Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur

    Dinkes Kaltim Gencarkan Pencegahan Hepatitis, Ribuan Ibu Hamil Terdeteksi Positif Hepatitis B

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur

    28 Juli 2025 06:50 WIB

    Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) terus memperkuat upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit hepatitis di wilayahnya. 

    Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, menyoroti pentingnya penanganan hepatitis di tengah memperingati hari hepatitis sedunia.

    Jaya menyebut hepatitis merupakan penyakit menular menyerang organ hati dan berpotensi menyebabkan kanker hati. 

    Ia menjelaskan bahwa hepatitis memiliki beberapa jenis utama, yakni Hepatitis A, B, dan C. Hepatitis A dikenal sebagai infeksi hati yang umumnya dapat sembuh sempurna, sering disebut sebagai penyakit kuning. 

    Berbeda dengan Hepatitis A, Hepatitis B bisa menjadi kronis seumur hidup, meskipun tubuh juga memiliki kemampuan untuk melawan dengan membentuk antibodi. 

    Sementara itu, Hepatitis C memiliki kaitan erat dengan infeksi seperti HIV dan memerlukan perhatian serius. 

    Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, Dinas Kesehatan Kaltim gencar melaksanakan berbagai program. 

    "Masyarakat harus dicegah agar tidak terpapar, baik hepatitis A, B, apalagi C," tegas Mualimin. 

    Program pencegahan utama adalah melalui vaksinasi yang dimulai sejak masa balita, bahkan sudah menjadi bagian dari 14 vaksinasi wajib lengkap untuk balita. 

    Selain itu, pemeriksaan kesehatan bagi anak sekolah kini juga mencakup deteksi Hepatitis B. 

    Upaya skrining juga diperluas untuk ibu hamil. Hasil skrining menunjukkan bahwa dari 55.000 ibu hamil yang diperiksa di Kaltim hingga pertengahan tahun ini, sekitar 1.197 di antaranya terdeteksi positif Hepatitis B, atau sekitar 2 persen dari total yang diskrining. 

    Ibu hamil yang terdiagnosis positif hepatitis akan langsung mendapatkan pengobatan. Skrining ibu hamil ini dapat dilakukan sejak awal kehamilan untuk mencegah penularan. 

    Secara nasional, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerbitkan Petunjuk Teknis Manajemen Program Penanggulangan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan (PISP) pada Juli 2024. 

    Ruang lingkup PISP mencakup diare (termasuk diare rotavirus), disentri, kolera, tifoid, dan Hepatitis A. Target Kemenkes dalam penanggulangan PISP adalah penurunan insidensi diare berat pada balita sebesar 75 persen pada akhir tahun 2030 dibandingkan baseline 2019, serta penurunan kematian akibat diare pada balita menjadi kurang dari 1 per 1.000 kelahiran hidup pada akhir 2030. 

    Strategi penanggulangan PISP oleh Kemenkes meliputi pencegahan (ASI eksklusif, PMT, suplementasi vitamin A, imunisasi campak dan rotavirus, cuci tangan pakai sabun, pencegahan KLB), surveilans (pengumpulan data, analisis, rekomendasi, kewaspadaan dini KLB), penanganan kasus (pemberian oralit dan zinc, pengobatan sesuai indikasi medis, rujukan), dan promosi kesehatan (edukasi, peningkatan sanitasi dan higiene, pemberdayaan masyarakat). 

    "Pencegahan dan deteksi dini menjadi kunci dalam mengendalikan hepatitis, terutama untuk melindungi generasi mendatang," tutupnya. (Adv)

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur

    Dinkes Kaltim Gencarkan Pencegahan Hepatitis, Ribuan Ibu Hamil Terdeteksi Positif Hepatitis B

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur

    28 Juli 2025 06:50 WIB

    Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Kaltim) terus memperkuat upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit hepatitis di wilayahnya. 

    Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, menyoroti pentingnya penanganan hepatitis di tengah memperingati hari hepatitis sedunia.

    Jaya menyebut hepatitis merupakan penyakit menular menyerang organ hati dan berpotensi menyebabkan kanker hati. 

    Ia menjelaskan bahwa hepatitis memiliki beberapa jenis utama, yakni Hepatitis A, B, dan C. Hepatitis A dikenal sebagai infeksi hati yang umumnya dapat sembuh sempurna, sering disebut sebagai penyakit kuning. 

    Berbeda dengan Hepatitis A, Hepatitis B bisa menjadi kronis seumur hidup, meskipun tubuh juga memiliki kemampuan untuk melawan dengan membentuk antibodi. 

    Sementara itu, Hepatitis C memiliki kaitan erat dengan infeksi seperti HIV dan memerlukan perhatian serius. 

    Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, Dinas Kesehatan Kaltim gencar melaksanakan berbagai program. 

    "Masyarakat harus dicegah agar tidak terpapar, baik hepatitis A, B, apalagi C," tegas Mualimin. 

    Program pencegahan utama adalah melalui vaksinasi yang dimulai sejak masa balita, bahkan sudah menjadi bagian dari 14 vaksinasi wajib lengkap untuk balita. 

    Selain itu, pemeriksaan kesehatan bagi anak sekolah kini juga mencakup deteksi Hepatitis B. 

    Upaya skrining juga diperluas untuk ibu hamil. Hasil skrining menunjukkan bahwa dari 55.000 ibu hamil yang diperiksa di Kaltim hingga pertengahan tahun ini, sekitar 1.197 di antaranya terdeteksi positif Hepatitis B, atau sekitar 2 persen dari total yang diskrining. 

    Ibu hamil yang terdiagnosis positif hepatitis akan langsung mendapatkan pengobatan. Skrining ibu hamil ini dapat dilakukan sejak awal kehamilan untuk mencegah penularan. 

    Secara nasional, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerbitkan Petunjuk Teknis Manajemen Program Penanggulangan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan (PISP) pada Juli 2024. 

    Ruang lingkup PISP mencakup diare (termasuk diare rotavirus), disentri, kolera, tifoid, dan Hepatitis A. Target Kemenkes dalam penanggulangan PISP adalah penurunan insidensi diare berat pada balita sebesar 75 persen pada akhir tahun 2030 dibandingkan baseline 2019, serta penurunan kematian akibat diare pada balita menjadi kurang dari 1 per 1.000 kelahiran hidup pada akhir 2030. 

    Strategi penanggulangan PISP oleh Kemenkes meliputi pencegahan (ASI eksklusif, PMT, suplementasi vitamin A, imunisasi campak dan rotavirus, cuci tangan pakai sabun, pencegahan KLB), surveilans (pengumpulan data, analisis, rekomendasi, kewaspadaan dini KLB), penanganan kasus (pemberian oralit dan zinc, pengobatan sesuai indikasi medis, rujukan), dan promosi kesehatan (edukasi, peningkatan sanitasi dan higiene, pemberdayaan masyarakat). 

    "Pencegahan dan deteksi dini menjadi kunci dalam mengendalikan hepatitis, terutama untuk melindungi generasi mendatang," tutupnya. (Adv)

    (Sf/Rs)