensi tindakan pencegahan yang lebih masif dan terstruktur dari seluruh lapisan masyarakat.

    "Data yang kami himpun menunjukkan peningkatan kasus yang cukup mengkhawatirkan. Ini memerlukan perhatian dan tindakan nyata dari kita semua," ujar Jaya di Samarinda, Kamis (17/4/2025).

    Berdasarkan data rinci dari Dinkes Kaltim, Kota Balikpapan menjadi episentrum penyebaran DBD dengan angka tertinggi, mencapai 439 kasus. Kabupaten Kutai Kartanegara menyusul di posisi kedua dengan 401 kasus, sementara Kabupaten Kutai Timur mencatatkan 237 kasus.

    Selain tiga wilayah tersebut, sebaran kasus DBD juga terpantau di wilayah lainnya, meliputi Penajam Paser Utara (81 kasus), Kutai Barat (63 kasus), Bontang (49 kasus), Samarinda (43 kasus), Berau (29 kasus), Paser (28 kasus), dan Mahakam Ulu (5 kasus).

    Lebih lanjut, Jaya menyampaikan kabar duka terkait adanya tiga kasus kematian akibat DBD di Kaltim. Masing-masing satu kasus dilaporkan terjadi di Kutai Barat, Berau, dan Balikpapan. Pihaknya menekankan betapa krusialnya deteksi dini dan penanganan medis yang cepat dan tepat untuk mencegah bertambahnya korban jiwa.

    Menyikapi situasi yang mengkhawatirkan ini, Dinkes Kaltim kembali menggencarkan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat mengenai pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 

    Fokus utama adalah pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti, yang dikenal sebagai vektor utama pembawa virus dengue penyebab DBD.

    Jaya secara khusus menginstruksikan masyarakat untuk secara rutin melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M plus.

    "Kami tidak akan pernah lelah mengingatkan masyarakat untuk meluangkan waktu singkat, cukup 10 menit setiap hari Jumat, untuk melaksanakan PSN 3M plus di lingkungan tempat tinggal masing-masing," tegas Jaya.

    Adapun langkah-langkah 3M plus yang dimaksud meliputi Menguras secara rutin tempat penampungan air seperti bak mandi, drum, dan ember.

    Menutup rapat semua tempat penampungan air agar nyamuk tidak dapat masuk dan bertelur, serta Memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang berpotensi menampung air, seperti botol dan ban bekas, dengan cara yang tidak memungkinkan air tergenang.

    Selain tiga langkah utama tersebut, Jaya menambahkan langkah "plus" yang mencakup tindakan pencegahan tambahan seperti menaburkan bubuk larvasida (abate) pada tempat penampungan air yang sulit dikuras, menggunakan pakaian yang dapat menutupi seluruh tubuh, serta memanfaatkan obat nyamuk atau lotion anti nyamuk.

    Dinkes Kaltim juga menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap gejala awal DBD. Masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami demam tinggi tanpa penyebab yang jelas dan meminta pemeriksaan NS1 untuk deteksi dini DBD.

    "Jika terdeteksi adanya tanda-tanda bahaya DBD, pasien harus segera mendapatkan perawatan inap sesuai dengan standar penatalaksanaan yang berlaku," imbuhnya.

    Pihaknya menegaskan bahwa keterlibatan aktif dan kesadaran seluruh masyarakat dalam melaksanakan PSN 3M plus secara berkelanjutan adalah kunci utama dalam menekan angka kasus DBD di Kalimantan Timur.

    "Mari kita jadikan PSN sebagai bagian dari gaya hidup kita sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat melindungi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan dari ancaman penyakit DBD yang berbahaya ini," pungkasnya. (Adv)

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur

    Kasus DBD di Kaltim Meroket, Tembus 1.375 dalam Empat Bulan, Dinkes Gencarkan Imbauan 3M Plus

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur

    18 April 2025 08:36 WIB

    Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, Jaya Mualimin. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengeluarkan peringatan terkait lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang signifikan di wilayahnya. 

