Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur
Hulu Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Sebuah sungai yang membelah Kota Samarinda dengan panjang 34,7 kilometer, Sungai Karang Mumus (SKM), ternyata banyak tanaman endemik (spesies terbatas di wilayah tertentu) yang jarang diketahui oleh orang Samarinda.
Namun, tanaman endemik ini hanya ditemui di ruang terbuka hijau (RTH) atau hulu dari SKM. Sehingga, siapapun yang ingin ke hulu SKM harus menyusuri sungai terlebih dahulu menggunakan perahu ketinting atau sejenisnya.
Sejak tahun 2018, Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) sudah membuka sekolah alam, yang mana pelajar hingga akademisi ikut berkecimpung dalam melakukan penanaman pohon endemik di hulu SKM.
Melihat antusiasme komunitas dan organisasi yang berada di Samarinda bahkan daerah lain, berbondong-bondong untuk melakukan kegiatan disana. Membuat peluang ini semakin nyata untuk dijadikan ekowisata hutan.
Menurut informasi beredar, hulu SKM ini sudah dibaca peluangnya oleh banyak investor, dari pembangunan cafe dengan konsep bernuansa alam hingga wisata susur sungai.
Menanggapi itu, Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dispar Kaltim, Restiawan Baihaqi mendukung upaya yang dilakukan pihak ketiga untuk membuat sebuah destinasi wisata.
"Tentu kami mendukung, apalagi dari pihak Pemprov Kaltim, BWS dan Pemkot Samarinda sudah bekerja sama, dalam merawat SKM ini. Dan ada program membersihkan sungai hingga pelebaran sungai," beber Baihaqi di kantor Dispar, Samarinda, Kamis (2/11/2023).
Ia juga mencontohkan seperti sungai yang ada di Surabaya, disana sungai tersebut dijadikan tempat wisata. "Kalau malam disitu indah, banyak lampu-lampu yang menyala, nah itu bisa dijadikan contoh," tuturnya.
(Sf/Rs/Adv)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur
Hulu Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda. (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Sebuah sungai yang membelah Kota Samarinda dengan panjang 34,7 kilometer, Sungai Karang Mumus (SKM), ternyata banyak tanaman endemik (spesies terbatas di wilayah tertentu) yang jarang diketahui oleh orang Samarinda.
Namun, tanaman endemik ini hanya ditemui di ruang terbuka hijau (RTH) atau hulu dari SKM. Sehingga, siapapun yang ingin ke hulu SKM harus menyusuri sungai terlebih dahulu menggunakan perahu ketinting atau sejenisnya.
Sejak tahun 2018, Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) sudah membuka sekolah alam, yang mana pelajar hingga akademisi ikut berkecimpung dalam melakukan penanaman pohon endemik di hulu SKM.
Melihat antusiasme komunitas dan organisasi yang berada di Samarinda bahkan daerah lain, berbondong-bondong untuk melakukan kegiatan disana. Membuat peluang ini semakin nyata untuk dijadikan ekowisata hutan.
Menurut informasi beredar, hulu SKM ini sudah dibaca peluangnya oleh banyak investor, dari pembangunan cafe dengan konsep bernuansa alam hingga wisata susur sungai.
Menanggapi itu, Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dispar Kaltim, Restiawan Baihaqi mendukung upaya yang dilakukan pihak ketiga untuk membuat sebuah destinasi wisata.
"Tentu kami mendukung, apalagi dari pihak Pemprov Kaltim, BWS dan Pemkot Samarinda sudah bekerja sama, dalam merawat SKM ini. Dan ada program membersihkan sungai hingga pelebaran sungai," beber Baihaqi di kantor Dispar, Samarinda, Kamis (2/11/2023).
Ia juga mencontohkan seperti sungai yang ada di Surabaya, disana sungai tersebut dijadikan tempat wisata. "Kalau malam disitu indah, banyak lampu-lampu yang menyala, nah itu bisa dijadikan contoh," tuturnya.
(Sf/Rs/Adv)