Desa Batuah Siap Jadi Destinasi Wisata Agro Berbasis Buah Elai

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur

    27 November 2023 10:23 WIB

    Dasawisma Asoka yang terletak di Desa Batuah yang berpotensi ditempati sebagai tempat penanaman pohon Elai. (Foto: Istimewa)

    Samarinda - Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata agro berbasis buah elai, salah satu jenis durian yang khas dan unik.

    Buah elai memiliki tekstur daging yang tidak basah, rasa yang lezat, dan aroma yang tidak menyengat. Buah ini cocok bagi mereka yang ingin menikmati durian tanpa terganggu dengan baunya.

    "Elai sudah cukup terkenal di Kalimantan Timur. Durian jenis ini memiliki keunggulan dari sisi tekstur, cita rasa dan aroma yang tidak menyengat dibanding jenis durian lain," kata Agus Priyono, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Batuah yang dikutip dari liputan6, Senin.

    Menurut Agus, elai tumbuh subur dan tersebar di Desa Batuah. Selain itu, ada juga durian jenis mandong, yang merupakan persilangan alami dari elai dan durian.

    "Elai tidak ada di tempat lain. Ini keunggulan kita," ujarnya.

    Agus mengatakan, ia bersama pemerintah desa dan masyarakat sedang mengembangkan konsep wisata agro berbasis buah elai yang diberi nama Dewi Belai.

    "Dewi Belai adalah singkatan dari Desa Wisata Buah Elai. Konsepnya adalah mengajak wisatawan untuk menikmati keindahan dan kesegaran kebun elai milik warga, serta mencicipi buah elai yang lezat dan sehat," katanya.

    Ia menjelaskan, konsep Dewi Belai sudah disiapkan sejak lama sebelum dicetuskan. Sebagai PPL yang sudah sangat dekat dengan warga, ia terus memberikan pembinaan dan motivasi agar warga mau mengembangkan kebun elai.

    "Kebun elai bertebaran mulai dari Dusun Tani Jaya, Dusun Karya Makmur, dan Dusun Tani Makmur. Tinggal kita siapkan saja," katanya.

    Selain itu, ia juga menggandeng ibu-ibu PKK untuk mengembangkan kebun dasawisma, yaitu kebun dan taman yang ditanami dengan berbagai macam buah dan sayuran di sekitar pemukiman.

    "Dasawisma ini menjadi embrio Dewi Belai. Sambil kita matangkan konsepnya, ibu-ibu dasawisma ini sudah memulai membangun spot wisata yang menarik," katanya.

    Agus berharap, konsep Dewi Belai bisa terealisasi dalam waktu dekat. Ia mengaku, masih ada tantangan dalam mengedukasi masyarakat desa agar lebih mengenal dan mengembangkan potensi wisata di desanya.

    "Mereka masih asing dengan apa itu wisata kebun, wisata agrowisata. Ini yang harus terus kita edukasi, sementara potensinya besar sekali," katanya.

    Ia menambahkan, pengembangan Dewi Belai juga terus dikebut dengan melakukan penanaman pohon elai secara masif. Ia berharap, Dewi Belai bisa menjadi ikon Desa Batuah yang menarik wisatawan dari berbagai daerah.

    "Kita tidak perlu menunggu musim buah, karena kita bisa menawarkan keindahan dan kesegaran kebun elai sepanjang tahun. Ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi Desa Batuah," katanya.

    Sementara itu, Kepala Desa Batuah Abdul Rasyid menyambut baik konsep Dewi Belai. Ia mengatakan, pemerintah desa akan mendukung dengan segala upaya yang bisa dilakukan, termasuk melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

    "Elai adalah bagian tak terpisahkan dari Desa Batuah. Sebab sejak dulu, warga desa kami sudah mengembangkan kebun salah satu jenis durian itu. Tentu kita mendukung dengan segala upaya yang bisa kita lakukan. Kita akan libatkan BUMDes agar bisa terealisasi secepatnya," kata Rasyid. 