    Sejak awal tahun hingga pertengahan April 2025, tercatat sebanyak 1.375 kasus DBD menyerang warga di 10 kabupaten dan kota se-Kaltim.

    Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, mengungkapkan keprihatinannya atas data tersebut. Menurutnya, angka ini menunjukkan urgensi tindakan pencegahan yang lebih masif dan terstruktur dari seluruh lapisan masyarakat.

    "Data yang kami himpun menunjukkan peningkatan kasus yang cukup mengkhawatirkan. Ini memerlukan perhatian dan tindakan nyata dari kita semua," ujar Jaya di Samarinda, Kamis (17/4/2025).

    Berdasarkan data rinci dari Dinkes Kaltim, Kota Balikpapan menjadi episentrum penyebaran DBD dengan angka tertinggi, mencapai 439 kasus. Kabupaten Kutai Kartanegara menyusul di posisi kedua dengan 401 kasus, sementara Kabupaten Kutai Timur mencatatkan 237 kasus.

    Selain tiga wilayah tersebut, sebaran kasus DBD juga terpantau di wilayah lainnya, meliputi Penajam Paser Utara (81 kasus), Kutai Barat (63 kasus), Bontang (49 kasus), Samarinda (43 kasus), Berau (29 kasus), Paser (28 kasus), dan Mahakam Ulu (5 kasus).

    Lebih lanjut, Jaya menyampaikan kabar duka terkait adanya tiga kasus kematian akibat DBD di Kaltim. Masing-masing satu kasus dilaporkan terjadi di Kutai Barat, Berau, dan Balikpapan. Pihaknya menekankan betapa krusialnya deteksi dini dan penanganan medis yang cepat dan tepat untuk mencegah bertambahnya korban jiwa.

    Menyikapi situasi yang mengkhawatirkan ini, Dinkes Kaltim kembali menggencarkan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat mengenai pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 

    Fokus utama adalah pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti, yang dikenal sebagai vektor utama pembawa virus dengue penyebab DBD.

    Jaya secara khusus menginstruksikan masyarakat untuk secara rutin melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M plus.

    "Kami tidak akan pernah lelah mengingatkan masyarakat untuk meluangkan waktu singkat, cukup 10 menit setiap hari Jumat, untuk melaksanakan PSN 3M plus di lingkungan tempat tinggal masing-masing," tegas Jaya.

    Adapun langkah-langkah 3M plus yang dimaksud meliputi Menguras secara rutin tempat penampungan air seperti bak mandi, drum, dan ember.

    Menutup rapat semua tempat penampungan air agar nyamuk tidak dapat masuk dan bertelur, serta Memanfaatkan kembali barang-barang bekas yang berpotensi menampung air, seperti botol dan ban bekas, dengan cara yang tidak memungkinkan air tergenang.

    Selain tiga langkah utama tersebut, Jaya menambahkan langkah "plus" yang mencakup tindakan pencegahan tambahan seperti menaburkan bubuk larvasida (abate) pada tempat penampungan air yang sulit dikuras, menggunakan pakaian yang dapat menutupi seluruh tubuh, serta memanfaatkan obat nyamuk atau lotion anti nyamuk.

    Dinkes Kaltim juga menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap gejala awal DBD. Masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami demam tinggi tanpa penyebab yang jelas dan meminta pemeriksaan NS1 untuk deteksi dini DBD.

    "Jika terdeteksi adanya tanda-tanda bahaya DBD, pasien harus segera mendapatkan perawatan inap sesuai dengan standar penatalaksanaan yang berlaku," imbuhnya.

    Pihaknya menegaskan bahwa keterlibatan aktif dan kesadaran seluruh masyarakat dalam melaksanakan PSN 3M plus secara berkelanjutan adalah kunci utama dalam menekan angka kasus DBD di Kalimantan Timur.

    "Mari kita jadikan PSN sebagai bagian dari gaya hidup kita sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat melindungi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan dari ancaman penyakit DBD yang berbahaya ini," pungkasnya. (Adv)

    (Sf/Rs)