Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara

    Petani Tenggarong Seberang Ubah Eks Tambah Jadi Lahan Pertanian

    Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -

    Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara

    12 Maret 2025 07:55 WIB

    Contoh lahan bekas tambang di Kecamatan Tenggarong yang telah diolah jadi lahan pertanian. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)

    Tenggarong - Warga Desa Buana Jaya, Kecamatan Tenggarong Seberang mengubah lahan eks lahan tambang batu bara menjadi lokasi pertanian produktif.

    Desa Buana Jaya merupakan sebuah desa penghasil padi terbesar kedua di Kecamatan Tenggarong Seberang setelah Desa Bukit Pariaman. 

    Menyusutnya luasan sawah di kawasan akibat perubahan fungsi lahan membuat petani dan pemerintah desa mencari cara agar produksi pangan tidak semakin menurun.

    Ini merupakan sebuah tantangan berat karena tanah eks tambang batu bara telah mengalami perubahan struktur. 

    Plt Sekretaris Desa (Sekdes) Buana Jaya, Heriansyah mengatakan lahan eks tambang batu bara memang sulit diolah menjadi lahan pertanian. 

    “Kami kemarin sempat datangkan peneliti dari jawa, katanya bisa diolah tapi hanya sekitar 80 persen,” kata Heriansyah, Rabu (12/3/2025).

    Ia menilai tanah di area eks tambang batu bara membutuhkan usaha lebih keras lagi untuk mengembalikan tanah menjadi produktif.

    Dirinya menyebut ada beberapa wilayah yang telah mencoba mengelola lahan bekas tambang dan menunjukkan hasil yang baik. Seperti eks lahan PT Jembayan Muarabara, sudah ada yang mulai kelihatan hasilnya, artinya petani Buana Jaya juga bisa melakukan itu.

    Kata dia, terdapat sekitar 12 Hektare (Ha) lahan di sisi utara Desa Buana Jaya yang telah dikelola kembali setelah sebelumnya menjadi area tambang.

    Meskipun hasil panennya masih belum dapat maksimal, petani tetap optimis dengan teknik yang tepat lahan tersebut bisa kembali produktif.

    “Tidak bisa disamakan dengan sawah biasa. Awal-awal hasilnya memang belum optimal, tapi masih bisa diusahakan,” pungkasnya. (Adv)

    (Sf/By)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara

    Petani Tenggarong Seberang Ubah Eks Tambah Jadi Lahan Pertanian

    Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -

    Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara

    12 Maret 2025 07:55 WIB

    Contoh lahan bekas tambang di Kecamatan Tenggarong yang telah diolah jadi lahan pertanian. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)

    Tenggarong - Warga Desa Buana Jaya, Kecamatan Tenggarong Seberang mengubah lahan eks lahan tambang batu bara menjadi lokasi pertanian produktif.

    Desa Buana Jaya merupakan sebuah desa penghasil padi terbesar kedua di Kecamatan Tenggarong Seberang setelah Desa Bukit Pariaman. 

    Menyusutnya luasan sawah di kawasan akibat perubahan fungsi lahan membuat petani dan pemerintah desa mencari cara agar produksi pangan tidak semakin menurun.

    Ini merupakan sebuah tantangan berat karena tanah eks tambang batu bara telah mengalami perubahan struktur. 

    Plt Sekretaris Desa (Sekdes) Buana Jaya, Heriansyah mengatakan lahan eks tambang batu bara memang sulit diolah menjadi lahan pertanian. 

    “Kami kemarin sempat datangkan peneliti dari jawa, katanya bisa diolah tapi hanya sekitar 80 persen,” kata Heriansyah, Rabu (12/3/2025).

    Ia menilai tanah di area eks tambang batu bara membutuhkan usaha lebih keras lagi untuk mengembalikan tanah menjadi produktif.

    Dirinya menyebut ada beberapa wilayah yang telah mencoba mengelola lahan bekas tambang dan menunjukkan hasil yang baik. Seperti eks lahan PT Jembayan Muarabara, sudah ada yang mulai kelihatan hasilnya, artinya petani Buana Jaya juga bisa melakukan itu.

    Kata dia, terdapat sekitar 12 Hektare (Ha) lahan di sisi utara Desa Buana Jaya yang telah dikelola kembali setelah sebelumnya menjadi area tambang.

    Meskipun hasil panennya masih belum dapat maksimal, petani tetap optimis dengan teknik yang tepat lahan tersebut bisa kembali produktif.

    “Tidak bisa disamakan dengan sawah biasa. Awal-awal hasilnya memang belum optimal, tapi masih bisa diusahakan,” pungkasnya. (Adv)

    (Sf/By)