Cari disini...
Seputarfakta.com – Agus Saputra -
Dinas Komunikasi dan Informatika PPU
Pelaksanaan Festival Nondoi pada 2019 lalu.(Dok:Humas Setkab PPU)
Penajam – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Penajam Paser Utara (PPU) bersama Lembaga Adat Paser (LAP) bakal menggelar Festival Nondoi pada 28 Oktober hingga 2 November 2024 mendatang.
Festival Nondoi bakal digelar di Rumah Adat Kuta Rekan Tatau Penajam, Kelurahan Nipah-nipah, Kecamatan Penajam.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan dan Pariwisata Disbudpar PPU, Christian Nur Selamat mengatakan Festival Nondoi ini merupakan ritual bersih-bersih kampung dan sudah ada sejak zaman dahulu yang dilakukan leluhur Suku Paser.
“Ritual bersih-bersih itu dipercaya masyarakat setempat mampu memberikan mereka keselamatan dan kesejahteraan," kata Christian, Rabu (16/10/2024).
Kepercayaan itu, kata dia, sudah dilakukan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Di mana pada upacara Nondoi, roh-roh nenek moyang akan ikut menghadiri ritual dan dipercaya mempunyai kekuatan ghoib.
Festival ini akan berlangsung selama enam hari dengan diisi berbagai rangkaian kegiatan, seperti pemasangan gitang atau gelang yang dikenakan oleh bulung (Pemimpin adat) sebagai pertanda menandakan bahwa Festival Nondoi sudah dimulai.
Dilanjutkan dengan permainan ataupun olahraga tradisional, lomba berpidato dengan menggunakan Bahasa Paser dan lomba mewarnai tentang kebudayaan yang diikuti oleh anak-anak sekolah yang diselenggarakan LAP.
Pada malam hari, kegiatan dilanjutkan dengan acara hiburan yang memperlombakan ajang penampilkan kebudayaan berupa tarian dan seni musik tradisional berlangsung selama tiga hari, 28-31 Oktober 2024.
Selebihnya, lanjut Christian, akan diisi dengan rangkaian daripara seniman dan budaya lokal hingga pukul 22.00 Wita malam.
“Setelah melewati pukul 22.00 WITA, akan dilaksanakan ritual adat belian hingga pukul 05.00 Wita. Di akhir kegiatan akan ditutup dengan ritual Larung Zakit (Pelepasan rakit) di sungai terdekat,” ungkap Cristian.
Ia mengaku pada 2024 ini, Festival Nondoi tersebut masuk dalam daftar Kharisma Event Nasional oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
“Dengan masuknya Festival Nondoi di Kharisma Event Nasional, maka Kemenparekraf akan mempromosikan festival ini hingga luar negeri atau internasional,” imbuhnya.
Dispar juga akan bersinergi dengan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan PPU untuk ikut mempromosikan produk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan menjajakan produknya pada kegiatan itu.
“Nanti bakal ada pasar kangen yang akan menyajikan kuliner tempo dulu. Ini merupakan langkah kita untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar,” ucap Christian. (adv)
(Sf/By)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com – Agus Saputra -
Dinas Komunikasi dan Informatika PPU
Pelaksanaan Festival Nondoi pada 2019 lalu.(Dok:Humas Setkab PPU)
Penajam – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Penajam Paser Utara (PPU) bersama Lembaga Adat Paser (LAP) bakal menggelar Festival Nondoi pada 28 Oktober hingga 2 November 2024 mendatang.
Festival Nondoi bakal digelar di Rumah Adat Kuta Rekan Tatau Penajam, Kelurahan Nipah-nipah, Kecamatan Penajam.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan dan Pariwisata Disbudpar PPU, Christian Nur Selamat mengatakan Festival Nondoi ini merupakan ritual bersih-bersih kampung dan sudah ada sejak zaman dahulu yang dilakukan leluhur Suku Paser.
“Ritual bersih-bersih itu dipercaya masyarakat setempat mampu memberikan mereka keselamatan dan kesejahteraan," kata Christian, Rabu (16/10/2024).
Kepercayaan itu, kata dia, sudah dilakukan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Di mana pada upacara Nondoi, roh-roh nenek moyang akan ikut menghadiri ritual dan dipercaya mempunyai kekuatan ghoib.
Festival ini akan berlangsung selama enam hari dengan diisi berbagai rangkaian kegiatan, seperti pemasangan gitang atau gelang yang dikenakan oleh bulung (Pemimpin adat) sebagai pertanda menandakan bahwa Festival Nondoi sudah dimulai.
Dilanjutkan dengan permainan ataupun olahraga tradisional, lomba berpidato dengan menggunakan Bahasa Paser dan lomba mewarnai tentang kebudayaan yang diikuti oleh anak-anak sekolah yang diselenggarakan LAP.
Pada malam hari, kegiatan dilanjutkan dengan acara hiburan yang memperlombakan ajang penampilkan kebudayaan berupa tarian dan seni musik tradisional berlangsung selama tiga hari, 28-31 Oktober 2024.
Selebihnya, lanjut Christian, akan diisi dengan rangkaian daripara seniman dan budaya lokal hingga pukul 22.00 Wita malam.
“Setelah melewati pukul 22.00 WITA, akan dilaksanakan ritual adat belian hingga pukul 05.00 Wita. Di akhir kegiatan akan ditutup dengan ritual Larung Zakit (Pelepasan rakit) di sungai terdekat,” ungkap Cristian.
Ia mengaku pada 2024 ini, Festival Nondoi tersebut masuk dalam daftar Kharisma Event Nasional oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
“Dengan masuknya Festival Nondoi di Kharisma Event Nasional, maka Kemenparekraf akan mempromosikan festival ini hingga luar negeri atau internasional,” imbuhnya.
Dispar juga akan bersinergi dengan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan PPU untuk ikut mempromosikan produk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan menjajakan produknya pada kegiatan itu.
“Nanti bakal ada pasar kangen yang akan menyajikan kuliner tempo dulu. Ini merupakan langkah kita untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar,” ucap Christian. (adv)
(Sf/By)