Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara
Salah satu Festival yang telah di jalankan oleh Pemkab Kukar berkolaborasi dengan Ekraf Loa Janan. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)
Tenggarong - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) terus berupaya menghidupkan kembali geliat seni dan budaya lokal di wilayah Kukar, salah satu langkahnya adalah menggulirkan program festival seni di tingkat kecamatan.
"Kita ingin memberi ruang ekspresi bagi pelaku seni, khususnya di desa-desa di Kukar. Arahan dari bupati sudah jelas seniman lokal harus diberdayakan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, Arianto, Sabtu (27/9/2025).
Ia menilai sudah saatnya para pelaku seni lokal di Kukar mendapat panggung yang layak untuk menunjukkan bakatnya secara terstruktur.
Pemkab Kukar berencana memfasilitasi pelaku seni lokal untuk membuat acara sesuai dengan kesenian yang dibawakan. Hal ini dilakukan karena banyak pelaku seni di kecamatan yang hanya tampil di acara kampung, sehingga perlu diberi ruang untuk mengekspresikan kreativitas mereka.
Arianto menyebut, seni bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga bagian dari pembangunan karakter dan identitas daerah.
Dirinya mencontohkan, grup musik dari Desa Melintang, Kecamatan Muara Wis yang menunjukkan antusiasme besar ketika pertama kalinya bisa tampil di luar lingkungan desa. Mereka sangat bersemangat untuk menunjukkan bakat mereka kepada audiens yang lebih luas.
"Terbukti di Koba Fest kemarin, dengan dukungan dan kesempatan yang diberikan, grup musik ini dapat mengekspresikan diri. Terbentuk bertahun-tahun, baru kali ini tampil di panggung umum luar wilayah,” ujarnya.
Ia menilai, penyelenggaraan festival bukan hanya memotivasi seniman untuk terus berkarya, tapi juga menciptakan regenerasi pelaku seni yang berkelanjutan. Kepada para pemuda yang selama ini hanya menyaksikan, maka akan didorong untuk ikut ambil bagian dalam dunia kesenian.
"Target kami, pelaksanaan festival di seluruh 20 kecamatan secara bergilir. Mungkin dalam satu bulan akan digelar dua festival di lokasi berbeda. Ini menjadi bentuk keseriusan pemerintah daerah dalam merawat budaya dan seni di kalangan masyarakat," sebut Arianto.
Dengan upaya ini, dirinya berharap dapat meningkatkan kebudayaan dan melestarikan nilai-nilai lokal di tengah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Dulu panggung seni hanya ada di kota, sekarang kita coba bawa ke desa. Ini bukan program jangka pendek, ini investasi budaya yang dapat membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan generasi mendatang,” tutupnya. (Adv)
(Sf/Lo)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -
Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara
Salah satu Festival yang telah di jalankan oleh Pemkab Kukar berkolaborasi dengan Ekraf Loa Janan. (Foto:M.anshori/Seputarfakta.com)
Tenggarong - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) terus berupaya menghidupkan kembali geliat seni dan budaya lokal di wilayah Kukar, salah satu langkahnya adalah menggulirkan program festival seni di tingkat kecamatan.
"Kita ingin memberi ruang ekspresi bagi pelaku seni, khususnya di desa-desa di Kukar. Arahan dari bupati sudah jelas seniman lokal harus diberdayakan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, Arianto, Sabtu (27/9/2025).
Ia menilai sudah saatnya para pelaku seni lokal di Kukar mendapat panggung yang layak untuk menunjukkan bakatnya secara terstruktur.
Pemkab Kukar berencana memfasilitasi pelaku seni lokal untuk membuat acara sesuai dengan kesenian yang dibawakan. Hal ini dilakukan karena banyak pelaku seni di kecamatan yang hanya tampil di acara kampung, sehingga perlu diberi ruang untuk mengekspresikan kreativitas mereka.
Arianto menyebut, seni bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga bagian dari pembangunan karakter dan identitas daerah.
Dirinya mencontohkan, grup musik dari Desa Melintang, Kecamatan Muara Wis yang menunjukkan antusiasme besar ketika pertama kalinya bisa tampil di luar lingkungan desa. Mereka sangat bersemangat untuk menunjukkan bakat mereka kepada audiens yang lebih luas.
"Terbukti di Koba Fest kemarin, dengan dukungan dan kesempatan yang diberikan, grup musik ini dapat mengekspresikan diri. Terbentuk bertahun-tahun, baru kali ini tampil di panggung umum luar wilayah,” ujarnya.
Ia menilai, penyelenggaraan festival bukan hanya memotivasi seniman untuk terus berkarya, tapi juga menciptakan regenerasi pelaku seni yang berkelanjutan. Kepada para pemuda yang selama ini hanya menyaksikan, maka akan didorong untuk ikut ambil bagian dalam dunia kesenian.
"Target kami, pelaksanaan festival di seluruh 20 kecamatan secara bergilir. Mungkin dalam satu bulan akan digelar dua festival di lokasi berbeda. Ini menjadi bentuk keseriusan pemerintah daerah dalam merawat budaya dan seni di kalangan masyarakat," sebut Arianto.
Dengan upaya ini, dirinya berharap dapat meningkatkan kebudayaan dan melestarikan nilai-nilai lokal di tengah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Dulu panggung seni hanya ada di kota, sekarang kita coba bawa ke desa. Ini bukan program jangka pendek, ini investasi budaya yang dapat membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan generasi mendatang,” tutupnya. (Adv)
(Sf/Lo)