Cari disini...
Seputarfakta.com - Nuraini -
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bontang
Gedung baru SMPN 2 Bontang, yang telah mulai digunakan sejak Februari 2025. (Foto: Nuraini/Seputarfakta.com)
Bontang - SMPN 2 Bontang akhirnya menghapus sistem pembelajaran dua sif setelah gedung tambahan 12 Ruang Kelas Baru (RKB) rampung dan mulai digunakan pada Februari 2024 lalu.
Wakil Kepala (Waka) Kurikulum SMPN 2 Bontang, Jumadi mengatakan sebelumnya mereka hanya memiliki 12 ruang kelas. Sedangkan ada 24 rombel siswa dan terpaksa harus bergantian menggunakan ruang kelas.
“Sebelumnya harus gantian, ada yang masuk pagi dan masuk siang,” ujarnya.
Pihaknya pun merasa bersyukur, karena pembelajaran kini berjalan lebih maksimal dan efektif dan waktu proses belajar mengajar setiap kelas bisa dioptimalkan.
Selain itu gedung baru juga sangat mempermudah akses bagi disabilitas dengan berbagai fasilitas yang diperuntukan untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), seperti toilet khusus dan lainnya.
“Sebagai sekolah inklusi di Bontang yang memiliki 24 ABK, sejumlah fasilitas yang dibangun oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang sudah sangat mendukung proses pembelajaran,” lanjutnya.
Sebagai informasi, Pemkot Bontang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menganggarkan Rp11,1 miliar untuk membangun gedung dengan lantai tiga di SMPN 2 tersebut.
Pembangunan ini bersumber dari Anggaran Pendapapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bontang. Dikerjakan oleh CV Anugerah Rezeki Abadi dengan konsultan pengawas PT Widya Aika Berkarya. (Adv)
(Sf/Lo)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Nuraini -
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bontang
Gedung baru SMPN 2 Bontang, yang telah mulai digunakan sejak Februari 2025. (Foto: Nuraini/Seputarfakta.com)
Bontang - SMPN 2 Bontang akhirnya menghapus sistem pembelajaran dua sif setelah gedung tambahan 12 Ruang Kelas Baru (RKB) rampung dan mulai digunakan pada Februari 2024 lalu.
Wakil Kepala (Waka) Kurikulum SMPN 2 Bontang, Jumadi mengatakan sebelumnya mereka hanya memiliki 12 ruang kelas. Sedangkan ada 24 rombel siswa dan terpaksa harus bergantian menggunakan ruang kelas.
“Sebelumnya harus gantian, ada yang masuk pagi dan masuk siang,” ujarnya.
Pihaknya pun merasa bersyukur, karena pembelajaran kini berjalan lebih maksimal dan efektif dan waktu proses belajar mengajar setiap kelas bisa dioptimalkan.
Selain itu gedung baru juga sangat mempermudah akses bagi disabilitas dengan berbagai fasilitas yang diperuntukan untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), seperti toilet khusus dan lainnya.
“Sebagai sekolah inklusi di Bontang yang memiliki 24 ABK, sejumlah fasilitas yang dibangun oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang sudah sangat mendukung proses pembelajaran,” lanjutnya.
Sebagai informasi, Pemkot Bontang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menganggarkan Rp11,1 miliar untuk membangun gedung dengan lantai tiga di SMPN 2 tersebut.
Pembangunan ini bersumber dari Anggaran Pendapapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bontang. Dikerjakan oleh CV Anugerah Rezeki Abadi dengan konsultan pengawas PT Widya Aika Berkarya. (Adv)
(Sf/Lo)