Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur
Di dalam Goa Tapak Raja, tempat para raja melakukan ritual. (Foto: Istimewa)
Samarinda - Goa Tapak Raja, salah satu destinasi wisata alam yang menarik untuk dikunjungi wisatawan yang terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sepenggal sejarah diambil dari peninggalan tokoh-tokoh adat setempat dan para raja terdahulu.
Goa ini berasal dari bentuk tapak kaki manusia yang ditemukan di salah satu lorong dan lokasinya berjarak sekitar 1 kilometer dari Titik Nol Nusantara, dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam perjalanan. Menurut informasi yang beredar, tapak kaki ini diperkirakan merupakan jejak tapak kaki raja yang pernah berkunjung ke sana
Goa Tapak Raja juga memiliki dua pintu masuk yang berdampingan, terdapat satu lubang tembus ke atas gua dengan jalur yang ditumbuhi aneka flora lokal termasuk tanaman hias. Di dalam goa tersebut terdapat stalaktit dan stalagmit yang menyerupai telapak kaki manusia dan batu-batu besar.
Goa Tapak Raja memiliki sejarah yang panjang dan misterius. Dilansir dari Tribunnews Kaltim, Kepala Desa Wonosari bernama Kasiyono, Goa Tapak Raja diyakini sebagai lokasi pertapaan pada zaman kerajaan. Konon, di sini para raja melakukan ritual untuk memperkuat kekuasaan dan kesuburan tanah.
"Siapa nama rajanya yang bertapa di sini tidak disebutkan. Tapi pada zaman kerajaan, konon goa ini dijadikan sebagai tempat pertapaan. Itu juga diyakini oleh tokoh adat atau pemangku suku Paser," kata Kasiyoni, Kepala Desa Wonosari.
Setelah zaman kerajaan, kegiatan pertapaan di Goa Tapak Raja kemudian diikuti oleh seorang tokoh suku Paser pada zaman gerombolan, yakni sekitar 1950 hingga 1960-an. Tokoh tersebut tinggal di sini memperdalam ilmu kanuragan (ilmu bela diri secara supranatural), serta memiliki seorang sahabat yang menunggu di dalam goa, bernama Bea.
Kasiyono mengatakan, Goa Tapak Raja sudah tidak lagi menjadi tempat ritual bertapa setelah adanya transmigrasi pada tahun 1983. Namun, masih ada masyarakat yang menganggap bahwa Goa Tapak Raja adalah tempat suci dan harus dilestarikan.
Untuk itu, Kasiyono berharap pemerintah pusat dapat memberikan perhatian dan fasilitas bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Goa Tapak Raja. Ia juga mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kelestarian goa tersebut agar tidak rusak oleh aktivitas manusia.
"Saya optimis akan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar sini. Bisa menampung atau mempekerjakan lebih dari 100 orang dengan gaji UMR. Itu target kami," ucapnya
Kekayaan budaya dan alam Indonesia yang masih belum banyak diketahui oleh publik. Dengan adanya informasi dan promosi yang baik, Goa Tapak Raja dapat menjadi salah satu daya tarik wisatawan dalam mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Timur, Restiawan Baihaqi, dengan melihat potensi tersebut mendukung pengembangan oleh pengelola desa tersebut. Apalagi lokasi yang strategis dekat dengan IKN.
"Ini wisata yang kita dukung, dari sejarah dan lokasi yang menarik untuk dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara, ini harus dirawat dan kami dukung itu," ungkap pria yang disapa Baihaqi di Samarinda, Kamis.
(Adv/Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur
Di dalam Goa Tapak Raja, tempat para raja melakukan ritual. (Foto: Istimewa)
Samarinda - Goa Tapak Raja, salah satu destinasi wisata alam yang menarik untuk dikunjungi wisatawan yang terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sepenggal sejarah diambil dari peninggalan tokoh-tokoh adat setempat dan para raja terdahulu.
Goa ini berasal dari bentuk tapak kaki manusia yang ditemukan di salah satu lorong dan lokasinya berjarak sekitar 1 kilometer dari Titik Nol Nusantara, dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam perjalanan. Menurut informasi yang beredar, tapak kaki ini diperkirakan merupakan jejak tapak kaki raja yang pernah berkunjung ke sana
Goa Tapak Raja juga memiliki dua pintu masuk yang berdampingan, terdapat satu lubang tembus ke atas gua dengan jalur yang ditumbuhi aneka flora lokal termasuk tanaman hias. Di dalam goa tersebut terdapat stalaktit dan stalagmit yang menyerupai telapak kaki manusia dan batu-batu besar.
Goa Tapak Raja memiliki sejarah yang panjang dan misterius. Dilansir dari Tribunnews Kaltim, Kepala Desa Wonosari bernama Kasiyono, Goa Tapak Raja diyakini sebagai lokasi pertapaan pada zaman kerajaan. Konon, di sini para raja melakukan ritual untuk memperkuat kekuasaan dan kesuburan tanah.
"Siapa nama rajanya yang bertapa di sini tidak disebutkan. Tapi pada zaman kerajaan, konon goa ini dijadikan sebagai tempat pertapaan. Itu juga diyakini oleh tokoh adat atau pemangku suku Paser," kata Kasiyoni, Kepala Desa Wonosari.
Setelah zaman kerajaan, kegiatan pertapaan di Goa Tapak Raja kemudian diikuti oleh seorang tokoh suku Paser pada zaman gerombolan, yakni sekitar 1950 hingga 1960-an. Tokoh tersebut tinggal di sini memperdalam ilmu kanuragan (ilmu bela diri secara supranatural), serta memiliki seorang sahabat yang menunggu di dalam goa, bernama Bea.
Kasiyono mengatakan, Goa Tapak Raja sudah tidak lagi menjadi tempat ritual bertapa setelah adanya transmigrasi pada tahun 1983. Namun, masih ada masyarakat yang menganggap bahwa Goa Tapak Raja adalah tempat suci dan harus dilestarikan.
Untuk itu, Kasiyono berharap pemerintah pusat dapat memberikan perhatian dan fasilitas bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Goa Tapak Raja. Ia juga mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kelestarian goa tersebut agar tidak rusak oleh aktivitas manusia.
"Saya optimis akan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar sini. Bisa menampung atau mempekerjakan lebih dari 100 orang dengan gaji UMR. Itu target kami," ucapnya
Kekayaan budaya dan alam Indonesia yang masih belum banyak diketahui oleh publik. Dengan adanya informasi dan promosi yang baik, Goa Tapak Raja dapat menjadi salah satu daya tarik wisatawan dalam mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Timur, Restiawan Baihaqi, dengan melihat potensi tersebut mendukung pengembangan oleh pengelola desa tersebut. Apalagi lokasi yang strategis dekat dengan IKN.
"Ini wisata yang kita dukung, dari sejarah dan lokasi yang menarik untuk dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara, ini harus dirawat dan kami dukung itu," ungkap pria yang disapa Baihaqi di Samarinda, Kamis.
(Adv/Sf/Rs)