Jatung Utang, Kesenian Tradisional yang Lestari di Kampung Bena Baru

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur

    28 November 2023 10:09 WIB

    Alat Musik Jatung Utang yang masih dilestarikan di Kampung Bena Baru oleh orang Dayak Kenyah. (Foto: HO/Wikipedia)

    Samarinda - Kampung Bena Baru, salah satu kampung adat Dayak Kenyah di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, memiliki beragam kesenian yang khas yang dapat dijadikan tempat singgah wisatawan menikmati alat musik tradisional yang menyerupai gambang dan terbuat dari kayu, yakni Jatung Utang.

    Diketahui, Jatung Utang merupakan alat musik pukul yang terdiri dari 9-13 kepingan kayu yang diikat di atas tali dan dipasang pada kotak kayu yang terbuka di bagian atas. 

    Cara memainkannya adalah dengan memukul kayu-kayu tersebut dengan dua buah batang kayu terpisah. Tiap kayu menghasilkan nada yang berbeda-beda, sesuai dengan panjang dan ketebalannya. Kayu yang panjang dan tebal menghasilkan nada rendah, sedangkan kayu yang pendek dan tipis menghasilkan nada tinggi.

    Jatung Utang merupakan salah satu jenis alat musik Dayak Kenyah yang ada di Kepulauan Kalimantan. Alat musik ini terbuat dari kayu Lempung dan kayu Meranti yang telah dikeringkan. Kayu-kayu ini dipilih karena memiliki kualitas suara yang baik dan tahan lama.

    Menurut Ding, seorang pemain Jatung Utang yang juga pernah berkunjung ke Kampung Bena Baru, alat musik ini sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka. Alat musik ini ditemukan secara tidak sengaja oleh para petani yang sedang menunggu padi di sawah. 

    Mereka mengambil bekas-bekas kayu yang digunakan untuk membuka ladang dan mencoba mencocokkan dengan nada-nada yang dikeluarkan oleh alat musik Sampe, alat musik petik khas Dayak Kenyah.

    "Alat musik ini awalnya digunakan sebagai sarana hiburan dan komunikasi bagi masyarakat. Jatung Utang juga digunakan sebagai alat pengiring upacara adat dan tari-tarian Dayak Kenyah. Alat musik ini memiliki makna filosofis, yaitu sebagai simbol persatuan dan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan," kata Ding kepada Seputarfakta.com.

    Ding menambahkan, alat musik Jatung Utang juga mengalami perkembangan seiring dengan zaman. Alat musik ini kini tidak hanya digantung dengan menggunakan rotan atau tali, tetapi juga dibuatkan kotak kayu untuk meletakkan kayu-kayu nada. Alat musik ini juga sudah dipadukan dengan alat musik modern, seperti gitar, keyboard, dan drum. Alat musik ini juga sudah dipertunjukkan di berbagai acara, baik di dalam maupun di luar negeri.

    "Kami ingin melestarikan dan mengembangkan alat musik Jatung Utang sebagai warisan budaya kami. Kami juga ingin memperkenalkan alat musik ini kepada generasi muda dan masyarakat luas. Kami berharap alat musik ini dapat menjadi salah satu daya tarik wisata di Kampung Bena Baru," pungkas Ding.

    (SF/RS/Adv)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Jatung Utang, Kesenian Tradisional yang Lestari di Kampung Bena Baru

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur

    28 November 2023 10:09 WIB

    Alat Musik Jatung Utang yang masih dilestarikan di Kampung Bena Baru oleh orang Dayak Kenyah. (Foto: HO/Wikipedia)

    Samarinda - Kampung Bena Baru, salah satu kampung adat Dayak Kenyah di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, memiliki beragam kesenian yang khas yang dapat dijadikan tempat singgah wisatawan menikmati alat musik tradisional yang menyerupai gambang dan terbuat dari kayu, yakni Jatung Utang.

    Diketahui, Jatung Utang merupakan alat musik pukul yang terdiri dari 9-13 kepingan kayu yang diikat di atas tali dan dipasang pada kotak kayu yang terbuka di bagian atas. 

    Cara memainkannya adalah dengan memukul kayu-kayu tersebut dengan dua buah batang kayu terpisah. Tiap kayu menghasilkan nada yang berbeda-beda, sesuai dengan panjang dan ketebalannya. Kayu yang panjang dan tebal menghasilkan nada rendah, sedangkan kayu yang pendek dan tipis menghasilkan nada tinggi.

    Jatung Utang merupakan salah satu jenis alat musik Dayak Kenyah yang ada di Kepulauan Kalimantan. Alat musik ini terbuat dari kayu Lempung dan kayu Meranti yang telah dikeringkan. Kayu-kayu ini dipilih karena memiliki kualitas suara yang baik dan tahan lama.

    Menurut Ding, seorang pemain Jatung Utang yang juga pernah berkunjung ke Kampung Bena Baru, alat musik ini sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka. Alat musik ini ditemukan secara tidak sengaja oleh para petani yang sedang menunggu padi di sawah. 

    Mereka mengambil bekas-bekas kayu yang digunakan untuk membuka ladang dan mencoba mencocokkan dengan nada-nada yang dikeluarkan oleh alat musik Sampe, alat musik petik khas Dayak Kenyah.

    "Alat musik ini awalnya digunakan sebagai sarana hiburan dan komunikasi bagi masyarakat. Jatung Utang juga digunakan sebagai alat pengiring upacara adat dan tari-tarian Dayak Kenyah. Alat musik ini memiliki makna filosofis, yaitu sebagai simbol persatuan dan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan," kata Ding kepada Seputarfakta.com.

    Ding menambahkan, alat musik Jatung Utang juga mengalami perkembangan seiring dengan zaman. Alat musik ini kini tidak hanya digantung dengan menggunakan rotan atau tali, tetapi juga dibuatkan kotak kayu untuk meletakkan kayu-kayu nada. Alat musik ini juga sudah dipadukan dengan alat musik modern, seperti gitar, keyboard, dan drum. Alat musik ini juga sudah dipertunjukkan di berbagai acara, baik di dalam maupun di luar negeri.

    "Kami ingin melestarikan dan mengembangkan alat musik Jatung Utang sebagai warisan budaya kami. Kami juga ingin memperkenalkan alat musik ini kepada generasi muda dan masyarakat luas. Kami berharap alat musik ini dapat menjadi salah satu daya tarik wisata di Kampung Bena Baru," pungkas Ding.

    (SF/RS/Adv)