    (SF/RS/Adv)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Desa Batuah Siap Jadi Destinasi Wisata Agro Berbasis Buah Elai

    Seputarfakta.com - Maulana -

    Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur

    27 November 2023 10:23 WIB

    Dasawisma Asoka yang terletak di Desa Batuah yang berpotensi ditempati sebagai tempat penanaman pohon Elai. (Foto: Istimewa)

    Samarinda - Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata agro berbasis buah elai, salah satu jenis durian yang khas dan unik.

    Buah elai memiliki tekstur daging yang tidak basah, rasa yang lezat, dan aroma yang tidak menyengat. Buah ini cocok bagi mereka yang ingin menikmati durian tanpa terganggu dengan baunya.

    "Elai sudah cukup terkenal di Kalimantan Timur. Durian jenis ini memiliki keunggulan dari sisi tekstur, cita rasa dan aroma yang tidak menyengat dibanding jenis durian lain," kata Agus Priyono, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Batuah yang dikutip dari liputan6, Senin.

    Menurut Agus, elai tumbuh subur dan tersebar di Desa Batuah. Selain itu, ada juga durian jenis mandong, yang merupakan persilangan alami dari elai dan durian.

    "Elai tidak ada di tempat lain. Ini keunggulan kita," ujarnya.

    Agus mengatakan, ia bersama pemerintah desa dan masyarakat sedang mengembangkan konsep wisata agro berbasis buah elai yang diberi nama Dewi Belai.

    "Dewi Belai adalah singkatan dari Desa Wisata Buah Elai. Konsepnya adalah mengajak wisatawan untuk menikmati keindahan dan kesegaran kebun elai milik warga, serta mencicipi buah elai yang lezat dan sehat," katanya.

    Ia menjelaskan, konsep Dewi Belai sudah disiapkan sejak lama sebelum dicetuskan. Sebagai PPL yang sudah sangat dekat dengan warga, ia terus memberikan pembinaan dan motivasi agar warga mau mengembangkan kebun elai.

    "Kebun elai bertebaran mulai dari Dusun Tani Jaya, Dusun Karya Makmur, dan Dusun Tani Makmur. Tinggal kita siapkan saja," katanya.

    Selain itu, ia juga menggandeng ibu-ibu PKK untuk mengembangkan kebun dasawisma, yaitu kebun dan taman yang ditanami dengan berbagai macam buah dan sayuran di sekitar pemukiman.

    "Dasawisma ini menjadi embrio Dewi Belai. Sambil kita matangkan konsepnya, ibu-ibu dasawisma ini sudah memulai membangun spot wisata yang menarik," katanya.

    Agus berharap, konsep Dewi Belai bisa terealisasi dalam waktu dekat. Ia mengaku, masih ada tantangan dalam mengedukasi masyarakat desa agar lebih mengenal dan mengembangkan potensi wisata di desanya.

    "Mereka masih asing dengan apa itu wisata kebun, wisata agrowisata. Ini yang harus terus kita edukasi, sementara potensinya besar sekali," katanya.

    Ia menambahkan, pengembangan Dewi Belai juga terus dikebut dengan melakukan penanaman pohon elai secara masif. Ia berharap, Dewi Belai bisa menjadi ikon Desa Batuah yang menarik wisatawan dari berbagai daerah.

    "Kita tidak perlu menunggu musim buah, karena kita bisa menawarkan keindahan dan kesegaran kebun elai sepanjang tahun. Ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi Desa Batuah," katanya.

    Sementara itu, Kepala Desa Batuah Abdul Rasyid menyambut baik konsep Dewi Belai. Ia mengatakan, pemerintah desa akan mendukung dengan segala upaya yang bisa dilakukan, termasuk melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

    "Elai adalah bagian tak terpisahkan dari Desa Batuah. Sebab sejak dulu, warga desa kami sudah mengembangkan kebun salah satu jenis durian itu. Tentu kita mendukung dengan segala upaya yang bisa kita lakukan. Kita akan libatkan BUMDes agar bisa terealisasi secepatnya," kata Rasyid. 

    (SF/RS/Adv)