Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara

    Eroh Bebaya ke-7 di Titik Nol Yogya Jadi Panggung Budaya Nasional

    Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -

    Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara

    29 Juni 2025 06:54 WIB

    Eroh Bebaya ke-7 di Titik Nol Yogyakarta. (Foto: Angga)

    Tenggarong - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali melaksanakan Eroh Bebaya ke-7 di Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949, titik nol kilometer Yogyakarta, pada Sabtu (28/6/2025) malam. 

    Acara kolaborasi antara Dinas Pariwisata, UMKM, dan Dispora Kukar ini berlangsung meriah diisi oleh tari-tarian khas Kutai. Deretan stan kuliner dan pameran budaya juga disuguhkan kepada para penonton, termasuk wisatawan mancanegara ikut menikmati pertunjukan. 

    Salah seorang turis asing bahkan sempat tersenyum lebar saat disodori makanan khas Kutai oleh Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin. “Silakan dicoba, ini asli dari tanah kami,” ujar Rendi sembari mengajak sang tamu berkeliling.

    Rendi menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Yogyakarta karena telah memberikan ruang agar kepada Kukar untuk untuk memperkenalkan Budaya dan Wisata Kuliner khas Kutai di Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Ia mengungkapkan, ini merupakan kunjungan perdananya di periode kedua menjabat sebagai Wakil Bupati mendampingi Dr Aulia Rahman Basri sebagai Bupati Kukar. 

    “Ini komitmen kami untuk menjadikan budaya sebagai wajah Kukar di kancah nasional dan internasional,” ujarnya. 

    Rendi menilai, Kukar menyimpan kekayaan lain yang lebih berharga: seni, budaya, dan manusianya. Kutai Kartanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Republik ini. dirinya bangga akan warisan budaya yang dimiliki, kekayaan itu pula yang membuat Presiden Joko Widodo menetapkan sebagian wilayah Kukar sebagai bagian dari Ibu Kota Nusantara (IKN).

    Selain itu, ia juga memperkenalkan beragam program keberpihakan Kukar terhadap pendidikan. “Mahasiswa Kukar yang kuliah di Yogya, Malang, Bandung, Banjarmasin, hingga Makassar tidak perlu bayar kos. Kami siapkan mess gratis dengan fasilitas layak,” ungkapnya.

    Kata dia, program itu sebagai bentuk perhatian terhadap generasi muda. Sebab, masa depan Kukar tidak hanya ditopang batu bara dan sawit, tapi oleh anak-anak muda yang cerdas dan peduli terhadap daerahnya. 

    Eroh Bebaya ke-7 menjadi lebih dari sekadar pagelaran budaya, ini adalah jembatan antara timur dan tengah, antara akar dan asa, antara Kukar dan dunia. (Adv)

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara

    Eroh Bebaya ke-7 di Titik Nol Yogya Jadi Panggung Budaya Nasional

    Seputarfakta.com - Muhammad Anshori -

    Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara

    29 Juni 2025 06:54 WIB

    Eroh Bebaya ke-7 di Titik Nol Yogyakarta. (Foto: Angga)

    Tenggarong - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali melaksanakan Eroh Bebaya ke-7 di Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949, titik nol kilometer Yogyakarta, pada Sabtu (28/6/2025) malam. 

    Acara kolaborasi antara Dinas Pariwisata, UMKM, dan Dispora Kukar ini berlangsung meriah diisi oleh tari-tarian khas Kutai. Deretan stan kuliner dan pameran budaya juga disuguhkan kepada para penonton, termasuk wisatawan mancanegara ikut menikmati pertunjukan. 

    Salah seorang turis asing bahkan sempat tersenyum lebar saat disodori makanan khas Kutai oleh Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin. “Silakan dicoba, ini asli dari tanah kami,” ujar Rendi sembari mengajak sang tamu berkeliling.

    Rendi menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Yogyakarta karena telah memberikan ruang agar kepada Kukar untuk untuk memperkenalkan Budaya dan Wisata Kuliner khas Kutai di Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Ia mengungkapkan, ini merupakan kunjungan perdananya di periode kedua menjabat sebagai Wakil Bupati mendampingi Dr Aulia Rahman Basri sebagai Bupati Kukar. 

    “Ini komitmen kami untuk menjadikan budaya sebagai wajah Kukar di kancah nasional dan internasional,” ujarnya. 

    Rendi menilai, Kukar menyimpan kekayaan lain yang lebih berharga: seni, budaya, dan manusianya. Kutai Kartanegara adalah kerajaan Hindu tertua di Republik ini. dirinya bangga akan warisan budaya yang dimiliki, kekayaan itu pula yang membuat Presiden Joko Widodo menetapkan sebagian wilayah Kukar sebagai bagian dari Ibu Kota Nusantara (IKN).

    Selain itu, ia juga memperkenalkan beragam program keberpihakan Kukar terhadap pendidikan. “Mahasiswa Kukar yang kuliah di Yogya, Malang, Bandung, Banjarmasin, hingga Makassar tidak perlu bayar kos. Kami siapkan mess gratis dengan fasilitas layak,” ungkapnya.

    Kata dia, program itu sebagai bentuk perhatian terhadap generasi muda. Sebab, masa depan Kukar tidak hanya ditopang batu bara dan sawit, tapi oleh anak-anak muda yang cerdas dan peduli terhadap daerahnya. 

    Eroh Bebaya ke-7 menjadi lebih dari sekadar pagelaran budaya, ini adalah jembatan antara timur dan tengah, antara akar dan asa, antara Kukar dan dunia. (Adv)

    (Sf/Rs)