Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Diskominfo Kutai Kartanegara
Ilustrasi. (Freepik)
Tenggarong - Desa Kersik, Kecamatan Marang Kayu, Kutai Kartanegara (Kukar) kini menjadi lokasi pilot project pengembangan produksi garam dengan menggunakan metode tunnel.
Rumah tunnel ini terbuat dari plastik dan pipa, memiliki dimensi 15×4 meter per unit dan mampu menghasilkan antara 600 hingga 700 kilogram garam per panen.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar, Muslik mengatakan proyek ini melibatkan dua kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) yang telah berhasil menghasilkan sekitar satu ton garam menggunakan metode tersebut pada 2024 lalu.
Metode tunnel ini digunakan karena cocok untuk iklim yang memiliki curah hujan tinggi, sehingga dapat melindungi proses penguapan air garam dari gangguan cuaca.
"Produksi garam ini tak hanya memanfaatkan sumber daya alam, tetapi dapat membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat pesisir," kata Muslik, Jumat (4/4/2025).
Selain Desa Kersik, wilayah pesisir seperti Samboja memiliki potensi besar untuk pengembangan industri garam.
"Kita coba manfaatkan kualitas air pantai yang memenuhi standar, daerah ini juga berpotensi jadi pusat produksi garam baru di Kukar," ujarnya.
Dirinya menilai masih banyak tantangan dalam meningkatkan kapasitas produksi serta menciptakan jaringan pemasaran yang lebih luas.
Untuk mendukung perkembangan industri ini, kata dia, DKP Kukar akan memberikan pelatihan dan bantuan alat produksi kepada KUGAR.
“Dengan dukungan ini, kami ingin produksi garam Kukar dapat terus berkembang dan bisa bersaing dengan daerah penghasil garam di Indonesia,” sebutnya.
Muslik berharap masyarakat pesisir dapat lebih mandiri dan tidak hanya bergantung pada sektor perikanan. "Melalui pengembangan industri garam, mereka punya peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan," pungkasnya. (Adv)
(Sf/By)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Diskominfo Kutai Kartanegara
Ilustrasi. (Freepik)
Tenggarong - Desa Kersik, Kecamatan Marang Kayu, Kutai Kartanegara (Kukar) kini menjadi lokasi pilot project pengembangan produksi garam dengan menggunakan metode tunnel.
Rumah tunnel ini terbuat dari plastik dan pipa, memiliki dimensi 15×4 meter per unit dan mampu menghasilkan antara 600 hingga 700 kilogram garam per panen.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar, Muslik mengatakan proyek ini melibatkan dua kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) yang telah berhasil menghasilkan sekitar satu ton garam menggunakan metode tersebut pada 2024 lalu.
Metode tunnel ini digunakan karena cocok untuk iklim yang memiliki curah hujan tinggi, sehingga dapat melindungi proses penguapan air garam dari gangguan cuaca.
"Produksi garam ini tak hanya memanfaatkan sumber daya alam, tetapi dapat membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat pesisir," kata Muslik, Jumat (4/4/2025).
Selain Desa Kersik, wilayah pesisir seperti Samboja memiliki potensi besar untuk pengembangan industri garam.
"Kita coba manfaatkan kualitas air pantai yang memenuhi standar, daerah ini juga berpotensi jadi pusat produksi garam baru di Kukar," ujarnya.
Dirinya menilai masih banyak tantangan dalam meningkatkan kapasitas produksi serta menciptakan jaringan pemasaran yang lebih luas.
Untuk mendukung perkembangan industri ini, kata dia, DKP Kukar akan memberikan pelatihan dan bantuan alat produksi kepada KUGAR.
“Dengan dukungan ini, kami ingin produksi garam Kukar dapat terus berkembang dan bisa bersaing dengan daerah penghasil garam di Indonesia,” sebutnya.
Muslik berharap masyarakat pesisir dapat lebih mandiri dan tidak hanya bergantung pada sektor perikanan. "Melalui pengembangan industri garam, mereka punya peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan," pungkasnya. (Adv)
(Sf/By)